Monday, January 31, 2011

31 jan

31 jan
Out of singapore
Dari hotel jam 10, sampe bandara ternyata baru bisa check in 2 jam sebelum berangkat. Tiket air asia sing-jkt S$230 (1.6 jt) utk 3 org.
Setelah check in, beli oleh2 coklat didalam. Sampe jkt jam 15:35, naik bis primajasa ke bandung (tiket 75 rb/orang). Sampe bandung jam 21:15.
Nginap di hotel corsica jl. Wr supratman, tarif kamar mulai 300 rb.

30 jan




30 Januari 2011

Karena target utama yaitu Universal Studio dan Marina Bay Sands sudah kami datangi, jadi hari ini agak bebas, nggak ada target khusus. Kami memutuskan hari ini mau ke Sentosa Island, di sana ada patung Merlion besar, ada Ludge, ada pantainya yang bersih dan ada juga wahana seperti Sea World di jakarta. Tahun lalu sih sudah kesana, tapi tempatnya yang luas dan banyak tujuan wisata membuat kami merasa nggak ada ruginya kalau kesana lagi.
Sesampainya di Vivo City Mall, hujan deras, sebenarnya dari hotel kita berangkat memang sudah hujan, tapi nggak nyangka aja hujan masih berlanjut. Walaupun sebenarnya ada monorail menuju Sentosa Island, tapi tetap aja di sana bakal kehujanan. Akhirnya kami mutar-mutar dan liat-liat di Vivo City Mall aja. Sekalian istriku mau shopping juga, siapa tahu ada yang murah.
Istriku nggak beli apa-apa, pas waktunya makan siang kami makan siang di food court-nya yang namanya Banquet. Ternyata Banquet ini merupakan food court khusus makanan halal, betapa girangnya kami. Selain halal, murah pilihannya banyak lagi. Ada masakan padang, masakan melayu, cina, india/arab dan barat.
Arum seperti biasa makan Chiken Rice, sedangkan aku mencoba makan laksa. Laksa disini kita memilih sendiri jenis lauk yang mau direbus, ada berbagai jenis sayur, jamur, tahu dan siomay. Cukup murah, dengan minimal S$ 4, kita bisa dapat semangkuk laksa lezat. Aku punya prinsip, kalau pergi ke suatu tempat, jangan ragu mencoba berbagai jenis makanan, asal masih halal. Tahun lalu di Singapur juga, kami nekat nyoba makan di rumah makan arab. Hasilnya, makanan nggak habis karena porsinya yang kebanyakan dan rasanya yang terlalu kuat. Tahun ini, karena malas nyoba makanan lain, istriku ada beli ayam penyet yang dekat hotel, ternyata rasanya jauh banget dengan ayam penyet yang biasa kami beli di Indonesia. Lagian kupikir, ngapain kita pergi jauh-jauh kalau akhirnya makan makanan Indonesia juga.
Selesai makan, kami pergi ke Sentosa Board Walk yang baru dibuka sehari sebelumnya. Sentosa Board Walk ini adalah jembatan khusus pejalan kaki yang menghubungkan main land (Vivo City Mall) dengan pulau Sentosa (Resort World Sentosa) sepanjang kurang lebih 600 meter. Yang menarik, sepanjang jembatan ini dibuat sangat rapi, bersih, asri dan indah. Tidak seperti jembatan pejalan kaki biasa, disini juga disediakan tangga berjalan seperti yang ada di bandara-bandara. Disetiap sisinya penuh dengan taman, bahkan ada 4 bagian dengan temanya masing-masing. Di satu bagian malah ada toko souvenirnya. Jadi selain dengan bis atau monorail, kita juga bisa berjalan kaki sekarang menuju Sentosa Island.

Di Resort World Sentosa, kami beli coklat dan permen lagi buat oleh-oleh. Selanjutnya kami pake bis ke Vivo City dan dilanjutkan dengan MRT pulang ke hotel.
Sorenya aku nyempetin beli oleh-oleh di bugis street, cuma kaos yang S$ 10 dapat 3 biar murah meriah.
Jam 6 sore kami keluar lagi ke Vivo City, rencananya malam ini mau nonton dancing crane yang jadwalnya jam 8. Sesampainya di Vivo City kita makan malam dulu di Banquet lagi, bakal jadi favorit keluarga nih. Setelah makan kami bersiap-siap mau ke Resort World Sentosa untuk lihat dancing crane. Ternyata diluar masih hujan, Arum dan istriku sudah patah semangat, akhirnya kami bilang aja ke Arum kalau hujan, dancing crane-nya nggak ada. Untungnya Arum nggak terlalu kecewa. Akhirnya kami menemani istriku aja beli baju di mal itu. Tapi waktu jam 8 kurang 7 menit-an, aku timbang-timbang lagi, karena istriku kayaknya bakal lama milih-milih, aku mengajak Arum untuk mencoba melihat Dancing Crane dari mal, seberangnya Resort World Sentosa. Setelah di luar, masih hujan, aku ngajak Arum jalan lewat Sentosa Board Walk, maksudnya sih biar nggak langsung paling nggak bisa lihat lebih dekat. Tapi makin jauh kita jalan, belum mulai juga Dancing Crane-nya. Setelah kurang dari 3 menit-an, Dancing Crane-nya mulai, sekalian aja kami nonton langsung di tempatnya. Setelah lari sedikit, akhirnya kami sampai, dan kami hampir nggak ketinggalan sama sekali.
Dancing Crane ini berupa pertunjukan 2 buah alat mekanis berukuran tinggi total sekitar 15 meter yang mirip badan-leher dan kepala burung bangau, didadanya ada layar LED dan sayapnya berupa semprotan air, yang menari seolah-olah 2 ekor burung bangau raksasa. Walaupun cuma 10 menit, tapi pertunjukannya sangat indah, dengan tambahan permainan cahaya lampu dan gambar bergerak di dada crane itu. Ceritanya ada 2 burung bangau yang bertemu, saling jatuh cinta dan akhirnya terbang bersama-sama.
Sangat indah sekali, nggak sia-sia kami sampai lari-lari dan nonton berhujan-hujanan. Arum kulihat sangat puas sekali. Betapa bahagianya aku bisa membahagiakan anakku ini dan bisa memberikan dia pengalaman yang sangat menakjubkan ini.
Sebelum pulang dari Vivo City, kami sempat beli 3 lukisan cina yang sederhana tapi sangat bangus seharga S$25. Rencananya sih mau di bingkai dan dipajang di rumah. Kami keluar dari Vivo City Mal hampir jam setengah sebelas, nggak papa, karena ini malam terakhir kami.

29 jan



29 Januari 2011

Rencananya hari ini mau ke Marina Bay Sands, sebuah hotel dengan 3 tower yang diatas ketiga tower itu seperti ada bahtera yang nangkring. Aku sangat kagum dengan keindahan-keindahan arsitektural, jadi pengen banget kesana.
Setelah sarapan dengan menu yang sama seperti kemaren, akhirnya kami pergi. Berdasarkan resepsionis hotel, dia menyarankan kami naik bus dari seberang hotel. Waktu kami sudah naik busnya, ternyata supirnya bilang kalau bus itu tidak lewat Marina Bay Sands, akhirnya aku minta diturunin di Merlion saja. Setelah turun di depan hotel Fullerton, kami menuju ke patung Merlion. Seperti biasa, kami foto-foto dulu dengan latar belakang Marina Bay Sands. Dilanjutkan dengan berfoto dengan latar belakang patung Merlion, kebetulan karena tahun lalu kami kesini pas malam hari, jadi nggak bisa berfoto-foto deket patung Merlion dengan leluasa.
Dari Merlion kami menyeberangi jembatan yang melintasi sungai menuju Espalanade di seberangnya. Mengagumkan, Singapore membangun jembatan khusus untuk pejalan kaki karena memang lalulintas pejalan kaki dari patung Merlion ke Esplanade, 2 tempat wisata utama di Singapore, memang ramai. Di Esplanade tidak lupa kami berfoto-foto lagi. Esplanade ini merupakan tempat konser dengan disain kubah yang unik, seperti buah durian. Di seberang Espalanade sebenarnya sudah kelihatan Singapore Flyer, sebuah bianglala terbesar di dunia. Tahun lalu kami sudah pernah naik Singapore Flyer ini, dari atas flyer ini kita bisa melihat pemandangan kota singapur.
Dari Esplanade, kami menyeberangi lagi sebuah jembatan (The Helix Bridge) khusus pejalan kaki yang berbentuk unik, seperti 2 spiral yang menjadi satu dan saling mengikat seperti struktur DNA. Nampaknya jembatan ini memang dibangun khusus untuk memfasilitasi para pejalan kaki dari dan menuju Marina Bay Sands. Di seberang jembatan ada mall yang merupakan bagian dari Marina Bay Sands, dari mall ini kita bisa jalan menuju Marina Bay Sands lewat jalan bawah tanah. Di Marina Bay Sands kami diarahkan untuk menuju tower 3 untuk membeli tiket naik ke Sands SkyPark. Dengan lift yang sangat cepat kami naik ke Sands SkyPark yang berada di lantai 57.
Di SkyPark ini kita bisa melihat pemandangan kota Singapur dengan leluasa, disediakan juga audio guide untuk penjelasan di setiap spot pemandangan. Dari atas SkyPark bisa kita lihat, Merlion Park, Esplanade dan Singapore Flyer karena 4 tempat ini bisa dibilang berada di satu area. Cukup nyeri juga liat pemandangan dari ketinggian seperti itu, kalau untuk orang yang takut ketinggian, sebaiknya jangan deh.
Sebenarnya SkyPark yang bisa kita masuki ini tidak terlalu luas, disini hanya tersedia sebuah kafe yang menjual makanan, dan ada juga tambahan atraksi sulap dan atraksi balon yang bisa dibentuk-bentuk. Dan bagian yang boleh kita masuki ini sebenarnya hanya ujung dari SkyDari SkyPark ini juga praktis kita cuman bisa melihat pemandangan Singapore, tapi jika cuacanya bagus, sangat bagus untuk tempat foto-foto.
Sebenarnya SkyPark ini mempunyai bagian yang lebih bagus yang dilengkapi taman dan kolam renang yang seolah-olah ujungnya adalah batas langit, tapi tempat ini hanya bisa dimasuki oleh penghuni hotel Marina Bay Sands ini.

Setelah puas, kami turun ke lantai bawah. Tujuan selanjutnya adalah Singapore Science Center. Dari Marina Bay Sands kami naik taksi ke Singapore Science Center yang terletak di daerah Jurong East dengan membayar S$14. Sebagai catatan, naik taksi di Singapur sangat aman, walaupun kadang drivernya tidak selalu ramah atau bahasa inggrisnya agak sulit dipahami, tapi kita tidak perlu khawatir ditipu. Sebaiknya kita mempersiapkan alamat lengkap tujuan kita biar gampang, karena tarif taksi lumayan mahal. Tapi Singapura adalah kota yang kecil dan jalannya hampir tidak pernah macet, jadi tidak akan terlalu mahal. Positifnya, dibanding dengan naik MRT, kita bisa sekalian melihat pemandangan atau suasana kota.
Singapore Science Center bagiku mirip dengan Taman Pintar di Yogyakarta. Di dalamnya banyak peragaan-peragaan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan dikelompokan berdasarkan kriteria ilmu pengetahuan tersebut, ada suara, tekhnologi, pertanian, tubuh dan luar angkasa.
Sebenarnya kalau mau diliat semua, sehari pun tidak cukup. Jadi kami hanya melihat yang menarik saja, dan kebetulan sudah pernah liat yang di Taman Pintar di Yogya, jadi kami tidak terlalu lama disana.
Dari sana kami naik bis ke Jurong East station, cuma satu kali stop, trus dilanjutkan dengan naik MRT pulang ke hotel.
Setelah beristirahat di htel, malamnya kami pergi ke daerah Orchard, apalagi kalau tidak belanja. Sebenarnya banyak banget mall di daerah Orchard, tapi kalau melihat harganya yang tidak terlalu beda dengan di Indonesia, kami memilih untuk lebih banyak melihat-lihat saja. Istriku dan anakku membeli sandal FitFlop yang sudah lama diinginkan istriku. Selain itu juga istriku membeli dompet untuk mengganti dompetnya yang sudah rusak.
Sepulangnya dari Orchard, kami singgah di Bugis Junction dan untuk membeli makan malam di Tong Seng restoran di seberang bugis Junction.

28 jan


28 Januari 2011

Pagi-pagi kami sudah bersiap-siap, karena cuma punya 2 voucher sarapan, aku sama Arum sarapan berdua aja di restoran hotel yang kecil. Menunya lumayan buat sarapan, ada bubur, roti dan selai, nasi goreng, mie goreng dan sosis. Di restoran, banyak banget orang Indonesia, menegaskan bahwa memang sudah lumrah orang Indonesia yang ke Singapur.
Supaya nggak buang-buang waktu, jam 8 kami sudah berangkat, karena seperti yang kubaca, sebaiknya ke Universal Studio pagi-pagi supaya nggak terlalu ngantri dan biar waktunya panjang.
Kami naik MRT dari Bugis ke Outram Park, pindah MRT menuju Harbour Front yang tembus langsung ke Vivo City Mall. Di Singapur ini, menariknya, hampir semua stasiun MRT berhubungan langsung dengan mall atau malah ada di bawah sebuah mal. Biasanya, jalan masuk/keluar stasiun MRT itu tidak hanya 1, dan kalau tidak berhubungan langsung dengan mall, biasanya di jalur keluar itu juga ada toko-toko, jadi kesannya tidak kumuh dan terlalu suram. Karena memang kalau di Singapur kita mengandalkan MRT, kita dituntut untuk banyak jalan kaki untuk menuju stasiun MRT ataupun transit MRT.
Sesampainya di Harbour Front yang berada di bawah mal Vivo City, seharusnya kita bisa naik bis yang menyeberang ke pulau Sentosa menuju Sentosa World Resort. Beda kalau ke sentosa Island, kita bisa menggunakan monrail yang ada di lantai atas Vivo City mall. Tapi karena istriku kelaparan, kami cari sarapan di McDonald di seberang Vivo City mal.
Setelah sarapan, kami naik bus, cuman sekitar 15 menit-an, kami sampai di Resort World Sentosa. Turun di lantai bawah yang deket kasino, naik tangga menuju ground floor.
Keluar dari tangga berjalan, sudah keliatan logo Universal Studio Singapore berupa bola dunia yang dikelilingi tulisan Universal Studio. Setelah berfoto-foto di depan logo USS, kami masuk kedalam Universal Studio. 2 hari sebelumnya aku sudah beli tiket USS secara online karena takut kehabisan. Harga tiket S$ 69 untuk dewasa, harga tiket sudah termasuk S$ 5 voucher untuk merchandise dan S$ 5 untuk makanan.
Di bagian pertama USS kami memasuki area Hollywood, berupa area dengan nuansa Hollywood, tidak ada atraksi khusus. Tapi semua bangunan dibuat dengan detail dan halus, kita bisa benar-benar merasakan nuansa Hollywood, dan semuanya menjadi spot berfoto yang sangat bagus. Di sini kita bisa Po dari kungfu panda dan Woody Woodpecker. Menariknya, selain antri yang tertib untuk berfoto dengan karakter itu, mereka juga menyediakan tukang foto dari studio dan 1 orang lagi yang mengambilkan foto dengan kamera kita sendiri, jadi kalaupun kita tidak membawa kamera atau hasil dari kamera kita kurang bagus, kita bisa mengambil foto yang dari studio dengan harga S$ 12 (kalau nggak salah).
Selanjutnya kami belok kanan menuju bagian Madagascar, disini ada juga spot untuk berfoto dengan 4 karakter utama film Madagascar dengan latar belakang kapal cargo yang ada di film Madagascar yang tinggi banget. Disini ada komedi putar dengan karakater-karakter Madagascar.
Selanjutnya kami ke bagian Shrek, ada spot berfoto dengan Shrek dan Princess Fionna yang cantik banget (bukan patung). Ada juga film 4 Dimensi dan roller coster mini yang cukup menegangkan.
Selanjutnya kami ke bagian Lost World, disini kami menonton pertunjukan Water World yang menampilkan cerita film Water World dengan atraksi stunt man di kolam lengkap dengan api, ledakan dan pesawat terbang seperti yang ada di filmnya.
Sayangnya, sekeluarnya dari Water World, hujan deras, sambil nunggu hujan reda kami makan di restoran Lost World yang suasananya mirip aula di film Jurrasic Park, lengkap dengan tulang dinosaurus di tengahnya. Sebenarnya kami ingin lebih lama di restoran ini sambil nunggu hujan, tapi pengunjung sudah rame banget nunggu meja yang kosong. Akhirnya kami terpaksa keluar menuju atraksi berikutnya sambil menembus hujan. Karena cuma bawa payung 1 saja, terpaksa aku sedikit berhujan-hujanan menuju atraksi berikutnya. Untungnya jarak antar atraksi cukup dekat, jadi banyak teduhan.
Sayangnya kami nggak bisa masuk atraksi yang ada di lost world, karena atraksinya terbuka dan hujan sedang deras sekali.
Di bagian MUmmy Returns, kami juga nggak sempat masuk atraksinya, walau indoor, tapi yang antri sangat banyak dan kita harus menitipkan tas, jadinya batal deh.
Selanjutnya kami masuk ke atraksi sound stage yang menampilkan suasana syuting film di studio dengan tema badai di Manhattan, lengkap dengan kapal yang seolah-olah menembus studio dan hampir menabrak penonton. Kami juge menonton pertunjukan musikal yang tidak terlalu istimewa.
Di bagian akhir sebelum area Hollywood, ada bagian yang bernuansa New York, lengkap dengan mobil klasik dan trio penyanyi cantik dengan pakaian ala pelayan restoran.
Karena sudah capek, jam 4 sore kami sudah pulang, mampir sebentar ke toko coklat dan permen untuk membeli oleh-oleh, selanjutnya kami melanjutkan pulang ke hotel.
Sesampainya di hotel, kami beristirahat, kasihan juga liat Arum yang kecapekan. Malamnya kami ke Bugis Junction untuk membeli oleh-oleh. Souvenir disini cukup murah, ada gantungan kunci/guntingan kuku Singapore yang paling murah 18 buah dapat S$10, kaos yang paling murah S$10 dapat 3. Kalau mau yang lebih bagus ada kaus yang harganya mulai S$12.5.
Kami juga beli coklat berbentuk patung Merlion dengan harga S$12.5, bermacam-macam coklat dan makanan dengan harga yang tidak terlalu berbeda dangan harga di Indonesia. Ada juga jam tangan beraneka jenis mulai S$5.

27 jan


27 Januari 2011

Kami berangkat dari Balikpapan jam 10 pagi, sampai di Jakarta jam 11-an. Rencananya kami mau nunggu di lounge yang ada di bandara Soetta sambil nunggu pesawat ke Singapur jam 17:00. Tapi ternyata kami baru bisa check in 2 jam sebelum jam keberangkatan, jadinya kami makan di Hoka-Hoka Bento sambil nunggu waktu check in.
Pesawat kami sampai Singapur jam 19:05, setelah melewati imigrasi dan pengambilan barang, kami antri untuk taksi sampai jam 8-an malam. Di imigrasi Singapur, banyak banget orang Indonesia. Nampaknya, memang sudah lumrah orang Indonesia yang ke Singapur.
Di taksi menuju hotel, sempet heran juga waktu aku cuman bilang hotel Fragrance Bugis dan supirnya tidak tahu pasti tempatnya. Sialnya aku juga tidak punya alamat lengkapnya seperti yang diminta si supir taksi. Dia menyarankan, lain kali kita harus punya alamat lengkap suatu tempat kalau mau naik taksi, karena semua taksi menggunakan GPS dan sangat mengandalkan alat tersebut. Kecuali kita mendatangi tempat yang sudah sangat terkenal. Tapi alhamdulillah, kami sampai juga ke hotel tanpa terlalu memutar-mutar.
Tarif Hotel Fragrance Bugis S$ 149, untuk kamar ukuran standar dengan single bed. Ukuran kamarnya kecil banget, cuman cukup untuk bed ukuran queen, lemari kecil dan kamar mandinya pun kecil. Memang hotel di Singapur termasuk yang paling mahal di Asia. Tapi prinsipnya, kita kan mau jalan-jalan, jadi cuman perlu kamar buat tidur dan istirahat.
Tapi hotel Fragrance Bugis ini menurutku sangat strategis, sekitar 200 meter jalan, kita sudah bisa menemukan tempat makan yang Halal, namanya Tong Seng, menu yang umum disini adalah Chiken Rice yang kebetulan merupakan kegemaran Arum. Rata-rata harga makanan disini harganya S$ 3, cukup murah. Berjarak 1 warung dari Tong Seng ini ada juga rumah makan halal yang menjual makanan arab, India dan Ayam Penyet Indonesia.

Di seberang jalan langsung ada Bugis Junction, sebuah mal cukup lengkap yang suasanya menurutku mirip mal Paris van Java di Bandung. Di seberangnya lagi ada Bugis Street, sebuah pasar yang banyak menjual souvenir dan baju-baju dengan aneka model. Sangat strategis, apalagi MRT station ada di bawah Bugis Junction ini, sekitar 500 meter dari hotel Fragrance Bugis. Sangat direkomendasikan.
Setelah melihat-lihat situasi di Bugis Street, kami kembali ke hotel untuk istirahat, karena selain sudah capek, kami juga harus menyiapkan tenaga untuk ke Universal Studio Singapore besok paginya.