Tuesday, December 27, 2011

Kuliah

Waktu kuliah, walaupun nggak yang paling pintar, tapi nilai-nilaiku lumayan bagus. Aku nampaknya paling beruntung untuk mata kuliah Kalkulus, Mekanika, Baja dan Beton. Yang bagi sebagian besar teman-temanku merupakan momok. Tapi untuk mata kuliah pelabuhan dan statistik, aku nyerah, C aja cukup deh.
Sebenarnya dengan modal itu, aku pengen melanjutkan kuliah lagi. Malah aku sebenarnya berangan-angan untuk bisa kuliah di luar negeri, karena salah satu temanku, Monita, beruntung bisa melanjutkan S-2 ke Inggris.
Tapi aku mengubur angan-anganku itu. Bukan karena aku menyerah dengan keadaan. Kondisi keuangan keluargaku tidak memungkinkan, waktu itu masih dalam masa krisis ekonomi. Sedangkan untuk beasiswa, terus terang aku tidak tahu harus mencari kemana.
Aku cuma menjalani jalan hidup yang terbentang dihadapanku, aku tidak menyesali yang sudah terjadi yang membawaku ke titik ini.
Mungkin kalau aku waktu itu bisa melanjutkan kuliah, aku tidak akan bertemu istriku yang sekarang, yang memberiku anak yang sangat kusayangi, Arumdapta.
Alhamdulillah, ternyata sedari kecil pun Arum sudah berniat untuk sekolah di luar negeri.
Insyaallah, papa akan mewujudkan cita-citamu, sayang. Semua yang papa kerjakan sekarang untuk mewujudkan cita-citamu. Mudah-mudahan Allah mengabulkan cita-citamu yang mulia. Bukan demi papa, tapi demi ibadah. Amin.

Monday, December 26, 2011

Liburan Arum


Tanggal 24 desember kemarin Arum pergi liburan ke Jakarta, tidak dengan aku, tidak dengan mamanya, tapi dengan tantenya, bu Nila. Sudah dari minggu lalu bu Nila merencanakan liburan ke Jakarta, ke tempat tante Santi, adiknya bu Nila dan istriku. Dan waktu Arum ditawarin ikut, ternyata Arum mau, walaupun mamanya nggak ikut. Istriku nggak ikut karena uangnya nggak cukup dan karena bulan lalu kami baru dari Jakarta juga walau cuma sebentar. Lagian, bu Nila pergi sama bapak Lugi, suaminya dan 2 anaknya, Cyntia dan Adis, kalau istriku ikut juga bakal terlalu rame.
Awalnya aku ragu, bisa nggak Arum ini pergi tanpa Mama Papanya. Karena biasanya dia hampir nggak pernah pisah sama mamanya. Kalaupun pernah waktu mamanya liburan ke Bandung, Arum masih sama aku. Tapi walaupun nggak ada mamanya dia nggak cerewet. Apalagi nggak ada aku, dia sudah biasa banget.
Tapi aku dan istriku berpendapat juga mungkin ini kesempatan dia untuk belajar mandiri. Lagian dia disana sama tantenya sendiri.
Yang pinter ya sayang, jangan terlalu cerewet, tunjukan kalau kamu bisa mandiri.

Wednesday, December 21, 2011

Statusku

Terjadi lagi, crew change yang kacau. Aku cuma bekerja dengan 2 orang crew untuk 1 hari. Penyebabnya, si Dwi nggak tau kalau dia harus naik sama Kiki. Parahnya lagi, Kiki datang terlambat, selisih 3 jam dari kedatangannya Dwi, jadi kalaupun Dwi tau, tetap aja kelamaan nunggu Kiki.
Penyebab lainnya, Kiki tidak berangkat satu mobil dengan Dwi. Kiki malah berangkat sama si A yang ternyata menyempatkan diri singgah di mall di samarinda.
Aku sempet dongkol, dan kutulis di status fesbuk-ku. Kusebut juga gara-gara bos besar yang datang telat. Nah rupanya si bos besar ini, entah tau dari istrinya atau teman kami juga, baca statusku ini. Waktu tadi malam naik dan ketemu di barge dia sempet ngomong, "lain kali jangan tulis sembarangan di fesbuk, telpon aja langsung". Aku yang sudah tau maksudnya cuma mengiyakan.
Semalaman aku sempat merasa nggak enak, yang ditandai dengan mual di perutku. Bukan apa, aku bakal ketemu dia terus 2 minggu ini, kalau gini caranya, kerja kita nggak akan kondusif.
Sebenarnya bukan aku aja yang capek dan dongkol dengan tingkahnya. Orang kantor pun rupanya sudah dongkol juga. Dan aku sedikit lega juga dia tau itu, mungkin dia selama ini nggak tau kalau dia sering dicaci orang.
Tapi ada sedikit penyesalan dalam diriku, aku harusnya bisa lebih mengontrol apa yang kutuliskan di depan publik, apalagi aku tau ada resiko orang yang kusinggung bakal melihatnya.
Aaahhh.... Hal-hal gini dan orang-orang kayak gitu yang bikin aku malas kerja ditempat ini. Insyaallah kalau ada tantangan baru akan kuambil.

Thursday, December 15, 2011

Hobi

Hobi
Sebenarnya hobiku itu banyak, tapi mungkin yang paling favorit adalah membaca. Dari dulu aku suka banget membaca, dari Lima Sekawan, Musashi dan Sidney Sheldon. Dan semenjak bertambahnya umur, bergeser juga seleraku. Sekarang aku lebih suka baca novel kriminal, sejarah dan psikologi seperti karya Dan Brown, Anne Rice, Stephen King dan Dewi Lestari. Nah, Dewi Lestari ini mungkin satu-satunya penulis novel dari Indonesia yang kusukai.
Sedangkan novel-novel favoritku adalah Contact (Carl Sagan), Mummy (Anne Rice), Supernova dan Golden Compas. Bagiku novel-novel itu bisa membawa kita masuk ke dalam cerita dengan deskripsi yang detail dan menakjubkan.
Sekarang aku juga hobi berkebun. Aku suka banget menanam tanaman, terutama sayur dan buah. Di belakang rumahku aku sudah mulai menanam lombok, caisim, seledri dan mangga. Dan sekarang aku juga berniat menyusun taman di belakang rumah secara bertahap.
Tapi hobiku yang terbesar sekarang adalah menghabiskan waktu dengan anak istriku, walau itu cuma nonton tivi atau berprakarya bersama-sama. Dengan irama kerjaku yang sekarang, waktu bersama-sama terasa begitu berharga bagiku. Aku ingin anakku nanti mengingatku sebagai orang tua yang selalu berusaha dekat dengan anak istrinya. Yang menganggap bahwa, apapun yang terjadi, keluarga tetaplah yang paling berharga.

Wednesday, November 30, 2011

Mendengar

Arumdapta sayang, jadilah orang yang berbelas kasih. Bersikap lembutlah pada orang yang lebih muda dan orang-orang yang lebih membutuhkan.
Bersikap hormatlah pada orang tua dan keluarga.
Dan pada suamimu nanti, hormatilah dia setinggi-tingginya, walau dia lemah atau miskin, kecuali dia telah melanggar akidah agama. Papa lebih banyak bersikap lunak sama kamu bukan berarti kamu tidak perlu menghormati papa, tapi itu tanda bahwa memang papa sangat sayang sama Arum. Pantaskah orang yang sayang sama kamu, malah kamu tidak hormati.
Bukan cuma orang lain yang punya telinga, kita juga harus mau mendengarkan. Bukan cuma kita yang punya mulut, orang lain juga berhak berbicara. Karena sebenarnya, banyak mendengar lebih baik daripada banyak bicara.

Friday, November 25, 2011

Futsal


Beberapa bulan yang lalu, di Sei Meriam di dekat mess kerjaku, dibuka lapangan futsal yang baru.
Sebelumnya, di mess kalau sore-sore kami sering bermain takraw. Dengan memanfaatkan halaman mess yang lebih kecil dari lapangan takraw, hampir setiap sore kami main takraw. Waktu itu aku sudah lumayan bisa main ketika musim futsal tiba dengan dibukanya lapangan itu.
Sudah sekitar 2 bulan ini, kalau memang memungkinkan, kami main futsal sepulang kerja. Apalagi kalau ketemu crew yang pintar main bola, biasanya kami main 2 hari sekali. Pernah malah, pas 2 crew ketemu yang hampir semua bisa main futsal, kami main 3 hari berturut-turut. Akhirnya kami membuat kostum futsal yang aku koordinir atas permintaan teman-teman juga.
Aku sebenarnya nggak jago main bola, malah jelek banget. Makanya kalau main aku cuma jadi bek, that's the best I can do. Aku cuma ingin berolahraga. Dan aku tidak pernah memaksakan diri, kalau capek ya gantian. Karena banyak teman juga mau main. Istriku juga selalu mengingatkan untuk hati-hati, malah kadang melarang. Jadi kadang-kadang aku nggak bilang kalau mau main futsal. Bukannya aku mau bohong, cuma supaya dia nggak terlalu khawatir aja. Soalnya, kita seringnya main jam 10 malam. Karena kita pulang kerja rata-rata jam 9. Nggak papa deh, kan niatnya olahraga. Insyaallah.

Wednesday, November 23, 2011

16 November 2011

16 November 2011
Setelah sarapan yang banyak bersama anak istri dan mertuaku, jam 7 aku naik taksi ke Hotel Borobudur. Dan memang tidak terlalu jauh, nggak sampai 30 menit aku sampai ke hotel Borobudur.
Di sana sudah banyak juga yang menunggu untuk diinterview. Setelah lapor dan menyerahkan CV yang terbaru, aku duduk menunggu. Sambil menunggu, aku sempat ngobrol dengan beberapa orang dan ternyata sebagian besar calon pelamar tidak tahu pasti juga buat perusahaan apa, atau nanti statusnya gimana. Dari yang kudengar, yang dicari adalah posisi mechanic, assisten electric dan slickline operator. Sedangkan yang meng-interview ada 3 orang dengan tampang arab.
Waktu menunggu, diputar video mengenai National Drilling Company yang tampaknya merupakan perusahaan yang akan merekruit para pelamar ini.
Sampai jam 11 aku mulai gelisah karena belum dipanggil. Sebelumnya aku sempat disuruh nunggu, katanya nanti interview-nya lewat telepon. Di sini aku mulai jengah, sementara yang lain dipanggil bergantian, aku belum dipanggil bahkan dijanjikan cuma interview lewat telepon. Ngapain harus ke Jakarta kalau gitu?
Pas jam makan siang, kami cuma disediakan kue-kue, untung tadi sarapanku agak banyak.
Jam 2 siang, setelah tinggal 5 orang, akhirnya salah satu bos Lansima itu menanyai kami satu persatu, yang posisi mekanik sudah ditutup karena sudah diisi. Sedangkan aku, untuk posisi Slickline, nanti akan ditelpon langsung untuk interview.
Walaupun dongkol banget sebenarnya, tapi aku langsung pulang ke hotel tanpa banyak tanya-tanya. Akhirnya aku punya gambaran seperti apa Lansima ini. Kalau lain kali dia panggil lagi untuk interview, asal nggak ganggu jadwalku, mungkin aku datang.

Tuesday, November 15, 2011

15 November 2011

15 November 2011
Alhamdulillah akhirnya pak Niti datang juga menggantikan aku di barge, cuma sekitar terlambat 5 menit dari perkiraanku. Aku menargetkan sampai Balikpapan jam 7 malam, jadi kayaknya waktunya lebih dari cukup.
Alhamdulillah aku sampe rumah jam 6.15, setelah mandi dan beres-beres, kami berangkat ke bandara. Siang sebelumnya ternyata mertuaku memutuskan untuk ikut ke Jakarta untuk menengok anaknya yang di Jakarta, jadinya kita berangkat berempat.
Pesawatnya delay 1 jam, sampai jakarta pun sudah sangat malam. Ternyata, kamar yang sejam sebelumnya masih ada, sudah terisi. Jadinya kami sempat putar-putar hampir satu jam untuk mencari hotel. Sempat kami berpikir untuk ke hotel yang mahal sekalian, tapi si supir taksi yang mengantar kami pesimis bakal ada kamar kosong. Pikiran kami, masak sih nggak ada yang kosong kamar di seluruh hotel di ibukota ini?. Untungnya kami dapat kamar di hotel Millenium yang cukup bagus walau harganya cukup mahal. Nggak papa, yang penting kita bisa segera beristirahat. Aku sangat perlu beristirahat untuk persiapan job interview esok harinya.

Thursday, November 10, 2011

Movieholic

Sekitar 2 minggu yang lalu, Arum ikut acara Movieholic di tempat kursus bahasa Inggris-nya. Jadi, hari sabtu jam 2 Arum diantar Kai supir, karena waktu itu aku sedang di lokasi, dan dijemput lagi jam 6 sore. Aku sempat khawatir juga, karena inilah pertama kalinya dia pergi keluar tanpa ditemani papa mama-nya atau keluarganya. Dia dibekali handphone dan uang secukupnya agar bisa dimonitor kapan saja. Dan ternyata film yang ditonton adalah Johny English, film favoritnya.
Ternyata anakku sekarang sudah besar. Walaupun khawatir, tapi ada saatnya kita harus melepaskan anak kita mengarungi dunianya. Mudah-mudahan bekal moral yang kita berikan cukup untuknya.

Wednesday, November 9, 2011

Rekan Kerja

Entah kenapa rekan kerjaku yang satu itu. Selalu sok hebat, sok penting. Kalau memerintah rekannya sendiri selalu mengintimidasi dengan nada suaranya yang ngegas terus dan melotot melotot. Apalagi kalau ada salah sedikit, pasti dibesar-besarkan, padahal dia nggak tau persis masalahnya.
Kalau hand over, diulur-ulur, tapi kalau dia yang mau pulang maunya cepat.
Kalau job, macam-macam barang diorder, maunya semuanya berlebihan.
Wah, kalau mau disebutin semua, bisa jadi novel.
Tapi aku positif thinking aja, mungkin dia itu cuma iri sama aku. Walaupun gajiku tidak sampai setengah gajinya, tapi aku bisa lebih bahagia karena aku tidak tergantung dengan rokok, miras dan yang jelas aku punya keluarga yang saling menyayangi. Kalau dia, kayaknya nggak perduli sama keluarganya. Yang diutamakan malah hal hal lain yang lebih bersifat duniawi. Harusnya kasihan ngeliatnya.
Mungkin, kalau ada salah satu motivasi yang membuat aku keluar dari perusahaan ini, ya dia. Intinya, nggak enak kerja sama dia. Tapi perusahaan seperti tidak berdaya, jadinya ya seperti duri di pantat. Amit-amit deh.

Tokso

Minggu lalu kami ke dokter Tengku lagi. Kali ini agendanya memeriksa hasil uji TORCH. Kesimpulannya, di tubuh kami berdua ada Virus Rubella yang masih sepupu dengan virus tokso, tapi punya hobi yang sama, yaitu merusak janin. Tapi kata dokter, virus yang ada ini sifatnya tidak aktif, tidak sedang menular, tapi bisa aktif lagi dan merusak janin. Mungkin virus ini yang menyebabkan janin istriku tidak berkembang kemarin.
Jadi kami diberi obat lagi yang harus diminum selama 4 minggu secara disiplin. Prinsipnya, obat ini akan mengaktifkan virus ini dan kemudian membunuhnya. Harga obatnya lumayan mahal, hampir 900 ribu.
4 bulan lagi nanti kami akan tes darah lagi untuk memeriksa apakah virusnya itu sudah mati.
Insyaallah, ada jalan. B

Tuesday, November 8, 2011

Job interview

Beberapa hari yang lalu, aku menerima invitation letter untuk interview dari PT. Lansima di Jakarta. Istriku sebelumnya memang ada mengirim CV-ku ke Lansima ini setelah melihat info lowongan di internet. Nampaknya Lansima ini merupakan penyalur tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan di luar negeri.
Yang jadi masalah, jadwal interview ini rabu depan. Padahal rabu adalah hari crew change-ku. Kalaupun aku bisa cuma naik seminggu, tetap biasanya aku bisa off hari selasa, padahal interview-nya di Jakarta.
Mulanya aku pesimis, selain karena jadwal yang susah ini, juga karena aku nggak punya gambaran yang jelas seperti apa Lansima ini. Yang jelas, dia cuma penyalur tenaga kerja. Tapi istriku bersikeras untuk aku tetap mencobanya. Dia kayaknya sudah mulai jenuh dengan perusahaanku yang sekarang yang gajiannya suka nggak menentu.
Akhirnya aku coba nelpon pak Niti, teman sesama CO yang bisa diandalkan. Ternyata dia mau menggantikan aku tanggal 15 nanti. Syukurlah. Akhirnya aku putuskan akan mengikuti interview itu. Mengenai apa yang akan terjadi nanti di sana, aku serahkan aja pada Allah. Walaupun aku tidak diterima, paling nggak aku bisa ngajak anak istriku jalan-jalan.
Tapi masih ada kekhawatiran dalam diriku. Situasi lapangan yang tidak menentu bisa mengacaukan jadwal crew change kami. Padahal istriku sudah beli tiket pulang pergi nih.
Perhitunganku sih sudah matang, temanku pun bisa diandalkan, tapi takdir tetap di tangan Tuhan. Insyaallah, ada jalan.

Friday, October 28, 2011

Arumdapta



Waktu lahir dulu, Arum seukuran berat bayi pada umumnya, tidak terlalu besar dan tidak juga kecil. Rambutnya tipis, tengkorak kepalanya belum rata, agak putih dan matanya agak sipit seperti anak cina.
Sekarang, umur 9 tahun 5 bulan, tingginya sudah di bawah dagu mamanya, masih kurus walau kuat makan dan kakinya terlihat panjang. Rambutnya yang nggak pernah mau dia potong, agak kecoklatan, panjang dan agak bergelombang. Kalau sehari aja nggak pake shampo, pasti susah disisir. Rambutnya tidak setebal mamanya, tapi karena panjang, kalau jatuh ke depan membentuk wajahnya menjadi memanjang.
Wajahnya yang agak lonjong, sekarang agak kecoklatan karena matahari akibat aktifitasnya. Kalau dia pake seragam sekolah dan jilbabnya, wajahnya terlihat mungil dibanding teman-teman sekolahnya. Ada bekas luka di ujung alis kirinya. Giginya belum rata, jadi kalau tersenyum seperti ada gigi gingsul. Kalau dia tersenyum lebar, matanya menyipit.
Matanya indah sekali, dengan bulu mata yang lentik, bersinar cerah jika sedang semangat. Dari kecil, sinar matanya tampak selalu bersinar.
Badannya sekarang juga agak coklat karena sering berenang dan bersepeda. Karena badannya yang kurus, pake baju apapun dan warna apapun, kayaknya cocok. Tapi dia terlihat lebih cantik kalau pake baju dengan warna-warna yang terang dan menyolok. Yang entah mengapa, tidak terlihat norak kalau dia pake.
Seringkali, kalau kami lihat dia sekarang, kami terharu. Kami tidak menyangka, bayi mungil itu dulu, sekarang sudah besar dan mulai dewasa. Kami hanya bisa bersyukur dia bisa tumbuh dengan sehat.
Ya Allah, berikanlah dia selalu kesehatan dan keselamatan. Dan berikanlah kami kesehatan dan keselamatan, agar kami dapat melihatnya tumbuh dewasa. Dan berkahilah umur panjang kami dengan kasih sayang dan kerukunan. Amin.

Sunday, October 23, 2011

19 oktober 2011

19 oktober 2011
Janji temu dengan dokter Tengku lagi, pas istriku haid setelah dikuret dulu. Kali ini kami cuma disuruh tes lab lagi untuk mengecek apakah ada diantara kami yang terkena virus Tokso. Karena hasil lab atas sample yang diambil waktu kuret, dipastikan bahwa memang janin yang kemaren itu memang tidak berkembang.
Istriku juga cuma diberi obat yang dimakan 1 kali sehari.
Waktu kami tanya biaya lab-nya, aku sempat kaget, ternyata biayanya lebih dari 2 juta tiap orang. Katanya sih nanti awal bulan bakal ada diskon 20 persen, tapi mungkin aku belum pulang dari lokasi. Akhirnya kami putuskan aku duluan yang ambil darah, alhamdulillah ada diskon 8 persen, sedangkan istriku rencananya ambil darah awal bulan nanti biar bisa lebih murah.
Sempat aku merasa berat, tapi memang ini konsekuensinya. Mudah-mudahan semua ini ada hikmahnya. Insyaallah, apapun yang diberi Allah, akan kami terima.

Sunday, October 9, 2011

Temanku

Temanku ini, sahabat kental waktu kuliah. Mungkin karena kami sama-sama dari kalimantan, kami lebih cepat akrab, kami juga sering jalan bareng dan ngerjain tugas bareng. Dia salah teman baikku waktu kuliah.
Temanku itu, menikah dengan teman KKN-nya waktu hampir selesai kuliah. Karena itu juga dan karena kesibukan mengerjakan tugas akhir kami agak jarang bertemu waktu kelulusan. Hingga kemudian dia kembali ke kotanya dan aku kembali ke kotaku setelah kuliah, kami jarang berkirim kabar.
Temanku ini, akhirnya kutemukan kembali seiring dengan maraknya Facebook. Kami sering berkomunikasi lewat fesbuk, dan kadang sms-an cuma untuk menjaga silaturahmi.
Temanku itu, dari status-status fesbuknya, terlihat sering dirundung gelisah. Karena aku peduli, sering aku tanyakan kenapa. Sempat dia inbox aku, dia bilang dia khawatir suaminya nikah lagi. Sebagai teman, aku berusaha menghibur dan menyemangatinya.
Temanku ini, status-status fesbuknya sering menjadi perhatianku, karena dia sering sekali update status. Aku mengikuti dari fase kegelisahannya, kecemburuannya, kemarahannya, hingga sekarang memasuki fase kepasrahannya.
Temanku ini, selalu menjawab tidak apa-apa ketika kutanya kabarnya, ketika kulihat statusnya, atau ketika aku sudah lama tidak mendengar kabarnya. Temanku, aku tidak tau pasti apa yang terjadi padamu, aku hanya bisa menerka-nerka. Aku hanya berharap kamu memang baik-baik saja. Jika ada yang bisa kubantu, mungkin hanya dengan mendengar keluh kesahmu, jangan sungkan menghubungiku.

Friday, October 7, 2011

Arum dan Kegiatannya

Arum dan Kegiatannya

Waktu Arum masih TK dan istriku berhenti bekerja, Arum mulai kursus bahasa Inggris, mewarnai dan mengaji di dekat rumah. Karena waktu istriku kerja, tidak ada yang bisa mengantar Arum kursus dan mengaji kalau aku naik ke lokasi. Itu juga yang jadi salah satu alasan istriku berhenti bekerja.
Walau kursus mewarnai cuma setahun, tapi kursus bahasa Inggris tetap berlanjut hingga sekarang ini.
Di kelas 4 ini, jadwal Arum tambah padat. Senin sampai kamis pulang sekolah jam 2 siang, sampe rumah paling cepat jam 14.45. Senin, rabu, jumat dan sabtu kursus mata pelajaran di Artha dekat rumah. Selasa, kamis dan jumat kursus bahasa Inggris di Britton. Hari kamis les keilmuwan di sekolah, sabtu eskul bahasa Inggris.
Kadang aku kasihan liat dia dengan jadwalnya yang padat, tapi dia tetap semangat. Walau kadang dia kecapekan atau lagi malas aja, tapi aku selalu tekankan untuk tetap datang kursus.
Aku cuma bisa kasih semangat dan dukungan, selama aku masih membiayai, aku akan selalu mendukung apa aja kegiatan positif yang dia lakukan. Dan aku juga tetap memperhatikan kebutuhan dia untuk bermain.

Sunday, September 25, 2011

Arum dan Bahasa Inggris

Arum dan Bahasa Inggrisnya

Arum sudah mulai kursus bahasa Inggris sejak dia masih TK, karena dia sepertinya berbakat bahasa Inggris dan dia bersemangat untuk belajar.
Total hingga tahun 2011 ini, sudah ada 4 tempat kursus yang pernah dia jalani. Di tempat kursus yang ketiga, dia minta berhenti kursus karena dia bosan, katanya kebanyakan menulis aja.
Akhirnya sekarang dia kursus di Briton, tempat kursus yang baru buka di Balikpapan waktu itu. Walaupun agak mahal, 450 ribu sebulan, tapi sepertinya bagus dan bertaraf internasional. Dan Arum pun sepertinya menikmatinya, walau kadang-kadang ada rasa malas karena capek atau karena ada sepupunya main ke rumah. Tapi aku selalu menekankan untuk selalu pergi kursus, karena selain mahal, aku juga ingin supaya Arum bekerja keras dan berusaha. Menurutku, lebih baik dia bekerja keras sejak masih kecil kalau mau sukses.
Susahnya Arum itu nggak pernah mau dicek kemampuan bahasa inggrisnya oleh aku atau mamanya. Tapi dari nilai-nilai di sekolah dan kursusnya yang rangking 2, aku tau bahwa kemampuannya cukup bagus. Apalagi sekarang juga dia ikut eskul bahasa inggris, dan terpilih dalam tim pidato bahasa inggris.
Papa selalu bangga sama kamu anakku sayang. Jangan pernah berhenti bekerja dan belajar.

Monday, September 12, 2011

Altaf

Seminggu sebelum lebaran istriku sudah berhenti berpuasa karena dokter tidak memperbolehkan istriku puasa karena sedang hamil muda. Waktu USG pertama dokter Tengku bilang kalau janinnya kecil, jadi harus diperbanyak makan dan minum susu.
Tapi waktu lebaran, dimana kehamilan yang harusnya sudah mencapai 8 minggu, istriku selalu mengeluhkan kok perutnya terasa kempes. Dia juga selalu khawatir apakah bayinya masih ada. Setelah lebaran, istriku menemukan bercak darah di celana dalamnya, tambah khawatir lah dia.
Seharusnya istriku kontrol ke dokter lagi tanggal 8 September, tapi karena ada bercak darah itu dan karena tanggal 7 aku harus kembali kerja, akhirnya kami pergi ke dokter tanggal 5 september.
Waktu di USG, dokter bilang kalau janinnya itu tidak berkembang, dan dokter Tengku menyarankan untuk di kuret. Katanya itu kasus dimana janin tidak berkembang, mungkin karena bibitnya kurang mantap, atau mungkin kurang pasokan nutrisi waktu istriku puasa ramadahan itu.
Besoknya kami ke rumah sakit pertamina untuk melakukan proses kuret dengan dokter tengku juga. Pagi-pagi kami sudah datang untuk mendaftar dan melalui prosedur pengujian darah dan detak jantung sebelum di kuret. Setelah menunggu dengan rasa was-was akhirnya jam 3 sore istriku mulai dikuret. Prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 20 menit-an saja. Dan setelah biusnya hilang dan istriku bisa berjalan lagi, akhirnya kami pulang.
Sepulang dari rumah sakit istriku beberapa kali nangis, dia sangat merasa kehilangan anak yang sudah lama dinantikan. Aku cuma bisa menghiburnya, aku bilang, nggak papa, nanti kita coba terus lagi yah Mama.
Sesampainya di rumah malam harinya istriku masih sedih, dia merasa anak itu sudah hadir, bahkan terakhir kali kami memilih-milih nama, dia sudah menetapkan kalau anak itu akan dinamai Altaf.
Selamat jalan Altaf..

Tuesday, August 23, 2011

Pak De


Pak De

Aku punya satu panggilan lain, yaitu Pak De. Pak De itu adalah panggilan dari keponakan-keponakanku dari pihak keluargaku di Samarinda, karena aku adalah paman laki-laki yang paling tua. Sebenarnya awalnya aku kurang suka dipanggil pak de, tapi sedari kecil, Devi, keponakanku yang paling besar dari adikku sudah diajarkan untuk memanggilku pak de. Trus Dito, anak dari adikku Daus juga memanggilku pak de. Sekarang ada lagi Syila, anak dari adikku Artha juga diajarkan untuk memanggilku pak de.
Akhirnya aku terima aja panggilan itu, walaupun panggilan itu bagiku kedengarannya terlalu resmi dan berjarak, padahal aku sangat sayang dengan keponakan-keponakanku itu. Akibatnya aku menjadi sosok yang harus ditakuti dan disegani oleh keponakan-keponakanku. Devi suka diancam untuk dilaporkan ke pak de kalau dia berbuat macam-macam, dan dia kelihatannya segan sama aku, walau aku selalu berusaha mendekatkan diri kepada dia, karena aku prihatin sama dia, ibu bapaknya sudah bercerai waktu dia masih umur 7 tahun-an. Apalagi Dito, mungkin juga karena jarang bertemu aku dan aku juga agak kaku sama dia, dia menjadi kurang dekat dengan aku.
Entah kenapa, aku merasa, di pihak keluarga Samarinda, aku menjadi sosok disegani bahkan oleh ibu bapakku sendiri. Walaupun aku tidak berusaha menempatkan diri untuk minta dihormati, tapi banyak beberapa keputusan penting yang harus kusetujui dan banyak hal-hal yang disembunyikan cuma karena takut aku marah karenanya. Contohnya waktu adikku Artha memutuskan menikah dengan calon yang kurang disetujui ibuku. Mereka harus menunggu persetujuanku, dan menerima lamaran calon suaminya, namun aku berusaha menempatkan posisiku sebagai perwakilan bapakku yang kurang sehat. Aku terima lamaran calon suami adikku waktu itu karena menurutku, kalau memang mereka berniat menikah dan mereka sudah cukup dewasa, nggak ada alasan bagiku untuk menghalangi-halanginya. Masalah rezeki aku juga percaya bahwa itu datangnya dari Allah. Kita tidak bisa menentukan nasib seseorang hanya berdasarkan keadaan dia yang sekarang kan?
Jadilah aku sosok pak de bagi Devi, Dito dan Syila, sosok yang mereka harus hormati, cium tangan (yang selalu kuhindari) dan segani, walau sebenarnya bukan itu sosok paman yang ideal bagiku. Bagiku, paman adalah sosok pelengkap orang tua yang bisa menjadi panutan dan pelindung saat orang tua mereka tidak bisa kompromi dengan pola pikir anak-anak.

Monday, August 22, 2011

Hamil

22 agustus 2011
Hari ini istriku melakukan test kehamilan, dan ternyata positif. Untuk memastikan, istriku pergi ke praktek dokter Tengku, dan dokter memastikan bahwa istriku hamil. Kemungkinan masih 4 minggu, tapi juga mungkin baru 2 minggu.
Aku sangat bahagia, tapi aku berusaha tidak terlalu berlebihan. Aku hanya mengucapkan syukur dan berharap kehamilan ini lancar dan hingga kelahiran anakku ini.
Semoga Arumdapta, sudah siap menjadi kakak yang bisa menjaga dan membimbing adiknya nanti.

Sunday, August 14, 2011

06 Agustus 2011

06 Agustus 2011

Ini seharusnya hari bahagiaku karena ini adalah hari ulang tahunku, tapi ternyata tidak.
Pagi itu waktu kami sampai ke barge, barge belum sampai ke sumur tujuan. 1 jam-an kemudian, kapal sudah mulai mendekati posisi piling terluar. Seperti biasa, kami bersiap turun untuk membantu memasang tali dan positioning. Aku dan Dwi berjalan menuju sisi kanan-depan barge sambil ngobrol tanpa kami menyadari bahwa tali mooring yang ada di dekat kami sedang dalam posisi kendor. Tiba-tiba aja aku mendengar suara tali yang ditarik dan mengencang. Aku segera menjauh dan berteriak memperingatkan si Dwi. Tapi malang, kaki Dwi sudah terlanjur terjepit antara tali dan Conflexip (high pressure hose yang berlapis metal). Tali itu terus mengencang menjepit kaki Dwi, sementara dia dan aku cuman bisa berteriak berusaha menghentikan pergerakan kapal penarik. Beberapa detik kemudian akhirnya tai itu mengendor sehingga kakinya bisa dilepaskan.
Kemudian, terjadilah emergency procedure yang selama ini kita latih. Kita bawa korban ketempat yang aman, ditaruh di atas strecher, dilakukan observasi awal, kemudian diberikan bidai sebagai pertolongan pertama. Sambil aku dan C.O. Dimas melaporkan ke atasan kami di SPU dan CPU. Akhirnya kami bawa korban ke Clinic SPU untuk tindakan medis. Di sini aku berkoordinasi dengan Total dan pak Dede dari Schlumberger untuk proses evakuasi. Karena dari SPU korban dirujuk untuk X-Ray di Balikpapan karena ada kemungkinan retak.
Di SPU, mulailah pertanyaan-pertanyaan mengalir, kadang-kadang pertanyaannya berulang-ulang untuk memastikannya lagi. Belum lagi telpon dari CPU, Barikin dan Schlumberger yang datang bergantian. Kemudian investigasi dilanjutkan ke barge, lengkap dengan rekonstruksinya. Padahal hari itu aku harusnya Off, karena kejadian itu aku akhirnya pulang telat.
Di tengah kesibukan dan keruwetan itu, aku masih sempat mengecek fesbuk-ku yang di wallnya ada lebih dari 50 teman yang mengucapkan selamat ulang tahun. Sempat juga keponakanku Cyntia yang nelpon yang juga mengucapkan selamat ulang tahun. Walaupun sebenarnya aku bahagia mendengarnya, tapi aku tidak bisa antusias menjawabnya karena waktu itu aku sedang di tengah-tengah proses investigasi dan aku harus membuat laporan kronologinya.
Akhirnya aku pulang juga jam 2-an, setelah Chief Amir datang dan investigasi dan semua laporan selesai. Tapi aku juga belum bisa lega betul, karena aku masih menunggu hasil dari X-ray si Dwi. Di perjalanan pulang akhirnya aku dapat berita kalau ternyata ada retak di tulang kakinya sehingga harus dioperasi. Aku cukup lega bahwa akhirnya dia sudah mendapatkan perawatan yang baik walaupun bukan berita bagus kalau harus dioperasi.
Hari itu aku rasanya capek banget, capek karena birokrasi dan capek juga oleh beban tanggung jawabku terhadap crew-ku. Mudah-mudahan hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi. Mudah-mudahan hikmah yang bisa diambil lebih besar daripada kerusakannya, amin...

Thursday, August 4, 2011

Batal pulang

Terjadi lagi... Aku nggak jadi days off, cuma gara-gara rekan kerja yang tidak profesional.
Kemaren beritanya mr.a yang akan menggantikan aku, tapi siangnya tiba-tiba aja ada berita kalau mr.a nggak jadi naik. Padahal dia sudah naik mobil penjemput, waktu mendengar dia akan masuk siang, dia langsung balik arah, pulang, nggak jadi kerja.
Alasan yang konyol, yang membuat orang yang mendengarnya tertawa. Padahal kita, karyawan, digaji untuk kerja dimanapun kita ditunjuk.
Malamnya aku telpon bosku, dia juga nampaknya kesal banget. Dia bahkan bilang mr.a ini bagai bisul di pantat. Nggak enak banget deh kalau sampai disebut begitu.
Walaupun kecewa, tapi sebenarnya aku tidak terlalu kaget. Aku sudah menduga bakal nggak days off. Karena sebelumnya mr.b juga menuntut untuk pulang, walau baru seminggu, karena ada acara selamatan yang tidak bisa diundur satu hari aja. Konyol juga.
Yang berat, aku sudah kangen sama anakku, aku pun sudah berjanji untuk pulang. Kasian arum. Padahal aku pengen menemaninya melewati puasanya.
Sabar ya sayang, papa mau menunjukan bahwa kita harus kerja secara profesional, karena itulah yang diajarkan agama kita.

Tuesday, August 2, 2011

Pesan untuk anakku

Anakku sayang,
Papa harap kamu tidak salah memilih suami jika kamu dewasa nanti. Papa cuma minta kamu jangan menikah dengan lelaki yang merokok, tidak beriman, apalagi yang beda agama.
Karena bagi papa, orang yang merokok adalah kebodohan terbesar. Tidak perlu lagi panjang lebar tentang bahaya rokok. Karena perokok itu tidak menyayangi dirinya, bagaimana dia bisa menyayangimu kelak?
Jangan pula kamu pilih lelaki yang lemah agamanya, karena lelaki adalah imam pemimpin keluarga. Bagaimana dia bisa membimbingmu ke surga jika dia pun tidak bisa ke surga?
Jangan pula kamu memilih lelaki yang tidak beragama islam. Apalagi kamu harus pindah agama karenanya. Karena menikah dengan lelaki yang beda agama sama saja dengan pindah agama.
Tidak perlu beralasan bahwa cinta datangnya tak terduga. Karena bagi papa, cinta bisa diduga datangnya, bahkan bisa kita arahkan datangnya. Jika ada lelakì yang tidak memenuhi syarat, janganlah kamu mendekatinya, atau membiarkannya mendekatimu. Karena sekali saja kamu membuka celah, dia bisa masuk dan sangat mungkin merebut hatimu. Karena cinta pasti datang perlahan melewati proses kedekatan yang bertahap. Itulah cara kita mengarahkan datangnya cinta.
Papa yakin, pada saatnya nanti, masih banyak lelaki yang tidak merokok dan beriman.
Semoga papa bisa membimbingmu untuk memilih lelaki yang baik sampai engkau menikah nanti.

Saturday, July 30, 2011

Kelas Cimipa

Kelas Cimipa

Waktu Arum naik kelas IV ini, dia ikut seleksi untuk kelas Cimipa (Cerdas Istimewa Matematika dan IPA), dan alhamdulilah dia berada di peringkat 2 untuk seleksi ini. Jadinya dia masuk kelas IV A (Cimipa) yang pelajarannya lebih banyak memfokuskan pada Cimipa dan beberapa buku pelajarannya dua bahasa, Inggris dan Indonesia.
Aku sangat bangga sekali dengan dia, aku memotivasi Arum bahwa kelas ini bagus untuk anak yang berniat kuliah atau sekolah di bidang Science. Dia juga bilang, kalau kelas ini juga dipersiapkan untuk perlombaan-perlombaan Science di Indonesia sampai dunia.
Maju terus sayang, jangan pernah berhenti belajar..
Papa selalu bangga sama kamu.

Thursday, July 21, 2011

Arum dan Sepedanya

Arum punya hobi baru, bersepeda.
Waktu baru pindah ke rumah yang sekarang, aku mulai mengajari Arum bersepeda roda 2. Kebetulan kontur kompleks rumahku yang sekarang sangat mendukung, jalannya datar semua, tidak ada tanjakan dan turunan. Tidak seperti kompleks yang lama yang menurun.
Dalam 2 hari aja, Arum sudah bisa bersepeda roda dua. Mulailah dia sering bersepeda. Mulanya cuman di depan rumah aja, kemudian memutari blok hingga akhirnya dia berani memutari kluster sendirian. Dan sekarang dia pergi kursus dengan naik sepeda sendiri. Aku juga membelikan dia helm bersepeda dan lampu signal di belakang sepedanya agar dia aman bersepeda kalau cuaca sudah gelap.
Sempat juga ada rasa khawatir, apalagi dia cewek. Tapi aku sadar, kita tidak bisa terus mengekang anak kita. Yang penting kita sudah memberikan pemahaman tentang batas-batas aman.
Bulan lalu, sepeda lamaku yang selama ini nangkring di tempat mertuaku diambil istriku. Setelah bolak-balik masuk bengkel, akhirnya kondisinya kembali oke.
Jadi sekarang aku punya rutinitas baru, sepedahan dengan Arum menjelajahi kompleks. Aku merasa, bersepeda dengan anakku mengelilingi kompleks saja, memberikan quality time yang lebih daripada jalan-jalan ke luar kota atau keluar negeri.
Akibatnya Arum terlihat lebih gelap karena sering bersepeda, apalagi sejak kakak Ridho-nya juga kursus ditempat yang sama, jadi mereka bersepeda berdua ketempat kursus.

Wednesday, July 13, 2011

Berkebun

Hari ini aku beli pohon mangga gadung, 15 ribu dan belimbing 20 ribu. Langsung kutanam hari ini juga di depan rumah.

Sunday, July 3, 2011

Manja


istriku kemaren ngomong, "Arum itu jangan terlalu dimanja, nanti jadi manja dia". Dan aku bilang, "Papa nggak manjain dia, papa cuman mau dia tau kalau papa sayang sama dia. Papa kasian liat Devi (ponakanku) yang nggak pernah lagi dilihat sama bapaknya".
Lagian istriku tau, kadang kalau memang Arum salah, aku juga marah, marah besar kadang.
Aku ingin membangun pendidikan kepada anakku yang berbasis kasih sayang bukan berbasis takut. Jadi anak patuh karena dia sayang sama orang tua bukan kaRena takut sama orang tua. Jadi kalaupun tidak ada orang tua, dia tetap patuh.

Friday, July 1, 2011

Kangen

"Arum kangen papa...."
Sampai 3 kali Arum ngetik itu tadi malam.
Waktu tadi malam aku online dari laptop Slb, aku liat Arum online di fesbuk, padahal sudah jam 11. Nggak biasanya dia belum tidur selarut ini.
Waktu kutanya, katanya nggak bisa tidur, jadi dia main tablet mamanya. 3 kali dia bilang kangen sama papa. Memang biasanya sebelum tidur aku suka membacakan cerita seram sampai dia ngantuk. Atau kalau aku yang ngantuk duluan, dia membaca sendiri sampai ngantuk.
Aku bilang, coba baca cerita hantu dulu. Dan dia mengiyakan. Nggak lama dia bilang lagi, "Arum sudah ngantuk". Sudah hampir jam 12, waktu kuliat Arum sign out.
Papa juga kangen banget sama Arum.

Wednesday, June 22, 2011

Liburan

Liburan kali ini, kami tidak kemana-mana. Walaupun sebenarnya pada liburan sekolah, kami hampir tidak pernah liburan kemana-kemana. Kecuali tahun 2009, itupun karena kami liburan dengan keponakan-keponakan istriku. Biasanya kami liburan di luar musim liburan, selain untuk menghindari mahalnya harga tiket, padatnya tempat liburan juga karena jadwalku yang tidak bisa ditentukan.
Liburan kali ini akupun cuma kena days off satu minggu. Hari jumat Arum bagi raport, sabtu devi dan Syila datang dari Samarinda. Minggu, senin dan selasa kami cuma ke mall-mall, berenang dan ke pantai sebentar.
Kadang-kadang aku sedih, Arum liburan ini nggak bisa kuajak kemana-mana. Mungkin sampai tahun depan. Karena kami sedang banyak pengeluaran.
Padahal, kalau aku bisa off 2 minggu, aku punya rencana untuk mengajak Arum ke bukit bengkirai dan ke pantai lamaru. Mudah-mudahan nanti aku off, liburan Arum belum habis, kami sempat jalan-jalan, walaupun cuma di sekitaran Balikpapan aja.

Thursday, June 2, 2011

Arum dan Senandungnya

Aku baru saja membuat CD kompilasi mp3 lagu-lagu Beyonce dan Rihanna. Dan beberapa hari ini terus kuputar di mobil. Dan beberapa hari terakhir ini kuperhatikan Arum sering bersenandung lagu "Take A Bow"-nya Rihanna. Dan dia menyenandungkannya dengan lafal dan pengucapan yang baik. Padahal dia belum pernah membaca liriknya.
I'm proud of you my little princess.

Wednesday, June 1, 2011

11 tahun lalu


Aku masih ingat betul moment itu, saat pertama kali aku melihat dia, seperti baru saja terjadi kemaren.
11 tahun yang lalu, aku masih ingat aku membuka pintu kaca menuju bagian Schlumberger SNS, dan di sana, di tengah ruangan, berdiri seorang wanita berambut pendek setengkuk, agak coklat, badan yang tidak terlalu gemuk, berkaca-mata, berbaju kerja blazer warna krem, terlihat dewasa dan cantik tentunya, tipeku banget. Cuman 1/2 detik aku tertegun melihat sosoknya, tapi seperti berjam-jam rasanya dunia ini berhenti berputar membiarkan aku mengaguminya. Dan di dalam hatiku langsung berkata "This is the girl I want to spend the rest of my life with".
"Mbak...." panggilku, "ini ada formulir IT Security yang perlu ditandatangani..". Memang dia yang harusnya kutemui waktu itu... Memang dia yang harusnya aku cari sejak dulu.. Dan memang dia yang akhirnya jadi istriku, kurang dari satu tahun kemudian sampai sekarang, dan semoga sampai selamanya..

Program Hamil

Tanggal 26 kemaren, kami ke dokter Tengku lagi. Kali ini programnya ambil sample dari rahim istriku lagi, dan memeriksa hasil lab-ku.
Ternyata, hasil lab-ku kurang bagus, jadi aku diberi obat untuk menambah kualitas bibitku. Dokter juga melakukan pemeriksaan fisik padaku, alhamdulillah bagus.
Selanjutnya istriku disuruh kontrol lagi kalau sudah haid lagì.
Ada yang membesarkan hati kami. Pasangan sebelum kami sudah berhasil hamil juga setelah ikut program di dokter ini.
Insyaallah.

Sunday, May 22, 2011

Arum dan Verbal-nya

Waktu aku jemput Arum pulang dari kursus bahasa Inggris, kami menuju Tahu Campur langganan kami. Tapi ternyata langganan kami itu tutup, dan langganan yang baru juga tutup. Karena aku sedang nyetir, aku suruh Arum untuk memberitahukan ke mamanya. Dia bilang; "Mama, tahu tek langganan kita itu nggak jualan. Tahu tek yang depan telkom yang Arum makan kemarin juga tutup. Mama mau makan apa?"
Aku waktu itu sempat amazed, kata-katanya teratur banget dan dia ngomongnya tenang banget, seolah dia membaca.
Mungkin ini pengaruh cerita-cerita yang selalu aku bacakan sebelum tidur. Walaupun cerita-cerita seram, tapi aku berusaha membacakan dengan lafal dan intonasi yang benar. Kadang-kadang kita juga mengkritik kalau ada cerita yang penceritaannya nggak runut atau tidak mengalir. Ternyata itu bisa mempengaruhi kemampuan verbalnya.

Saturday, May 14, 2011

Tradisi salim di keluargaku

Waktu liat timeline-nya @miund mengenai tradisi cium tangan/salim pada orang yang lebih tua, aku teringat pola pengajaranku kepada anakku. Pada Arum, kami tidak mengajarkan salim, kami lebih terbiasa cium pipi/bibir dan berpelukan. Saat aku pergi kerja, kami terbiasa untuk berciuman dan berpelukan, nggak pernah salim.
Menurutku, ini lebih mendekatkan kami daripada tradisi salim yang lebih pada praktik diktatorisme. Aku ingin anakku berjiwa demokratis, semua punya hak. Dan ini menurutku bisa membangkitkan rasa percaya diri anak. Jadinya sekarang di keluarga kami, tidak ada yang terlalu dominan, semuanya dibicarakan bersama.
Tapi sulitnya, dari keluarga istriku dan aku sendiri, tradisi salim itu masih kental. Jadi, Arum yang tidak terbiasa salim, kurang dianggap hormat sama orang tua.
Tapi aku bangga, tidak ada anak dikeluarga besar kami yang sangat dekat dengan bapaknya seperti anakku.
Satu lagi yang membuatku tambah yakin, di timeline @miund itu juga, resiko cium tangan dengan sembarang orang adalah adanya kemungkinan tertular penyakit. Karena kita nggak tau kan apa saja yang telah dipegang orang yang kita salimin itu?
Menghormati orang yang lebih tua bukan berarti harus salim. Lebih utama adalah bagaimana kita berbicara dan bersikap, serta menunjukan prestasi yang bisa membanggakan orang tua.

Friday, May 13, 2011

Program Hamil

Hari kamis malam kemaren, sesuai janji, istriku datang lagi ke dokter Tengku. Kali ini akan dilakukan tes kesuburan setelah 1 minggu haid. Karena mesti dibius, harus ada orang dewasa yang nemenin. Untungnya ada bu Yana, ipar istriku, yang mau nemenin istriku walaupun malam banget.
Keesokan harinya, istriku masih merasa tidak nyaman akibat tindakan ini. Dan aku salut dia mau melewati semua ketidaknyamanan ini. Biayanya untuk tes ini 1.5 juta rupiah. Nggak murah memang. Tapi semoga apa yang kami korbankan ada hasilnya. Semoga Allah memberkahi kami, apapun hasilnya. Amin.
Selanjutnya, 2 minggu lagi istriku harus kembali untuk tes kesuburan yang kedua. Dan insyaallah aku bisa nemenin.

Arum dan Konfliknya

Beberapa waktu yang lalu, Arum mengalami konflik dengan teman sekolahnya. Arum sebelumnya memang ada cerita kalau ada anak kelas lain yang tiba-tiba menuduh Arum ngomongin anak itu ke anak yang lain. Padahal aku tahu banget nggak mungkin Arum mau ngomongin orang lain, dia nggak perduli sama urusan orang lain. Mulanya kuanggap biasa aja, waktu itu aku cuman nyaranin dia untuk ngomong balik ke anak itu kalau dia nggak pernah begitu. Dia sih bilang dia cuman cuekin anak itu.
Rupanya, karena Arum nggak nanggapin, anak itu tambah menjadi-jadi, dia tambah berani sama Arum. Sampai suatu hari akibatnya Arum nangis dibuatnya. Waktu itu Kai Supir yang ngantar jemput Arum sekolah mulai kesal juga, jadi dia memarahi anak itu. Kai Supir kami ini memang sayang banget sama Arum dan Arum juga dekat sama dia.
Sorenya, ibu anak itu dan pamannya datang ke rumah melapor ke istriku. Rupanya rumahnya masih satu kompleks dengan kami. Ibunya, berdasarkan laporan anak itu, menuduh Arum telah sering ngomongin anak itu dan Kai Supir telah menendang anak itu. Istriku yang tau banget sifat Arum dan Kai Supir membantahnya, apalagi ibu itu bisa lihat sendiri kalau badan Arum itu jauh lebih kecil dari anak itu. Istriku menyuruh ibu itu menyelesaikan di sekolah aja keesokan harinya dengan Kai Supir dan Kepala Sekolah.
Besoknya, semuanya dikumpulkan, termasuk teman-teman anak itu dan teman-teman Arum. Kai Supir langsung membantah kalau dia menendang anak itu, dan hal ini dibenarkan oleh teman-teman anak itu sendiri. Akhirnya anak itu menangis dan mengaku salah.
Alhamdulillah Arum nggak jadi trauma pergi ke sekolah karenanya. Tapi aku sayangkan karena aku sendiri nggak terlalu menanggapi lebih dini masalah ini. Selain karena Arum sendiri agak susah bercerita, aku juga awalnya ingin agar Arum bisa mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, seperti laki-laki. Tapi aku lupa bahwa Arum bukan laki-laki, walaupun dia agak galak di sekolah, tapi ada hal-hal yang bisa membuatnya tertekan.
Sekarang, aku berusaha meningkatkan kualitas komunikasi kami, terutama saat aku mengantar dan menjemputnya sekolah. Aku harap, sampai kapanpun nanti, aku bisa jadi orang tua dimana dia bisa curhat dan bercerita. Dengan begitu, kita akan bisa mengarahkan pendidikan moral dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai dia terjerumus ke hal-hal negatif karena rasa ingin tahu yang tidak terpenuhi.

Monday, May 9, 2011

Program Hamil 3

Malam ini istriku ke dokter lagi, karena dokter itu minta kalau haid, segera kembali periksa. Hasilnya, tanggal 12 ini harus kembali lagi untuk tes kesuburan dan biayanya nggak murah. Dan dokter itu juga minta harus ada orang dewasa yang menemani, karena harus dibius juga. Karena kayaknya aku belum off, mungkin mertuaku yang bakal nemenin.

Friday, May 6, 2011

Semprot

Lagi-lagi aku kena semprot supervisorku.
Waktu menerima tool yang bakalan diset, aku memang mengukur dimensi sealnya, sesuai prosedur. Dan ukurannya itu 0.04" lebih besar. Mungkin secara umum itu kecil, tapi di bidang ini, bisa sangat mempengaruhi. Pertimbanganku waktu itu, karena ini seal rubber, dia tetap akan bisa mengecil ketika melewati area sealingnya. Jadi aku memutuskan untuk tidak melaporkannya.
Waktu crew malam datang, seniorku bilang dia ragu tool itu bisa lewat dengan mudah, dan dia menyarankan untuk melaporkan ke senior supervisor. Bener aja, senior supervisor ini menyemprot aku. Aku disalahkan karena tidak melaporkannya lebih awal.
Aku terima aja semprotannya, karena bagiku itu pelajaran yang berharga. Sangat jarang kita bisa mendapatkan pelajaran dari orang sangat senior seperti dia.
Alhamdulillah, untungnya alat itu bisa diset dengan lancar. Dan pagi ini aku menghadap langsung senior supervisorku itu. Aku harus jantan menghadapinya. Dan alhamdulillah, dia mengulangi lagi "pelajarannya" itu.
Lesson learned: jangan kerja kayak robot, kita harus inisiatif dan jangan sungkan melaporkan kalau ada keanehan.

Program Hamil

Program Hamil

2 Mei 2011
Malam ini kami ke dokter Tengku lagi, untungnya nggak terlalu malam kali ini, jam 10-an aja.
Kali ini membaca hasil lab kami minggu lalu, ternyata kolesterol dan asam urat kami terlalu tinggi. Dokter menyuruh kami mengontrol makanan dan olahraga untuk menurunkan kolesterol.
Aku sempat shock juga kemaren waktu liat hasil lab kami itu. Kolesterolku 265, sedangkan batasnya adalah 200. Ini adalah pukulan telak bagiku, warning yang pertama.
Minggu lalu akhirnya kami membeli sepeda statis. 2 hari pertama aku bisa membakar 250 kalori selama satu jam. Tapi sayang, baru 2 hari aku sudah harus naik ke lokasi.

Thursday, April 7, 2011

Program Hamil 1

Akhirnya kami putuskan untuk menempuh jalan medis untuk menambah momongan, karena sudah hampir 9 tahun istriku belum bisa hamil juga.
Mengingat umur istriku sudah hampir 39 tahun, dan Arum sudah mulai besar dan mengerti, ini sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Kami memutuskan untuk pergi ke dokter Tengku, dokter yang sama yang menangani kehamilan pertama istriku dulu. Kebetulan juga tempat prakteknya kurang dari 500 dari rumah kami.
Saking banyaknya pasien, kami baru dapat giliran jam setengah satu malam. Untungnya kami bisa nunggu di rumah, sekalian biar Arum bisa tidur dulu.
Dokter Tengku ini sangat komunikatif dan ramah. Dia menjelaskan tahap-tahap untuk program kehamilan, yang tampaknya memang sistematis dan bertahap. Dia juga memberi semangat dan nasihat bahwa yg memberi kehamilan itu adalah Allah, jadi jangan ragu untuk mencoba.
Untuk tahap pertama, kami disuruh untuk pengecekan di lab dan disuruh minum vitamin untuk 3 bulan berturut-turut.
Bismillah, mudah-mudahan usaha kami ini berhasil.

Saturday, March 12, 2011

Arum dan lagunya

Awalnya aku mencoba memperdengarkan pada Arum semua jenis lagu. Tapi karena mengikuti seleraku, lebih banyak jenis lagu pop, R & B dan slow rock yang kuperdengarkan. Setelah hampir berbulan-bulan lagu Justin Bieber diputar berulang-ulang, akhirnya si Justin Bieber bisa istirahat juga.
Suatu hari aku kaget karena dia bilang dia suka lagu Usher yang "DJ Got Us Falling In Love Again". Lagu hip hop yang upbeat. Trus dia minta dibikinin CD semua lagu Usher. Oke sayang, your wish is my command.
Dengan flash unlimìted-ku, aku download lagu-lagu Usher yang pernah hits aja. Setelah jadi, giliran Usher yang wira-wiri nyanyi di mobil. Setelah beberapa minggu, Arum rupanya senang dengan lagu yang judulnya U Remind. Kulihat dia sering menyenandungkannya dengan lafal yang baik. Kelihatannya hasìl kursus bahasa inggrisnya mulai terasa.
Sekarang aku hobi melengkapi lagu-lagu yang disukainya dengan lirik, yang bila diputar di iPod, bisa dibaca. Karena nampaknya dia suka menelusuri lirik lagu sambil mendengarkan lagu itu. Persis seperti aku dulu, yang banyak belajar bahasa inggris dengan cara begitu.

Wednesday, March 9, 2011

Arum dan Buku Ilmu Pengetahuan-nya

Hari ini Arum memulai hobi barunya. Dia mendapatkan ide untuk mengumpulkan potongan ilmu pengetahuan pada sebuah buku. Contohnya, kecepatan virus flu yang dikeluarkan ketika kita batuk.
Dia memang suka membaca buku-buku ilmu pengetahuan selain majalah Princess tentunya. Dia juga suka membeli majalah Charlie and Lola karena banyak ide-ide prakarya di dalamnya.
Dia suka ilmu pengetahuan, nampaknya, karena aku selalu memberi jawaban-jawaban logis atas setiap pertanyaannya. Walaupun dia masih kecil, aku selalu menjawab dengan ilmiah yang kusederhanakan seolah dia sudah cukup bisa mengerti. Termasuk pertanyaan-pertanyaannya tentang hal-hal yang gaib dan mistis.
Dan jika aku menemukan buku atau gambar yang mendukung pertanyaannya, aku akan selalu menunjukannya.
Anakku yang cantik, jangan pernah berhenti mencari, belajar dan membaca. Karena itulah cara untuk membuka wawasan, menajamkan pikiran dan mengenali kebesaran Allah.

Wednesday, February 9, 2011

Singapore, again..


Setelah tahun lalu kami liburan ke Singapur, tahun ini kami pergi liburan lagi ke Singapur. Kenapa kok sepertinya kami senang ke Singapur? Pertama, karena memang kota Singapur itu menyenangkan, bersih tertib dan banyak objek wisata. Kedua, karena pertengahan tahun lalu istriku dapat tiket murah banget. Istriku dapat tiket Bpn-Sing dengan Mandala cuman 150 ribu rupiah perorang. Apa nggak murah banget tuh. Ketiga, karena ada beberapa objek wisata yang belum jadi dan belum sempat kami kunjungi tahun lalu, yaitu Universal Studio Singapore dan Marina Bay Sands.
Tapi tanpa diduga sebelumnya, terjadi masalah dengan Mandala Air, 2 minggu sebelum kami berangkat, Mandala mengumumkan bahwa mereka tidak akan terbang lagi. Mulanya kami sempat panik. Akhirnya dengan bantuan seorang teman, malam itu juga kami dapat tiket lagi dengan Lion Air, Bpn-Jkt-Sing dengan harga 2.6 jutaan. Soalnya kalau mau dibatalin, kami malah rugi lebih banyak dengan tiket lain yang sudah kami beli untuk pulang dari Singapur.
Aku bukannya sombong atau pamer bisa jalan-jalan ke Singapur sampai 2 kali. Tapi memang karena anak istriku berhak mendapatkan liburan karena sudah menjadi anak dan istri yang baik selama ini. Lagian, bagi orang Indonesia jalan-jalan ke Singapur sebenarnya bukan hal yang mewah lagi. Dari Jakarta aja tiket ke Singapur rata-rata cuman 500 ribuan. Apalagi sekarang sudah tidak ada fiskal lagi, tambah gampang deh kalau ke Singapur.

Thursday, February 3, 2011

4 Februari 2011, Go Back Home

Pulang,
Jam 1.15 berangkat dari hotel menuju pool-nya Primajasa di BSM. Jam 02.00 berangkat dari Bandung menuju Jakarta langsung ke bandara Soeta.
Bismillah.

Tuesday, February 1, 2011

01 februari, Bandung

Sarapan di hotel.
Beli buku di Togamas, sekitar 50 mtr dari hotel, 14 buku dan novel, 600 ribuan. Diskon 15 persen, jam-jam tertentu diskon sampai 25 persen. Disini aku nemu buku in cold blood-truman capote cuma 20 ribu.
Makan di Ampera, sekitar 20 mtr dari Togamas.
Ke BSM, nonton the mechanic, pulang istirahat, malamnya ke Paris Van Java, makan dan main ice skating.
Main ice skating 60 rb sepuasnya, pelatih. 30 rb per setengah jam.

Monday, January 31, 2011

31 jan

31 jan
Out of singapore
Dari hotel jam 10, sampe bandara ternyata baru bisa check in 2 jam sebelum berangkat. Tiket air asia sing-jkt S$230 (1.6 jt) utk 3 org.
Setelah check in, beli oleh2 coklat didalam. Sampe jkt jam 15:35, naik bis primajasa ke bandung (tiket 75 rb/orang). Sampe bandung jam 21:15.
Nginap di hotel corsica jl. Wr supratman, tarif kamar mulai 300 rb.

30 jan




30 Januari 2011

Karena target utama yaitu Universal Studio dan Marina Bay Sands sudah kami datangi, jadi hari ini agak bebas, nggak ada target khusus. Kami memutuskan hari ini mau ke Sentosa Island, di sana ada patung Merlion besar, ada Ludge, ada pantainya yang bersih dan ada juga wahana seperti Sea World di jakarta. Tahun lalu sih sudah kesana, tapi tempatnya yang luas dan banyak tujuan wisata membuat kami merasa nggak ada ruginya kalau kesana lagi.
Sesampainya di Vivo City Mall, hujan deras, sebenarnya dari hotel kita berangkat memang sudah hujan, tapi nggak nyangka aja hujan masih berlanjut. Walaupun sebenarnya ada monorail menuju Sentosa Island, tapi tetap aja di sana bakal kehujanan. Akhirnya kami mutar-mutar dan liat-liat di Vivo City Mall aja. Sekalian istriku mau shopping juga, siapa tahu ada yang murah.
Istriku nggak beli apa-apa, pas waktunya makan siang kami makan siang di food court-nya yang namanya Banquet. Ternyata Banquet ini merupakan food court khusus makanan halal, betapa girangnya kami. Selain halal, murah pilihannya banyak lagi. Ada masakan padang, masakan melayu, cina, india/arab dan barat.
Arum seperti biasa makan Chiken Rice, sedangkan aku mencoba makan laksa. Laksa disini kita memilih sendiri jenis lauk yang mau direbus, ada berbagai jenis sayur, jamur, tahu dan siomay. Cukup murah, dengan minimal S$ 4, kita bisa dapat semangkuk laksa lezat. Aku punya prinsip, kalau pergi ke suatu tempat, jangan ragu mencoba berbagai jenis makanan, asal masih halal. Tahun lalu di Singapur juga, kami nekat nyoba makan di rumah makan arab. Hasilnya, makanan nggak habis karena porsinya yang kebanyakan dan rasanya yang terlalu kuat. Tahun ini, karena malas nyoba makanan lain, istriku ada beli ayam penyet yang dekat hotel, ternyata rasanya jauh banget dengan ayam penyet yang biasa kami beli di Indonesia. Lagian kupikir, ngapain kita pergi jauh-jauh kalau akhirnya makan makanan Indonesia juga.
Selesai makan, kami pergi ke Sentosa Board Walk yang baru dibuka sehari sebelumnya. Sentosa Board Walk ini adalah jembatan khusus pejalan kaki yang menghubungkan main land (Vivo City Mall) dengan pulau Sentosa (Resort World Sentosa) sepanjang kurang lebih 600 meter. Yang menarik, sepanjang jembatan ini dibuat sangat rapi, bersih, asri dan indah. Tidak seperti jembatan pejalan kaki biasa, disini juga disediakan tangga berjalan seperti yang ada di bandara-bandara. Disetiap sisinya penuh dengan taman, bahkan ada 4 bagian dengan temanya masing-masing. Di satu bagian malah ada toko souvenirnya. Jadi selain dengan bis atau monorail, kita juga bisa berjalan kaki sekarang menuju Sentosa Island.

Di Resort World Sentosa, kami beli coklat dan permen lagi buat oleh-oleh. Selanjutnya kami pake bis ke Vivo City dan dilanjutkan dengan MRT pulang ke hotel.
Sorenya aku nyempetin beli oleh-oleh di bugis street, cuma kaos yang S$ 10 dapat 3 biar murah meriah.
Jam 6 sore kami keluar lagi ke Vivo City, rencananya malam ini mau nonton dancing crane yang jadwalnya jam 8. Sesampainya di Vivo City kita makan malam dulu di Banquet lagi, bakal jadi favorit keluarga nih. Setelah makan kami bersiap-siap mau ke Resort World Sentosa untuk lihat dancing crane. Ternyata diluar masih hujan, Arum dan istriku sudah patah semangat, akhirnya kami bilang aja ke Arum kalau hujan, dancing crane-nya nggak ada. Untungnya Arum nggak terlalu kecewa. Akhirnya kami menemani istriku aja beli baju di mal itu. Tapi waktu jam 8 kurang 7 menit-an, aku timbang-timbang lagi, karena istriku kayaknya bakal lama milih-milih, aku mengajak Arum untuk mencoba melihat Dancing Crane dari mal, seberangnya Resort World Sentosa. Setelah di luar, masih hujan, aku ngajak Arum jalan lewat Sentosa Board Walk, maksudnya sih biar nggak langsung paling nggak bisa lihat lebih dekat. Tapi makin jauh kita jalan, belum mulai juga Dancing Crane-nya. Setelah kurang dari 3 menit-an, Dancing Crane-nya mulai, sekalian aja kami nonton langsung di tempatnya. Setelah lari sedikit, akhirnya kami sampai, dan kami hampir nggak ketinggalan sama sekali.
Dancing Crane ini berupa pertunjukan 2 buah alat mekanis berukuran tinggi total sekitar 15 meter yang mirip badan-leher dan kepala burung bangau, didadanya ada layar LED dan sayapnya berupa semprotan air, yang menari seolah-olah 2 ekor burung bangau raksasa. Walaupun cuma 10 menit, tapi pertunjukannya sangat indah, dengan tambahan permainan cahaya lampu dan gambar bergerak di dada crane itu. Ceritanya ada 2 burung bangau yang bertemu, saling jatuh cinta dan akhirnya terbang bersama-sama.
Sangat indah sekali, nggak sia-sia kami sampai lari-lari dan nonton berhujan-hujanan. Arum kulihat sangat puas sekali. Betapa bahagianya aku bisa membahagiakan anakku ini dan bisa memberikan dia pengalaman yang sangat menakjubkan ini.
Sebelum pulang dari Vivo City, kami sempat beli 3 lukisan cina yang sederhana tapi sangat bangus seharga S$25. Rencananya sih mau di bingkai dan dipajang di rumah. Kami keluar dari Vivo City Mal hampir jam setengah sebelas, nggak papa, karena ini malam terakhir kami.

29 jan



29 Januari 2011

Rencananya hari ini mau ke Marina Bay Sands, sebuah hotel dengan 3 tower yang diatas ketiga tower itu seperti ada bahtera yang nangkring. Aku sangat kagum dengan keindahan-keindahan arsitektural, jadi pengen banget kesana.
Setelah sarapan dengan menu yang sama seperti kemaren, akhirnya kami pergi. Berdasarkan resepsionis hotel, dia menyarankan kami naik bus dari seberang hotel. Waktu kami sudah naik busnya, ternyata supirnya bilang kalau bus itu tidak lewat Marina Bay Sands, akhirnya aku minta diturunin di Merlion saja. Setelah turun di depan hotel Fullerton, kami menuju ke patung Merlion. Seperti biasa, kami foto-foto dulu dengan latar belakang Marina Bay Sands. Dilanjutkan dengan berfoto dengan latar belakang patung Merlion, kebetulan karena tahun lalu kami kesini pas malam hari, jadi nggak bisa berfoto-foto deket patung Merlion dengan leluasa.
Dari Merlion kami menyeberangi jembatan yang melintasi sungai menuju Espalanade di seberangnya. Mengagumkan, Singapore membangun jembatan khusus untuk pejalan kaki karena memang lalulintas pejalan kaki dari patung Merlion ke Esplanade, 2 tempat wisata utama di Singapore, memang ramai. Di Esplanade tidak lupa kami berfoto-foto lagi. Esplanade ini merupakan tempat konser dengan disain kubah yang unik, seperti buah durian. Di seberang Espalanade sebenarnya sudah kelihatan Singapore Flyer, sebuah bianglala terbesar di dunia. Tahun lalu kami sudah pernah naik Singapore Flyer ini, dari atas flyer ini kita bisa melihat pemandangan kota singapur.
Dari Esplanade, kami menyeberangi lagi sebuah jembatan (The Helix Bridge) khusus pejalan kaki yang berbentuk unik, seperti 2 spiral yang menjadi satu dan saling mengikat seperti struktur DNA. Nampaknya jembatan ini memang dibangun khusus untuk memfasilitasi para pejalan kaki dari dan menuju Marina Bay Sands. Di seberang jembatan ada mall yang merupakan bagian dari Marina Bay Sands, dari mall ini kita bisa jalan menuju Marina Bay Sands lewat jalan bawah tanah. Di Marina Bay Sands kami diarahkan untuk menuju tower 3 untuk membeli tiket naik ke Sands SkyPark. Dengan lift yang sangat cepat kami naik ke Sands SkyPark yang berada di lantai 57.
Di SkyPark ini kita bisa melihat pemandangan kota Singapur dengan leluasa, disediakan juga audio guide untuk penjelasan di setiap spot pemandangan. Dari atas SkyPark bisa kita lihat, Merlion Park, Esplanade dan Singapore Flyer karena 4 tempat ini bisa dibilang berada di satu area. Cukup nyeri juga liat pemandangan dari ketinggian seperti itu, kalau untuk orang yang takut ketinggian, sebaiknya jangan deh.
Sebenarnya SkyPark yang bisa kita masuki ini tidak terlalu luas, disini hanya tersedia sebuah kafe yang menjual makanan, dan ada juga tambahan atraksi sulap dan atraksi balon yang bisa dibentuk-bentuk. Dan bagian yang boleh kita masuki ini sebenarnya hanya ujung dari SkyDari SkyPark ini juga praktis kita cuman bisa melihat pemandangan Singapore, tapi jika cuacanya bagus, sangat bagus untuk tempat foto-foto.
Sebenarnya SkyPark ini mempunyai bagian yang lebih bagus yang dilengkapi taman dan kolam renang yang seolah-olah ujungnya adalah batas langit, tapi tempat ini hanya bisa dimasuki oleh penghuni hotel Marina Bay Sands ini.

Setelah puas, kami turun ke lantai bawah. Tujuan selanjutnya adalah Singapore Science Center. Dari Marina Bay Sands kami naik taksi ke Singapore Science Center yang terletak di daerah Jurong East dengan membayar S$14. Sebagai catatan, naik taksi di Singapur sangat aman, walaupun kadang drivernya tidak selalu ramah atau bahasa inggrisnya agak sulit dipahami, tapi kita tidak perlu khawatir ditipu. Sebaiknya kita mempersiapkan alamat lengkap tujuan kita biar gampang, karena tarif taksi lumayan mahal. Tapi Singapura adalah kota yang kecil dan jalannya hampir tidak pernah macet, jadi tidak akan terlalu mahal. Positifnya, dibanding dengan naik MRT, kita bisa sekalian melihat pemandangan atau suasana kota.
Singapore Science Center bagiku mirip dengan Taman Pintar di Yogyakarta. Di dalamnya banyak peragaan-peragaan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan dikelompokan berdasarkan kriteria ilmu pengetahuan tersebut, ada suara, tekhnologi, pertanian, tubuh dan luar angkasa.
Sebenarnya kalau mau diliat semua, sehari pun tidak cukup. Jadi kami hanya melihat yang menarik saja, dan kebetulan sudah pernah liat yang di Taman Pintar di Yogya, jadi kami tidak terlalu lama disana.
Dari sana kami naik bis ke Jurong East station, cuma satu kali stop, trus dilanjutkan dengan naik MRT pulang ke hotel.
Setelah beristirahat di htel, malamnya kami pergi ke daerah Orchard, apalagi kalau tidak belanja. Sebenarnya banyak banget mall di daerah Orchard, tapi kalau melihat harganya yang tidak terlalu beda dengan di Indonesia, kami memilih untuk lebih banyak melihat-lihat saja. Istriku dan anakku membeli sandal FitFlop yang sudah lama diinginkan istriku. Selain itu juga istriku membeli dompet untuk mengganti dompetnya yang sudah rusak.
Sepulangnya dari Orchard, kami singgah di Bugis Junction dan untuk membeli makan malam di Tong Seng restoran di seberang bugis Junction.

28 jan


28 Januari 2011

Pagi-pagi kami sudah bersiap-siap, karena cuma punya 2 voucher sarapan, aku sama Arum sarapan berdua aja di restoran hotel yang kecil. Menunya lumayan buat sarapan, ada bubur, roti dan selai, nasi goreng, mie goreng dan sosis. Di restoran, banyak banget orang Indonesia, menegaskan bahwa memang sudah lumrah orang Indonesia yang ke Singapur.
Supaya nggak buang-buang waktu, jam 8 kami sudah berangkat, karena seperti yang kubaca, sebaiknya ke Universal Studio pagi-pagi supaya nggak terlalu ngantri dan biar waktunya panjang.
Kami naik MRT dari Bugis ke Outram Park, pindah MRT menuju Harbour Front yang tembus langsung ke Vivo City Mall. Di Singapur ini, menariknya, hampir semua stasiun MRT berhubungan langsung dengan mall atau malah ada di bawah sebuah mal. Biasanya, jalan masuk/keluar stasiun MRT itu tidak hanya 1, dan kalau tidak berhubungan langsung dengan mall, biasanya di jalur keluar itu juga ada toko-toko, jadi kesannya tidak kumuh dan terlalu suram. Karena memang kalau di Singapur kita mengandalkan MRT, kita dituntut untuk banyak jalan kaki untuk menuju stasiun MRT ataupun transit MRT.
Sesampainya di Harbour Front yang berada di bawah mal Vivo City, seharusnya kita bisa naik bis yang menyeberang ke pulau Sentosa menuju Sentosa World Resort. Beda kalau ke sentosa Island, kita bisa menggunakan monrail yang ada di lantai atas Vivo City mall. Tapi karena istriku kelaparan, kami cari sarapan di McDonald di seberang Vivo City mal.
Setelah sarapan, kami naik bus, cuman sekitar 15 menit-an, kami sampai di Resort World Sentosa. Turun di lantai bawah yang deket kasino, naik tangga menuju ground floor.
Keluar dari tangga berjalan, sudah keliatan logo Universal Studio Singapore berupa bola dunia yang dikelilingi tulisan Universal Studio. Setelah berfoto-foto di depan logo USS, kami masuk kedalam Universal Studio. 2 hari sebelumnya aku sudah beli tiket USS secara online karena takut kehabisan. Harga tiket S$ 69 untuk dewasa, harga tiket sudah termasuk S$ 5 voucher untuk merchandise dan S$ 5 untuk makanan.
Di bagian pertama USS kami memasuki area Hollywood, berupa area dengan nuansa Hollywood, tidak ada atraksi khusus. Tapi semua bangunan dibuat dengan detail dan halus, kita bisa benar-benar merasakan nuansa Hollywood, dan semuanya menjadi spot berfoto yang sangat bagus. Di sini kita bisa Po dari kungfu panda dan Woody Woodpecker. Menariknya, selain antri yang tertib untuk berfoto dengan karakter itu, mereka juga menyediakan tukang foto dari studio dan 1 orang lagi yang mengambilkan foto dengan kamera kita sendiri, jadi kalaupun kita tidak membawa kamera atau hasil dari kamera kita kurang bagus, kita bisa mengambil foto yang dari studio dengan harga S$ 12 (kalau nggak salah).
Selanjutnya kami belok kanan menuju bagian Madagascar, disini ada juga spot untuk berfoto dengan 4 karakter utama film Madagascar dengan latar belakang kapal cargo yang ada di film Madagascar yang tinggi banget. Disini ada komedi putar dengan karakater-karakter Madagascar.
Selanjutnya kami ke bagian Shrek, ada spot berfoto dengan Shrek dan Princess Fionna yang cantik banget (bukan patung). Ada juga film 4 Dimensi dan roller coster mini yang cukup menegangkan.
Selanjutnya kami ke bagian Lost World, disini kami menonton pertunjukan Water World yang menampilkan cerita film Water World dengan atraksi stunt man di kolam lengkap dengan api, ledakan dan pesawat terbang seperti yang ada di filmnya.
Sayangnya, sekeluarnya dari Water World, hujan deras, sambil nunggu hujan reda kami makan di restoran Lost World yang suasananya mirip aula di film Jurrasic Park, lengkap dengan tulang dinosaurus di tengahnya. Sebenarnya kami ingin lebih lama di restoran ini sambil nunggu hujan, tapi pengunjung sudah rame banget nunggu meja yang kosong. Akhirnya kami terpaksa keluar menuju atraksi berikutnya sambil menembus hujan. Karena cuma bawa payung 1 saja, terpaksa aku sedikit berhujan-hujanan menuju atraksi berikutnya. Untungnya jarak antar atraksi cukup dekat, jadi banyak teduhan.
Sayangnya kami nggak bisa masuk atraksi yang ada di lost world, karena atraksinya terbuka dan hujan sedang deras sekali.
Di bagian MUmmy Returns, kami juga nggak sempat masuk atraksinya, walau indoor, tapi yang antri sangat banyak dan kita harus menitipkan tas, jadinya batal deh.
Selanjutnya kami masuk ke atraksi sound stage yang menampilkan suasana syuting film di studio dengan tema badai di Manhattan, lengkap dengan kapal yang seolah-olah menembus studio dan hampir menabrak penonton. Kami juge menonton pertunjukan musikal yang tidak terlalu istimewa.
Di bagian akhir sebelum area Hollywood, ada bagian yang bernuansa New York, lengkap dengan mobil klasik dan trio penyanyi cantik dengan pakaian ala pelayan restoran.
Karena sudah capek, jam 4 sore kami sudah pulang, mampir sebentar ke toko coklat dan permen untuk membeli oleh-oleh, selanjutnya kami melanjutkan pulang ke hotel.
Sesampainya di hotel, kami beristirahat, kasihan juga liat Arum yang kecapekan. Malamnya kami ke Bugis Junction untuk membeli oleh-oleh. Souvenir disini cukup murah, ada gantungan kunci/guntingan kuku Singapore yang paling murah 18 buah dapat S$10, kaos yang paling murah S$10 dapat 3. Kalau mau yang lebih bagus ada kaus yang harganya mulai S$12.5.
Kami juga beli coklat berbentuk patung Merlion dengan harga S$12.5, bermacam-macam coklat dan makanan dengan harga yang tidak terlalu berbeda dangan harga di Indonesia. Ada juga jam tangan beraneka jenis mulai S$5.

27 jan


27 Januari 2011

Kami berangkat dari Balikpapan jam 10 pagi, sampai di Jakarta jam 11-an. Rencananya kami mau nunggu di lounge yang ada di bandara Soetta sambil nunggu pesawat ke Singapur jam 17:00. Tapi ternyata kami baru bisa check in 2 jam sebelum jam keberangkatan, jadinya kami makan di Hoka-Hoka Bento sambil nunggu waktu check in.
Pesawat kami sampai Singapur jam 19:05, setelah melewati imigrasi dan pengambilan barang, kami antri untuk taksi sampai jam 8-an malam. Di imigrasi Singapur, banyak banget orang Indonesia. Nampaknya, memang sudah lumrah orang Indonesia yang ke Singapur.
Di taksi menuju hotel, sempet heran juga waktu aku cuman bilang hotel Fragrance Bugis dan supirnya tidak tahu pasti tempatnya. Sialnya aku juga tidak punya alamat lengkapnya seperti yang diminta si supir taksi. Dia menyarankan, lain kali kita harus punya alamat lengkap suatu tempat kalau mau naik taksi, karena semua taksi menggunakan GPS dan sangat mengandalkan alat tersebut. Kecuali kita mendatangi tempat yang sudah sangat terkenal. Tapi alhamdulillah, kami sampai juga ke hotel tanpa terlalu memutar-mutar.
Tarif Hotel Fragrance Bugis S$ 149, untuk kamar ukuran standar dengan single bed. Ukuran kamarnya kecil banget, cuman cukup untuk bed ukuran queen, lemari kecil dan kamar mandinya pun kecil. Memang hotel di Singapur termasuk yang paling mahal di Asia. Tapi prinsipnya, kita kan mau jalan-jalan, jadi cuman perlu kamar buat tidur dan istirahat.
Tapi hotel Fragrance Bugis ini menurutku sangat strategis, sekitar 200 meter jalan, kita sudah bisa menemukan tempat makan yang Halal, namanya Tong Seng, menu yang umum disini adalah Chiken Rice yang kebetulan merupakan kegemaran Arum. Rata-rata harga makanan disini harganya S$ 3, cukup murah. Berjarak 1 warung dari Tong Seng ini ada juga rumah makan halal yang menjual makanan arab, India dan Ayam Penyet Indonesia.

Di seberang jalan langsung ada Bugis Junction, sebuah mal cukup lengkap yang suasanya menurutku mirip mal Paris van Java di Bandung. Di seberangnya lagi ada Bugis Street, sebuah pasar yang banyak menjual souvenir dan baju-baju dengan aneka model. Sangat strategis, apalagi MRT station ada di bawah Bugis Junction ini, sekitar 500 meter dari hotel Fragrance Bugis. Sangat direkomendasikan.
Setelah melihat-lihat situasi di Bugis Street, kami kembali ke hotel untuk istirahat, karena selain sudah capek, kami juga harus menyiapkan tenaga untuk ke Universal Studio Singapore besok paginya.