Sunday, May 22, 2011

Arum dan Verbal-nya

Waktu aku jemput Arum pulang dari kursus bahasa Inggris, kami menuju Tahu Campur langganan kami. Tapi ternyata langganan kami itu tutup, dan langganan yang baru juga tutup. Karena aku sedang nyetir, aku suruh Arum untuk memberitahukan ke mamanya. Dia bilang; "Mama, tahu tek langganan kita itu nggak jualan. Tahu tek yang depan telkom yang Arum makan kemarin juga tutup. Mama mau makan apa?"
Aku waktu itu sempat amazed, kata-katanya teratur banget dan dia ngomongnya tenang banget, seolah dia membaca.
Mungkin ini pengaruh cerita-cerita yang selalu aku bacakan sebelum tidur. Walaupun cerita-cerita seram, tapi aku berusaha membacakan dengan lafal dan intonasi yang benar. Kadang-kadang kita juga mengkritik kalau ada cerita yang penceritaannya nggak runut atau tidak mengalir. Ternyata itu bisa mempengaruhi kemampuan verbalnya.

Saturday, May 14, 2011

Tradisi salim di keluargaku

Waktu liat timeline-nya @miund mengenai tradisi cium tangan/salim pada orang yang lebih tua, aku teringat pola pengajaranku kepada anakku. Pada Arum, kami tidak mengajarkan salim, kami lebih terbiasa cium pipi/bibir dan berpelukan. Saat aku pergi kerja, kami terbiasa untuk berciuman dan berpelukan, nggak pernah salim.
Menurutku, ini lebih mendekatkan kami daripada tradisi salim yang lebih pada praktik diktatorisme. Aku ingin anakku berjiwa demokratis, semua punya hak. Dan ini menurutku bisa membangkitkan rasa percaya diri anak. Jadinya sekarang di keluarga kami, tidak ada yang terlalu dominan, semuanya dibicarakan bersama.
Tapi sulitnya, dari keluarga istriku dan aku sendiri, tradisi salim itu masih kental. Jadi, Arum yang tidak terbiasa salim, kurang dianggap hormat sama orang tua.
Tapi aku bangga, tidak ada anak dikeluarga besar kami yang sangat dekat dengan bapaknya seperti anakku.
Satu lagi yang membuatku tambah yakin, di timeline @miund itu juga, resiko cium tangan dengan sembarang orang adalah adanya kemungkinan tertular penyakit. Karena kita nggak tau kan apa saja yang telah dipegang orang yang kita salimin itu?
Menghormati orang yang lebih tua bukan berarti harus salim. Lebih utama adalah bagaimana kita berbicara dan bersikap, serta menunjukan prestasi yang bisa membanggakan orang tua.

Friday, May 13, 2011

Program Hamil

Hari kamis malam kemaren, sesuai janji, istriku datang lagi ke dokter Tengku. Kali ini akan dilakukan tes kesuburan setelah 1 minggu haid. Karena mesti dibius, harus ada orang dewasa yang nemenin. Untungnya ada bu Yana, ipar istriku, yang mau nemenin istriku walaupun malam banget.
Keesokan harinya, istriku masih merasa tidak nyaman akibat tindakan ini. Dan aku salut dia mau melewati semua ketidaknyamanan ini. Biayanya untuk tes ini 1.5 juta rupiah. Nggak murah memang. Tapi semoga apa yang kami korbankan ada hasilnya. Semoga Allah memberkahi kami, apapun hasilnya. Amin.
Selanjutnya, 2 minggu lagi istriku harus kembali untuk tes kesuburan yang kedua. Dan insyaallah aku bisa nemenin.

Arum dan Konfliknya

Beberapa waktu yang lalu, Arum mengalami konflik dengan teman sekolahnya. Arum sebelumnya memang ada cerita kalau ada anak kelas lain yang tiba-tiba menuduh Arum ngomongin anak itu ke anak yang lain. Padahal aku tahu banget nggak mungkin Arum mau ngomongin orang lain, dia nggak perduli sama urusan orang lain. Mulanya kuanggap biasa aja, waktu itu aku cuman nyaranin dia untuk ngomong balik ke anak itu kalau dia nggak pernah begitu. Dia sih bilang dia cuman cuekin anak itu.
Rupanya, karena Arum nggak nanggapin, anak itu tambah menjadi-jadi, dia tambah berani sama Arum. Sampai suatu hari akibatnya Arum nangis dibuatnya. Waktu itu Kai Supir yang ngantar jemput Arum sekolah mulai kesal juga, jadi dia memarahi anak itu. Kai Supir kami ini memang sayang banget sama Arum dan Arum juga dekat sama dia.
Sorenya, ibu anak itu dan pamannya datang ke rumah melapor ke istriku. Rupanya rumahnya masih satu kompleks dengan kami. Ibunya, berdasarkan laporan anak itu, menuduh Arum telah sering ngomongin anak itu dan Kai Supir telah menendang anak itu. Istriku yang tau banget sifat Arum dan Kai Supir membantahnya, apalagi ibu itu bisa lihat sendiri kalau badan Arum itu jauh lebih kecil dari anak itu. Istriku menyuruh ibu itu menyelesaikan di sekolah aja keesokan harinya dengan Kai Supir dan Kepala Sekolah.
Besoknya, semuanya dikumpulkan, termasuk teman-teman anak itu dan teman-teman Arum. Kai Supir langsung membantah kalau dia menendang anak itu, dan hal ini dibenarkan oleh teman-teman anak itu sendiri. Akhirnya anak itu menangis dan mengaku salah.
Alhamdulillah Arum nggak jadi trauma pergi ke sekolah karenanya. Tapi aku sayangkan karena aku sendiri nggak terlalu menanggapi lebih dini masalah ini. Selain karena Arum sendiri agak susah bercerita, aku juga awalnya ingin agar Arum bisa mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri, seperti laki-laki. Tapi aku lupa bahwa Arum bukan laki-laki, walaupun dia agak galak di sekolah, tapi ada hal-hal yang bisa membuatnya tertekan.
Sekarang, aku berusaha meningkatkan kualitas komunikasi kami, terutama saat aku mengantar dan menjemputnya sekolah. Aku harap, sampai kapanpun nanti, aku bisa jadi orang tua dimana dia bisa curhat dan bercerita. Dengan begitu, kita akan bisa mengarahkan pendidikan moral dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai dia terjerumus ke hal-hal negatif karena rasa ingin tahu yang tidak terpenuhi.

Monday, May 9, 2011

Program Hamil 3

Malam ini istriku ke dokter lagi, karena dokter itu minta kalau haid, segera kembali periksa. Hasilnya, tanggal 12 ini harus kembali lagi untuk tes kesuburan dan biayanya nggak murah. Dan dokter itu juga minta harus ada orang dewasa yang menemani, karena harus dibius juga. Karena kayaknya aku belum off, mungkin mertuaku yang bakal nemenin.

Friday, May 6, 2011

Semprot

Lagi-lagi aku kena semprot supervisorku.
Waktu menerima tool yang bakalan diset, aku memang mengukur dimensi sealnya, sesuai prosedur. Dan ukurannya itu 0.04" lebih besar. Mungkin secara umum itu kecil, tapi di bidang ini, bisa sangat mempengaruhi. Pertimbanganku waktu itu, karena ini seal rubber, dia tetap akan bisa mengecil ketika melewati area sealingnya. Jadi aku memutuskan untuk tidak melaporkannya.
Waktu crew malam datang, seniorku bilang dia ragu tool itu bisa lewat dengan mudah, dan dia menyarankan untuk melaporkan ke senior supervisor. Bener aja, senior supervisor ini menyemprot aku. Aku disalahkan karena tidak melaporkannya lebih awal.
Aku terima aja semprotannya, karena bagiku itu pelajaran yang berharga. Sangat jarang kita bisa mendapatkan pelajaran dari orang sangat senior seperti dia.
Alhamdulillah, untungnya alat itu bisa diset dengan lancar. Dan pagi ini aku menghadap langsung senior supervisorku itu. Aku harus jantan menghadapinya. Dan alhamdulillah, dia mengulangi lagi "pelajarannya" itu.
Lesson learned: jangan kerja kayak robot, kita harus inisiatif dan jangan sungkan melaporkan kalau ada keanehan.

Program Hamil

Program Hamil

2 Mei 2011
Malam ini kami ke dokter Tengku lagi, untungnya nggak terlalu malam kali ini, jam 10-an aja.
Kali ini membaca hasil lab kami minggu lalu, ternyata kolesterol dan asam urat kami terlalu tinggi. Dokter menyuruh kami mengontrol makanan dan olahraga untuk menurunkan kolesterol.
Aku sempat shock juga kemaren waktu liat hasil lab kami itu. Kolesterolku 265, sedangkan batasnya adalah 200. Ini adalah pukulan telak bagiku, warning yang pertama.
Minggu lalu akhirnya kami membeli sepeda statis. 2 hari pertama aku bisa membakar 250 kalori selama satu jam. Tapi sayang, baru 2 hari aku sudah harus naik ke lokasi.