Sunday, November 17, 2013

Korean Tour 2 oCTOber 2013

Korean Tour
2 oCTOber 2013

Hari ini tujuan pertama kami adalah Bukchon Hanok Village, ini adalah suatu area di Seoul dimana bangunan rumah-rumahnya masih asli tradisional Korea. Kami tidak masuk terlalu jauh, cukup berfoto-foto didepannya saja. Sayang padahal ternyata di dalamnya lebih banyak yang bisa dilihat.
Lalu kami menuju Gyeongbok Palace, istana raja Korea. Disini kami bisa melihat juga singgasana raja, tour guide kami memberikan sejarah singkat mengenai istana dan raja Korea ini.
Selanjutnya kami diajak menuju Ginseng Center, disini kami lagi lagi mendapat sales yang fasih berbahasa Indonesia, sebelum berbelanja kami mendapatkan penjelasan mengenai sejarah dan khasiat ginseng. Mereka juga sangat membanggakan tentang khasiat ginseng asli Korea dibandingkan dengan ginseng Cina, Jepang dan Amerika. Kami membeli Ginseng Extract karena kami tertarik dengan khasiat yang ditawarkan, walaupun harganya tidak bisa dibilang murah.
Selanjutnya kami diajak berbelanja di Duty Free Shop. Toko ini dikhususkan memang hanya wisatawan manca negara. Barang barang disini sudah bebas pajak, jadi seharusnya bisa lebih murah. Sebenarnya barang disini bagus bagus, tapi kebetulan tidak ada barang yang kami cari jadi saya tidak terlalu lama didalam. Sambil menunggu grup kami berbelanja, kami jalan ke sekitar Duty Free Shop ini dan ternyata dekat dengan pusat kota, seperti alun-alun, diseberang istana raja dimana ada air mancur dan patung raja Korea.
Sorenya kami diajak berbelanja di Myeondong Street. Kata guide kami, ini adalah pusat perbelanjaan seperti Malioboro di Yogya. Berbagai macam barang dari makanan sampai pakaian, dijual disini. Walau guide kami tidak terlalu menyarankan karena katanya disini banyak produk Cina. Tapi bagi kami yang penting kan murah. Tidak banyak juga kami berbelanja di sini. Malah kami mencoba Kebab dan Es Krim Turki yang penyajiannya bikin kita tertawa kaarena kami seolah olah dikerjai oleh pennjual es krim itu. Kami juga mencoba gula-gula Korea yang dibuat langsung di depan kami. Tapi yang berkesan adalah Food Street berupa lapisan roti dibawah dan telur ceplok dilapisan atasnya. Rasanya enak sekali, antara manisnya roti dan gurihnya telur ceplok. Yang unik, sang penjual tidak memegang duit pembayaran sama sekali. Pembeli disuruh memasukan uang pembayaran ke kotak yang disediakan. Dan bila ada kembalian, pembeli sendiri juga yang harus mengambilnya. Mungkin maksudnya biar higienis karena tangan sang penjual hanya memegang bahan-bahan makanan. Aku juga mencoba food street berupa potongan jeruk besar, bukan jeruk bali, yang ditaruh di mangkuk dan diatasnya disiram madu atau susu.


No comments:

Post a Comment