Wednesday, November 30, 2011

Mendengar

Arumdapta sayang, jadilah orang yang berbelas kasih. Bersikap lembutlah pada orang yang lebih muda dan orang-orang yang lebih membutuhkan.
Bersikap hormatlah pada orang tua dan keluarga.
Dan pada suamimu nanti, hormatilah dia setinggi-tingginya, walau dia lemah atau miskin, kecuali dia telah melanggar akidah agama. Papa lebih banyak bersikap lunak sama kamu bukan berarti kamu tidak perlu menghormati papa, tapi itu tanda bahwa memang papa sangat sayang sama Arum. Pantaskah orang yang sayang sama kamu, malah kamu tidak hormati.
Bukan cuma orang lain yang punya telinga, kita juga harus mau mendengarkan. Bukan cuma kita yang punya mulut, orang lain juga berhak berbicara. Karena sebenarnya, banyak mendengar lebih baik daripada banyak bicara.

Friday, November 25, 2011

Futsal


Beberapa bulan yang lalu, di Sei Meriam di dekat mess kerjaku, dibuka lapangan futsal yang baru.
Sebelumnya, di mess kalau sore-sore kami sering bermain takraw. Dengan memanfaatkan halaman mess yang lebih kecil dari lapangan takraw, hampir setiap sore kami main takraw. Waktu itu aku sudah lumayan bisa main ketika musim futsal tiba dengan dibukanya lapangan itu.
Sudah sekitar 2 bulan ini, kalau memang memungkinkan, kami main futsal sepulang kerja. Apalagi kalau ketemu crew yang pintar main bola, biasanya kami main 2 hari sekali. Pernah malah, pas 2 crew ketemu yang hampir semua bisa main futsal, kami main 3 hari berturut-turut. Akhirnya kami membuat kostum futsal yang aku koordinir atas permintaan teman-teman juga.
Aku sebenarnya nggak jago main bola, malah jelek banget. Makanya kalau main aku cuma jadi bek, that's the best I can do. Aku cuma ingin berolahraga. Dan aku tidak pernah memaksakan diri, kalau capek ya gantian. Karena banyak teman juga mau main. Istriku juga selalu mengingatkan untuk hati-hati, malah kadang melarang. Jadi kadang-kadang aku nggak bilang kalau mau main futsal. Bukannya aku mau bohong, cuma supaya dia nggak terlalu khawatir aja. Soalnya, kita seringnya main jam 10 malam. Karena kita pulang kerja rata-rata jam 9. Nggak papa deh, kan niatnya olahraga. Insyaallah.

Wednesday, November 23, 2011

16 November 2011

16 November 2011
Setelah sarapan yang banyak bersama anak istri dan mertuaku, jam 7 aku naik taksi ke Hotel Borobudur. Dan memang tidak terlalu jauh, nggak sampai 30 menit aku sampai ke hotel Borobudur.
Di sana sudah banyak juga yang menunggu untuk diinterview. Setelah lapor dan menyerahkan CV yang terbaru, aku duduk menunggu. Sambil menunggu, aku sempat ngobrol dengan beberapa orang dan ternyata sebagian besar calon pelamar tidak tahu pasti juga buat perusahaan apa, atau nanti statusnya gimana. Dari yang kudengar, yang dicari adalah posisi mechanic, assisten electric dan slickline operator. Sedangkan yang meng-interview ada 3 orang dengan tampang arab.
Waktu menunggu, diputar video mengenai National Drilling Company yang tampaknya merupakan perusahaan yang akan merekruit para pelamar ini.
Sampai jam 11 aku mulai gelisah karena belum dipanggil. Sebelumnya aku sempat disuruh nunggu, katanya nanti interview-nya lewat telepon. Di sini aku mulai jengah, sementara yang lain dipanggil bergantian, aku belum dipanggil bahkan dijanjikan cuma interview lewat telepon. Ngapain harus ke Jakarta kalau gitu?
Pas jam makan siang, kami cuma disediakan kue-kue, untung tadi sarapanku agak banyak.
Jam 2 siang, setelah tinggal 5 orang, akhirnya salah satu bos Lansima itu menanyai kami satu persatu, yang posisi mekanik sudah ditutup karena sudah diisi. Sedangkan aku, untuk posisi Slickline, nanti akan ditelpon langsung untuk interview.
Walaupun dongkol banget sebenarnya, tapi aku langsung pulang ke hotel tanpa banyak tanya-tanya. Akhirnya aku punya gambaran seperti apa Lansima ini. Kalau lain kali dia panggil lagi untuk interview, asal nggak ganggu jadwalku, mungkin aku datang.

Tuesday, November 15, 2011

15 November 2011

15 November 2011
Alhamdulillah akhirnya pak Niti datang juga menggantikan aku di barge, cuma sekitar terlambat 5 menit dari perkiraanku. Aku menargetkan sampai Balikpapan jam 7 malam, jadi kayaknya waktunya lebih dari cukup.
Alhamdulillah aku sampe rumah jam 6.15, setelah mandi dan beres-beres, kami berangkat ke bandara. Siang sebelumnya ternyata mertuaku memutuskan untuk ikut ke Jakarta untuk menengok anaknya yang di Jakarta, jadinya kita berangkat berempat.
Pesawatnya delay 1 jam, sampai jakarta pun sudah sangat malam. Ternyata, kamar yang sejam sebelumnya masih ada, sudah terisi. Jadinya kami sempat putar-putar hampir satu jam untuk mencari hotel. Sempat kami berpikir untuk ke hotel yang mahal sekalian, tapi si supir taksi yang mengantar kami pesimis bakal ada kamar kosong. Pikiran kami, masak sih nggak ada yang kosong kamar di seluruh hotel di ibukota ini?. Untungnya kami dapat kamar di hotel Millenium yang cukup bagus walau harganya cukup mahal. Nggak papa, yang penting kita bisa segera beristirahat. Aku sangat perlu beristirahat untuk persiapan job interview esok harinya.

Thursday, November 10, 2011

Movieholic

Sekitar 2 minggu yang lalu, Arum ikut acara Movieholic di tempat kursus bahasa Inggris-nya. Jadi, hari sabtu jam 2 Arum diantar Kai supir, karena waktu itu aku sedang di lokasi, dan dijemput lagi jam 6 sore. Aku sempat khawatir juga, karena inilah pertama kalinya dia pergi keluar tanpa ditemani papa mama-nya atau keluarganya. Dia dibekali handphone dan uang secukupnya agar bisa dimonitor kapan saja. Dan ternyata film yang ditonton adalah Johny English, film favoritnya.
Ternyata anakku sekarang sudah besar. Walaupun khawatir, tapi ada saatnya kita harus melepaskan anak kita mengarungi dunianya. Mudah-mudahan bekal moral yang kita berikan cukup untuknya.

Wednesday, November 9, 2011

Rekan Kerja

Entah kenapa rekan kerjaku yang satu itu. Selalu sok hebat, sok penting. Kalau memerintah rekannya sendiri selalu mengintimidasi dengan nada suaranya yang ngegas terus dan melotot melotot. Apalagi kalau ada salah sedikit, pasti dibesar-besarkan, padahal dia nggak tau persis masalahnya.
Kalau hand over, diulur-ulur, tapi kalau dia yang mau pulang maunya cepat.
Kalau job, macam-macam barang diorder, maunya semuanya berlebihan.
Wah, kalau mau disebutin semua, bisa jadi novel.
Tapi aku positif thinking aja, mungkin dia itu cuma iri sama aku. Walaupun gajiku tidak sampai setengah gajinya, tapi aku bisa lebih bahagia karena aku tidak tergantung dengan rokok, miras dan yang jelas aku punya keluarga yang saling menyayangi. Kalau dia, kayaknya nggak perduli sama keluarganya. Yang diutamakan malah hal hal lain yang lebih bersifat duniawi. Harusnya kasihan ngeliatnya.
Mungkin, kalau ada salah satu motivasi yang membuat aku keluar dari perusahaan ini, ya dia. Intinya, nggak enak kerja sama dia. Tapi perusahaan seperti tidak berdaya, jadinya ya seperti duri di pantat. Amit-amit deh.

Tokso

Minggu lalu kami ke dokter Tengku lagi. Kali ini agendanya memeriksa hasil uji TORCH. Kesimpulannya, di tubuh kami berdua ada Virus Rubella yang masih sepupu dengan virus tokso, tapi punya hobi yang sama, yaitu merusak janin. Tapi kata dokter, virus yang ada ini sifatnya tidak aktif, tidak sedang menular, tapi bisa aktif lagi dan merusak janin. Mungkin virus ini yang menyebabkan janin istriku tidak berkembang kemarin.
Jadi kami diberi obat lagi yang harus diminum selama 4 minggu secara disiplin. Prinsipnya, obat ini akan mengaktifkan virus ini dan kemudian membunuhnya. Harga obatnya lumayan mahal, hampir 900 ribu.
4 bulan lagi nanti kami akan tes darah lagi untuk memeriksa apakah virusnya itu sudah mati.
Insyaallah, ada jalan. B

Tuesday, November 8, 2011

Job interview

Beberapa hari yang lalu, aku menerima invitation letter untuk interview dari PT. Lansima di Jakarta. Istriku sebelumnya memang ada mengirim CV-ku ke Lansima ini setelah melihat info lowongan di internet. Nampaknya Lansima ini merupakan penyalur tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan di luar negeri.
Yang jadi masalah, jadwal interview ini rabu depan. Padahal rabu adalah hari crew change-ku. Kalaupun aku bisa cuma naik seminggu, tetap biasanya aku bisa off hari selasa, padahal interview-nya di Jakarta.
Mulanya aku pesimis, selain karena jadwal yang susah ini, juga karena aku nggak punya gambaran yang jelas seperti apa Lansima ini. Yang jelas, dia cuma penyalur tenaga kerja. Tapi istriku bersikeras untuk aku tetap mencobanya. Dia kayaknya sudah mulai jenuh dengan perusahaanku yang sekarang yang gajiannya suka nggak menentu.
Akhirnya aku coba nelpon pak Niti, teman sesama CO yang bisa diandalkan. Ternyata dia mau menggantikan aku tanggal 15 nanti. Syukurlah. Akhirnya aku putuskan akan mengikuti interview itu. Mengenai apa yang akan terjadi nanti di sana, aku serahkan aja pada Allah. Walaupun aku tidak diterima, paling nggak aku bisa ngajak anak istriku jalan-jalan.
Tapi masih ada kekhawatiran dalam diriku. Situasi lapangan yang tidak menentu bisa mengacaukan jadwal crew change kami. Padahal istriku sudah beli tiket pulang pergi nih.
Perhitunganku sih sudah matang, temanku pun bisa diandalkan, tapi takdir tetap di tangan Tuhan. Insyaallah, ada jalan.