Monday, December 30, 2013

Out Of Comfort Zone

Out Of Comfort Zone

Here I am, out of my comfort zone.
Akhirnya aku keluar dari yang selama ini disebut zona nyamanku. Dari pekerjaan mapan dengan pengalaman 10 tahun di area Total, dengan gaji yang lumayan aku keluar dan bekerja di tempat lain. Tempat yang belum pernah aku bekerja sebelumnya, walau jenis pekerjaannya sama, tapi masih banyak yang baru bagiku.
Kenapa aku mau keluar dari zona nyamanku? Di tempat yang lama sebenarnya aku ada kegelisahan dan kejenuhan. Jenis pekerjaan yang tidak terlalu beragam dan masih banyak bagian dari dunia Slickline ini yang belum kupelajari. Nah, di tempat ini, kesempatan untuk belajar bagian itu sangat besar. Selain itu juga, di tempat yang lama itu, sampai kapanpun aku akan tetap di posisi itu, gitu gitu aja. Aku tidak meremehkan pekerjaan di tempat sebelumnya, tapi aku menjadi merasa stagnan karena tuntutan untuk menambah ilmu tidak terlalu besar. Aku jadi terlena oleh kemapanan itu, sehingga aku lupa bahwa kita harus terus maju dan terus belajar.
Tapi resiko yang kuambil dengan keluar dari zona nyamanku ini tidaklah terlalu besar. Dari segi pendapatan pun tidak berkurang banyak, tapi paling nggak masalah penggajian selalu on time.
Niatku dari awal adalah untuk mengembangkan karier dan kemampuanku dan memberikan yang terbaik untuk keluargaku.
Haddori Amma

Saturday, December 28, 2013

Ganti Baju

Ganti Baju

Akhirnya, awal desember 2013 ini aku "ganti baju". Ganti baju adalah istilah yang kami gunakan jika kami berpindah perusahaan. Mulai desember ini aku pindah kerja ke EXPRO, sebuah perusahaan multi nasional yang bergerak di bidang yang sama dengan tempatku bekerja sebelumnya. Lingkup kerjanya pun sama, hanya saja lokasinya berbeda. Makanya disebut ganti baju, karena pekerjaannya sama aja, cuman baju/coverallnya aja yang berbeda.
Banyak alasan kenapa aku ganti baju, tapi yang utama adalah aku ingin mengembangkan pengetahuanku di bidang ini. Karena walaupun sudah 10 tahun bekerja, banyak hal hal yang belum kudapatkan di tempat sebelumnya. Hal ini karena karakteristik sumurnya yang berbeda-beda. Selain itu juga aku menginginkan kepastian mengenai penggajian dan keprofesionalan perusahaan tempatku bekerja.
Awal kerja yang kurasakan memang berat. Mobilisasi kerja disini lebih cepat, dalam sehari kita bisa rig up rig down 2 kali, apalagi kami terus kehujanan selama hampir seminggu disini. Dan akomodasi pun tidak seenak di area Total. Apalagi waktu pertama kali naik ternyata aku langsung in charge sebagai chief operator, padahal aku pikir aku harus orientasi dulu. Untung saja aku mendapatkan crew yang pengalaman dan sangat membantu sekali dalam pekerjaan. Alhamdulillah minggu pertama aku naik itu semua berjalan lancar.
Sekarang ini aku naik untuk trip kedua, alhamdulillah sampai saat ini lancar lancar aja. Walau lebih capek, tapi insyaallah karena niatnya belajar, maka semua proses ini dinikmati aja. Mudah-mudahan semua berjalan lancar, karena niatku untuk memberikan yang lebih baik untuk keluarga.

Tuesday, December 24, 2013

Insyaallah

Pagi tadi, sebelum aku berangkat kerja, aku sempatkan untuk membeli test pack untuk istriku. Sebenarnya sudah dari tadi malam mau beli, tapi kelupaan terus. Dan sudah beberapa hari ini istriku belum haid, padahal sudah lewat waktunya. Jadinya subuh subuh aku keluar cari apotik yang buka 24 jam buat beli test pack.
Waktu aku berangkat kerja tadi sih belum sempat di tes. Tapi kira kira 1 jam sesudah berangkat, aku ditelpon istriku, katanya dia test dua kali, hasilnya positif. Jadi kemungkinan besar hamil.
Kami mencoba menahan diri dulu, tidak mau terlalu senang tapi tetap harus berhati-hati. Karena kehamilan yang terakhir gagal, dan istriku harus dikuret. Jadi kami tidak gembar gembor dulu, aku cuma pesan sama istriku supaya jangan terlalu capek dan rajin minum madu yang dulu kami beli di korea.
Aku juga berdoa, semoga kami dan anak kami tetap diberi kesehatan. Itu saja yang kami minta. Amin.

Sunday, December 22, 2013

Akil Baliqh


Kemaren, tanggal 22 desember 2013, Arum mulai haid. Tanda bahwa dia sudah memasuki fase dewasa, fase dimana semua dosanya dicatat. Fase dimana secara biologis dia sudah mampu bereproduksi.
Perasaanku campur aduk, antara senang dan khawatir. Senang karena anakku sudah besar, sudah dewasa. Padahal rasanya baru kemaren aku menceboki dia, memandikan dia dan menghisap ingusnya waktu dia pilek. Tapi aku juga khawatir, apakah aku sudah cukup mengajarkannya tentang tanggung jawabnya kepada Allah, bahwa dia harus rajin sholat dan beribadah.
Beberapa bulan ini, jarak kami terasa jauh, dia sudah tidak mau dekat aku lagi, bahkan dia sudah tidak mau bicara lagi. Aku cuma bisa menciumnya tiap subuh saat dia tidur. Dan yang pasti, aku pasti mendoakannya di setiap doaku, semoga dia menjadi anak yang sehat, sholehah dan pintar. Amin.