Sunday, June 1, 2014

Akhir Mei

Minggu lalu papa marah habis-habisan sama Arum, kesabaran papa hilang karena Arum sudah sangat tidak sopan. Waktu turun dari kamar, Arum bilang Arum lapar dan sempat ngomel ngomel karena mama masih masak. Tapi pas mama sudah masak, bahkan piring sama nasi sudah di depanmu, kamu malah setengah membanting piring dan naik tidak mau makan. Papa marah berat, sempat papa tarik kamu keluar, tapi kamu sudah cukup kuat sehingga papa tidak bisa menarik kamu, dan papa hanya bisa mengambil BB-mu. Entah kenapa kamu bersikeras minta dibalikin BB-mu. Papa heran, mengapa BB-mu itu lebih penting buat kamu. Kamu bersikeras minta dibalikin dan minta jangan dibuka-buka. Papa sempat lihat, ternyata nomer hape papa pun tidak kamu simpan, betapa hancurnya hati papa. Selama ini kamu jarang sekali mengangkat telpon dari papa, dan ternyata kamu malah tidak menyimpan nomer papa. Sudah cukup sedih sebelumnya papa waktu kamu tidak berteman lagi dengan papa di fesbuk.
Begitu pentingnya BB-mu itu hingga kamu baru mau terpaksa makan setelah dijanjikan BB-mu dikembalikan. Tak ada sedikit pun kata maaf dari kamu, bahkan dari dulu pun kamu tidak pernah meminta maaf sama papa. Sebegitu keras hatimu. Papa nggak tahu apa salah papa sampai kamu sekeras hati itu sama papa, padahal papa selalu sayang sama kamu, apapun yang kamu mau hampir selalu papa belikan. Mungkin itu salah papa, terlalu sayang sama kamu. Saat sholat maghrib, mamamu pun menangis mengingat kamu. Papa bilang ke mamamu, yang penting anak kita selalu kita sayangi dan kita doakan yang terbaik. Jadi suatu saat nanti saat kamu melewati masa pemberontakanmu ini, yang kamu ingat adalah bahwa kami, orang tuamu adalah orang yang selalu sayang sama kamu. Dan semoga kamu bisa jadi anak yang lebih sabar, lebih bersyukur dan sholehah.
Malamnya mamamu sempat lihat status fesbuk-mu, kamu bilang bahwa kamu depresi karena telah kehilangan seseorang yang bernama Kevin, setahu kami, kamu tidak punya teman yang meninggal baru baru ini, mungkin itu teman dari aktifitas sosialmu dengan BB-mu. Seharusnya anak seumuranmu itu tidak depresi, apalagi kehidupanmu cukup terpenuhi.
Terkadang kami berharap bahwa BB-mu itu hilang atau rusak, mungkin dengan begitu kamu bisa menjadi hormat terhadap orang tuamu.