Monday, March 6, 2023

Akhir Desember 2022

Waktu itu papa, mama, Altaf dan bu Nila pergi liburan ke Jawa. Kali ini kita membawa mobil, naik kapal ke Surabaya dan lanjut jalan jalan di seputaran Jawa Timur dan Jawa Tengah. 
Sesuai dengan rencana, tanggal 21, setelah menjemput Adis di Malang, kita ke Jogja. Dan Arum, yang kebetulan juga sedang libur kuliah, menyusul ketemuan di Jogja. 
Dari Jakarta akhirnya diputuskan pake pesawat. Dari bandara Jogja, sudah papa pesankan juga kereta bandara ke kota Jogja, karena jarak dari bandara ke kota lumayan jauh. Dan memakai kereta bandara adalah pilihan terbaik. 
Sesampainya di kota Jogja, kereta bandaranya dijadwalkan sekitar jam 11:40. Awalnya direncanakan, kalau papa belum sampai Jogja, Arum ke mall dulu atau langsung ke guest house yang sudah kami pesan. 
Alhamdulillah, ternyata dari Malang kami bisa sampai Jogja sekitar jam 12 siang. Papa berusaha bisa sampai lebih cepat, selain karena agar bisa cepat ketemu Arum, juga supaya Arum tidak perlu repot repot nunggu di mall. 
Alhamdulillah, kami sampai Stasiun Jogja jam 12 lewat sedikit saja. Dan Arum janjian tunggu di area penjemputan di stasiun. Arum juga WA, kalau dia pake jaket pink dan kacamata hitam. Seolah olah papa tidak akan mengenalinya kalau dia pake jaket pink. Padahal, papa yakin bisa mengenali Arum, dengan pakaian apapun yang pakai. 
Alhamdulillah, kami sempat ngumpul sekitar 3 hari di Jogja. Tapi nggak banyak yang papa dan mama bisa bicarakan ke Arum. Papa dan mama juga bingung harus mulai dari mana. Papa hanya puas bisa melihat Arum tertidur lagi. Bisa membangunkan Arum untuk sarapan, bisa jalan jalan ke mall bareng, bisa melihat Arum saling menggoda dan memeluk Altaf, dan bisa membelikan Arum barang barang yang Arum minta. 
Waktu akhirnya Arum kembali ke Jakarta dengan kereta api. Papa, Mama, Altaf dan Adis mengantar ke stasiun. Papa turunkan Arum di area keberangkatan. Arum sempat mencium Adeknya, salim sama papa dan mama, tapi menolak untuk memeluk papa, seperti biasanya. Papa tunggu kamu masuk stasiun, memastikan kamu aman sampai masuk stasiun. Seolah olah papa takut ada yang menghalangi kamu masuk ke pintu stasiun. Padahal papa pengen memeluk Arum, mama juga pengen memeluk Arum. Tapi papa cukup puas melihat Arum memeluk adeknya. 
Tidak ada yang banyak papa bicarakan, begitu juga mama. Semua hampir seperti biasanya. Papa yakin kamu tau apa yang papa dan mama rasakan. Dan papa juga cuma bisa menebak nebak apa yang kamu rasakan, apa yang perlu kamu bicarakan, dan apa yang tidak perlu kamu bicarakan. 
Ketahuilah Arum anak papa yang tersayang. Papa nggak bisa banyak ngomong, tapi namamu tidak akan pernah lepas dari setiap doa doa yang papa dan mama panjatkan kepada Allah. Bahkan setiap adekmu berdoa, papa dan mama selalu ajarkan supaya ikut mendoakanmu. Semoga anak anak papa selalu diberikan yang terbaik. Semoga taufik dan hidayah Allah selalu diberikan kepada kalian berdua.