Wednesday, November 23, 2022

Awal November 2022

Awal November 2022
Pagi itu, sehari setelah Arum bilang tentang keputusannya, setelah mengantar Altaf sekolah, papa dan mama sarapan di bubur mang Ujang. Awalnya papa dan mama cuma duduk berdua. Tempatnya seperti biasa, selalu hampir penuh. Lalu, mamamu liat ada bapak bapak tua, sendirian, sedang mencari tempat duduk karena ingin makan di tempat. Sempat bapak bapak itu mau duduk di meja sebelah kami, tapi ternyata kursinya juga sudah ada yang mau menempati. Akhirnya mamamu menawarkan duduk semeja dengan kami. 
Bapak bapak itu sudah tua banget, rambutnya putih semua. Dan ternyata bapak itu ramah sekali, langsung aja bapak itu mengajak kami mengobrol. Ternyata dia pensiunan Chevron. Istrinya sedang di Jakarta, ke tempat anaknya. Dia juga cerita, istrinya itu dulu non muslim, dan alhamdulillah sudah mualaf sejak dulu awal menikah. Bapak itu bilang, "bagi Allah, nggak ada yang mustahil". Mensyukuri istrinya yang telah dalam keislaman. 
Air mata papa hampir pecah, mama juga tertegun. Sepertinya, Allah menyampaikan pesanNya kepada kami, menjawab kami, atas masalah yang baru kami alami. Pulangnya, di mobil, ceramah di radio yang kami dengarkan pun, membahas tentang hidayah. Ini seperti rentetan pesan pesan yang mungkin  ingin Allah sampaikan kepada kami, setelah sehari sebelumnya pun di radio kami mendengar ceramah tentang hidayah. 
Papa sama mama berusaha kuat, papa dan mama cuma bisa berdoa sekarang. 
Papa yakin, masih ada waktu, masih ada kesempatan untuk hidayah itu kembali kepada anak kami yang paling kami sayangi. 
Papa berjanji, papa tetap sayang sama Arum sampai kapan pun. Sama seperti janji papa dan mama untuk selalu berdoa untuk kebaikan Arum. Dan terutama kami berdoa agar hati Arum dibukakan, dan agar Allah memberi hidayah selalu untuk anak anak papa dan mama. 
Papa kangen sama Arum.