Thursday, April 25, 2024

Altaf

Waktu kakak Arum pulang lebaran ke Balikpapan, kakak senangnya bercengkrama sama adeknya di kamar adeknya sambil nonton tivi, atau sekedar main hape. Papa tau, kakak sayang betul sama adeknya. Tapi sekarang, Altaf sudah lebih besar, dia sebenarnya lebih suka sendiri di kamar nya. Bahkan sekarang Altaf jarang mau ikut sama papa dan mama kemana mana, bahkan ke mall pun Altaf malas. Seperti kakaknya, dia betah banget di kamar nya. 
Makanya, beberapa kali, Altaf tidak mau ditemani kakaknya di kamar. Walau sebenarnya papa tau, Altaf juga senang ada kakaknya. Tapi pernah Altaf tidak mau menemani kakaknya di kamar yang membuat kakaknya marah. 
Pernah juga karena keusilan kakaknya, Altaf marah. Altaf melapor ke Papa, tapi papa tidak memarahi kakak, papa cuma bilang Altaf supaya sabar. 
Altaf nangis nangis, mengunci kamar dan bilang, kenapa Altaf nggak dibela, kenapa kakak nggak dimarahin. Papa coba bujuk Altaf, tapi Altaf nggak mau, tetap dalam kamar dan nangis, sambil terus ngomong "Altaf nggak pernah dibela, kakak terus yang dibela.. ". Papa minta Altaf bukain pintu, Altaf nggak mau. Sampai mama bilang, " Biarin aja dulu Pa.. ".
Hati papa sedih sekali sebenarnya, Papa merasa nggak berdaya. Papa sulit menjelaskan sama Altaf saat itu. Papa merasa serba salah. Papa berusaha keras menjaga mood nya kakakmu. Papa harap Altaf mengerti. 
Untungnya nggak lama, Altaf sudah mau turun dipanggil mama lagi. Altaf, alhamdulillah, memang jarang sekali marah atau sedih terlalu lama. 
Malamnya, sebelum tidur, papa minta maaf sama Altaf. Papa bilang sama Altaf. "Altaf harus sabar, karena Altaf laki laki, Altaf harus lebih mengalah sama kakak. Kakak itu sebenarnya pengen bermain dan bercanda sama Altaf. Kakak itu sebenarnya sayang sama Altaf, cuma Altaf yang bisa dipeluk peluk sama kakak. Papa minta maaf ya. Nanti Altaf papa belikan Roblox atau Lego ya". Malam itu Altaf cuma mengiyakan. Altaf dan Arum sama sama anak papa, yang paling papa sayangi di dunia ini. 

Friday, April 19, 2024

23 Februari 2024

23 Februari

Waktu papa baru pulang dari kerja, ada waktu sekitar 6 jam-an transit di Jakarta. Papa kepikiran gimana kalau ngajak Arum ketemu di bandara. Karena kalau papa yang musti ke kota, agak ribet dan takut kena macet. Lalu papa tawarkan ke Arum untuk ketemu papa di bandara, walau cuma sebentar, dan ternyata kamu mau. Memang, terakhir kali papa ketemu kamu adalah lebaran tahun lalu, lalu kamu ke Korea. Jadi sudah cukup lama papa nggak ketemu kamu. 
Setelah menunggu hampir 1 jam, akhirnya Arum datang. Pas ketemu, papa buka lengan papa, menawarkan memelukmu, dan kamu mau papa peluk. Papa tidak melewatkan kesempatan ini, papa cium pipimu berulang ulang. Lama sekali rasanya sejak terakhir papa menciummu. 
Lalu papa kasih kamu coklat, trus papa ajak makan ke Solaria. Lalu papa temanin kamu menuju terminal bandara. Supaya kamu tau caranya naik kereta bandara ke kota. Sebelum papa kembali ke bandara, dan Arum sudah siap di ruang tunggu kereta bandara, papa peluk lagi Arum dan papa cium lagi pipimu berkali-kali. 
Uang yang papa berikan untuk ongkos taksimu bolak balik bandara rasanya tidak sebanding dengan kebahagian papa bisa ketemu dan mencium pipimu . 

Wednesday, February 7, 2024

Korea

Korea

Akhir bulan ini, akhirnya Arum pulang dari Korea. 
Papa dan mama merasa, selama Arum di Korea, banyak pengeluaran Papa dan mama. Mungkin papa mama kurang tau, seberapa banyak tepatnya biaya yang Arum butuhkan selama di sana. Jadi bagi papa dan mama, itu cukup besar di luar perkiraan papa. Sebenarnya papa mama berusaha ikhlas dengan semua pengeluaran itu. Bahkan mama sebenarnya cukup bangga Arum bisa belajar di luar negeri, walau cuma sebentar. 
Papa cuma mau bilang, semua yang papa keluarkan buat Arum semua karena papa mama sayang sama Arum. Tapi papa tidak minta terima kasih dari Arum, papa cuma berharap Arum bisa bersyukur sama Allah. Karena ternyata, dengan rencana Nya, semua bisa terjadi. Karena dengan kasih sayang Allah, semua bisa terjadi. Coba Arum bandingkan dengan anak anak yang lain. Banyak yang jauh kurang beruntung dari Arum. Nggak usah jauh jauh, bandingkan aja dengan sepupu sepupu Arum terdekat. Mungkin Arum yang paling beruntung. 
Itu semua karena papa mama sayang Arum, dan karena Allah juga sayang sama Arum. 
Papa juga sempat bilang, "habis lulus ini, selesai tanggung jawab papa ya.. ".
Papa harap Arum  bisa memahaminya.
Tapi kalau Arum lapar, bilang papa. Kalau pun papa tidak bisa memberi uang, Arum bisa pulang kapan saja, InsyaAllah papa berusaha agar anak papa tidak kelaparan. 
Ingatlah anak papa tersayang, nggak ada yang lebih sayang sama Arum melebihi sayang papa dan sayangnya Allah.