Tuesday, December 27, 2011

Kuliah

Waktu kuliah, walaupun nggak yang paling pintar, tapi nilai-nilaiku lumayan bagus. Aku nampaknya paling beruntung untuk mata kuliah Kalkulus, Mekanika, Baja dan Beton. Yang bagi sebagian besar teman-temanku merupakan momok. Tapi untuk mata kuliah pelabuhan dan statistik, aku nyerah, C aja cukup deh.
Sebenarnya dengan modal itu, aku pengen melanjutkan kuliah lagi. Malah aku sebenarnya berangan-angan untuk bisa kuliah di luar negeri, karena salah satu temanku, Monita, beruntung bisa melanjutkan S-2 ke Inggris.
Tapi aku mengubur angan-anganku itu. Bukan karena aku menyerah dengan keadaan. Kondisi keuangan keluargaku tidak memungkinkan, waktu itu masih dalam masa krisis ekonomi. Sedangkan untuk beasiswa, terus terang aku tidak tahu harus mencari kemana.
Aku cuma menjalani jalan hidup yang terbentang dihadapanku, aku tidak menyesali yang sudah terjadi yang membawaku ke titik ini.
Mungkin kalau aku waktu itu bisa melanjutkan kuliah, aku tidak akan bertemu istriku yang sekarang, yang memberiku anak yang sangat kusayangi, Arumdapta.
Alhamdulillah, ternyata sedari kecil pun Arum sudah berniat untuk sekolah di luar negeri.
Insyaallah, papa akan mewujudkan cita-citamu, sayang. Semua yang papa kerjakan sekarang untuk mewujudkan cita-citamu. Mudah-mudahan Allah mengabulkan cita-citamu yang mulia. Bukan demi papa, tapi demi ibadah. Amin.

Monday, December 26, 2011

Liburan Arum


Tanggal 24 desember kemarin Arum pergi liburan ke Jakarta, tidak dengan aku, tidak dengan mamanya, tapi dengan tantenya, bu Nila. Sudah dari minggu lalu bu Nila merencanakan liburan ke Jakarta, ke tempat tante Santi, adiknya bu Nila dan istriku. Dan waktu Arum ditawarin ikut, ternyata Arum mau, walaupun mamanya nggak ikut. Istriku nggak ikut karena uangnya nggak cukup dan karena bulan lalu kami baru dari Jakarta juga walau cuma sebentar. Lagian, bu Nila pergi sama bapak Lugi, suaminya dan 2 anaknya, Cyntia dan Adis, kalau istriku ikut juga bakal terlalu rame.
Awalnya aku ragu, bisa nggak Arum ini pergi tanpa Mama Papanya. Karena biasanya dia hampir nggak pernah pisah sama mamanya. Kalaupun pernah waktu mamanya liburan ke Bandung, Arum masih sama aku. Tapi walaupun nggak ada mamanya dia nggak cerewet. Apalagi nggak ada aku, dia sudah biasa banget.
Tapi aku dan istriku berpendapat juga mungkin ini kesempatan dia untuk belajar mandiri. Lagian dia disana sama tantenya sendiri.
Yang pinter ya sayang, jangan terlalu cerewet, tunjukan kalau kamu bisa mandiri.

Wednesday, December 21, 2011

Statusku

Terjadi lagi, crew change yang kacau. Aku cuma bekerja dengan 2 orang crew untuk 1 hari. Penyebabnya, si Dwi nggak tau kalau dia harus naik sama Kiki. Parahnya lagi, Kiki datang terlambat, selisih 3 jam dari kedatangannya Dwi, jadi kalaupun Dwi tau, tetap aja kelamaan nunggu Kiki.
Penyebab lainnya, Kiki tidak berangkat satu mobil dengan Dwi. Kiki malah berangkat sama si A yang ternyata menyempatkan diri singgah di mall di samarinda.
Aku sempet dongkol, dan kutulis di status fesbuk-ku. Kusebut juga gara-gara bos besar yang datang telat. Nah rupanya si bos besar ini, entah tau dari istrinya atau teman kami juga, baca statusku ini. Waktu tadi malam naik dan ketemu di barge dia sempet ngomong, "lain kali jangan tulis sembarangan di fesbuk, telpon aja langsung". Aku yang sudah tau maksudnya cuma mengiyakan.
Semalaman aku sempat merasa nggak enak, yang ditandai dengan mual di perutku. Bukan apa, aku bakal ketemu dia terus 2 minggu ini, kalau gini caranya, kerja kita nggak akan kondusif.
Sebenarnya bukan aku aja yang capek dan dongkol dengan tingkahnya. Orang kantor pun rupanya sudah dongkol juga. Dan aku sedikit lega juga dia tau itu, mungkin dia selama ini nggak tau kalau dia sering dicaci orang.
Tapi ada sedikit penyesalan dalam diriku, aku harusnya bisa lebih mengontrol apa yang kutuliskan di depan publik, apalagi aku tau ada resiko orang yang kusinggung bakal melihatnya.
Aaahhh.... Hal-hal gini dan orang-orang kayak gitu yang bikin aku malas kerja ditempat ini. Insyaallah kalau ada tantangan baru akan kuambil.

Thursday, December 15, 2011

Hobi

Hobi
Sebenarnya hobiku itu banyak, tapi mungkin yang paling favorit adalah membaca. Dari dulu aku suka banget membaca, dari Lima Sekawan, Musashi dan Sidney Sheldon. Dan semenjak bertambahnya umur, bergeser juga seleraku. Sekarang aku lebih suka baca novel kriminal, sejarah dan psikologi seperti karya Dan Brown, Anne Rice, Stephen King dan Dewi Lestari. Nah, Dewi Lestari ini mungkin satu-satunya penulis novel dari Indonesia yang kusukai.
Sedangkan novel-novel favoritku adalah Contact (Carl Sagan), Mummy (Anne Rice), Supernova dan Golden Compas. Bagiku novel-novel itu bisa membawa kita masuk ke dalam cerita dengan deskripsi yang detail dan menakjubkan.
Sekarang aku juga hobi berkebun. Aku suka banget menanam tanaman, terutama sayur dan buah. Di belakang rumahku aku sudah mulai menanam lombok, caisim, seledri dan mangga. Dan sekarang aku juga berniat menyusun taman di belakang rumah secara bertahap.
Tapi hobiku yang terbesar sekarang adalah menghabiskan waktu dengan anak istriku, walau itu cuma nonton tivi atau berprakarya bersama-sama. Dengan irama kerjaku yang sekarang, waktu bersama-sama terasa begitu berharga bagiku. Aku ingin anakku nanti mengingatku sebagai orang tua yang selalu berusaha dekat dengan anak istrinya. Yang menganggap bahwa, apapun yang terjadi, keluarga tetaplah yang paling berharga.