Monday, December 22, 2014

Super junior

Minggu ini Arum minta dibelikan Photobook Super Junior, waktu dia browsing sendiri harganya ternyata 1 juta-an, itupun di Malaysia. Waktu aku cari di Indonesia, ada yang harganya 750 ribu, dan dia minta dibelikan, menurut Arum itu sudah murah. Tapi aku menolaknya, karena untuk ukuran sebuah buku berisi foto foto artis korea, itu terlalu mahal. Arum harusnya belajar bahwa semua yang dia minta tidak bisa selalu dikabulkan. Walau pada dasarnya apapun yang Arum minta selalu aku belikan, sepanjang itu memang diperlukan dan bisa membawa kebaikan daripada kemudharatan. Padahal baru sebulan Arum aku belikan handphone yg harganya hampir 3 juta, itupun setelah membujuk kamu dari permintaan awal yang hape harganya 7 juta-an. Kamu harus bisa melihat sekelilingmu, ke saudara saudaramu, kamu mungkin yang paling beruntung. Adik sepupumu SYila aja harus menunggu papa memberi uang 300 ribu untuk bersekolah.
Suatu saat nanti kamu akan sadar bahwa permintaanmu itu terlalu berlebihan, nanti kau akan sadar betapa sepelenya mengidolakan seorang artis yang bahkan tidAK memiliki iman yang sama dengan kamu. Suatu saat nanti kamu akan sadar betapa berartinya uang 750 ribu itu untukmu sendiri atau untuk saudara saudaramu.
Untuk saat ini, papa akan membiarkanmu marah sama papa karena papa tidak mau membelikannya, tapi itu untuk kebaikanmu sendiri. SUatu saat nanti papa yakin kamu akan mengerti.

Papa

Waktu istriku pertama kali hamil, aku memutuskan kalau nanti anakku lahir, aku ingin dipanggil papa. Kenapa papa? Kenapa tidak bapak, abah, ayah atau abi? Bukan karena kebarat-baratan, bukan mau sok-sokan. Tapi Karena menurutku, kata papa lebih cepat diucapkan ketika anak mulai bicara belajar bicara. Aku ingin secepatnya mendengar anakku memanggil namaku, Papa. Karena dengan mendengar nama kita disebut atau dipanggil anak kita, adalah salah satu kebahagian terbesar kita.
Seperti ketika beberapa hari lalu anakku menelponku, suatu yang sangat jarang sekarang, hanya untuk menanyakan kenapa internet di hapenya tidak bisa, bisa membuatku sangat berbahagia.

Saturday, December 13, 2014

Desember 2014

Umurmu sekarang memasuki 4 bulan, alhamdulillah kamu tumbuh dengan sehat. Imunisasi untukmu juga rutin diberikan.
Alhamdulillah sejak kehadiranmu, rumah terasa jadi lebih rame kembali. Semua anggota keluarga pun sayang sama kamu. Karena selain kamu anggota keluarga yang paling kecil, kamu juga tampak menggemaskan sekali. Mamamu sangat sayang sekali sama kamu, nampaknya dia menikmati sekali momen momen mengasuhmu, hingga dia menyesali tidak bisa sepenuhnya mengasuh Arum, kakakmu, dulu. Begitu juga kakakmu Arum, dia pun tampak sayang sekali sama kamu, setiap pulang sekolah dia akan menyempatkan untuk bermain dan menciummu.
Papa juga sangat bahagia, suasana rumah jadi lebih hidup dan rame sekarang. Mamamu dan kakakmu jadi lebih sabar dan lebih akur karenamu. Setiap subuh, kalau kamu sudah bangun, papa ajak kamu ke kamar kakakmu, membaringkanmu disebelah kakakmu, lalu papa sholat subuh di dekatmu dan kakakmu. Kakakmu kalau tau kamu berbaring di sampingnya pun tidak pernah marah, malah mengajakmu bermain selagi papa sholat subuh.
Kemarin baru saja papa membeli sepeda baru yang dilengkapi dengan boncengan depan, khusus supaya papa bisa berolahraga dan mengajakmu jalan-jalan bersepeda, sekaligus mengenalkanmu dengan olahraga dan aktifitas di luar rumah. Papa ingin nanti kamu lebih aktif di luar rumah, bersepeda, berpetualang dan bermain, daripada di rumah saja bermain game atau nonton tipi. Nampaknya kamu pun suka jika diajak bersepeda, walau sampai 1 jam, kamu tetap anteng di boncengan.
Papa sudah berjanji, papa akan melewatkan waktu sebanyak mungkin denganmu. Saat ini pun papa menolak tawaran kerjaan yang membuat papa jarang bertemu denganmu. Papa nggak mau kehilangan waktu waktu pertumbuhanmu. Karena waktu itu tak akan pernah terulang lagi.
Ya Allah, berilah selalu aku kesehatan untuk bisa meihat anak anakku tumbuh besar dan sehat.

Saturday, October 4, 2014

Senyum Pertama

Umurmu sekarang sudah hampir 1 1/2 bulan. Badanmu sudah tambah gemuk, dagumu pun sudah mulai berlipat. Iu karena kamu sangat kuat nyusu, sampai sampai mamamu kewalahan, mamamu ngerasa lapar terus. Dan alhamdulillah kamu tetap sehat.
Sekarang kamu sudah bisa diajak bermain dan diajak bicara. Responmu ketika diajak bicara cuma okok-okok, sambil sesekali tersenyum. Kamu sudah bisa mengenali bau mamamu, jadi kalau ada mama lewat, kamu maunya diperhatikan.
Rupanya saat ini, ada saat saat kamu bangun tapi tidak lapar, pada saat inilah kamu bisa diajak bermain sambil menunggu kamu lapar atau ngantuk lagi. Papa senang sekali mengajakmu berbicara, apalagi kamu sudah mulai bisa merespon. Apalagi kalau kamu tersenyum, papa merasa bahagia sekali.

Monday, September 22, 2014

Jika kau besar nanti

Untuk Altaf anakku tersayang, waktu akhirnya Mamamu hamil kamu, Mamamu sempat khawatir, apakah Mama tidak ketuaan hamil di umur 42 tahun. Dari segi kesehatan memang beresiko, tapi bukan berarti tidak mungkin. Jadi selama kehamilanmu, kami selalu khawatir, tapi kekhawatiran kami imbangi dengan menjaga kesehatan, mengikuti kata kata dokter dan terutama berdoa. Alhamdulillah fase itu bisa dilewati dengan aman dengan lahirmu yang alhamdulillah sehat.
Satu lagi kekhawatiran kami, dengan usia papa yang 39 tahun saat kamu lahir, berarti di usia pensiun papa nanti, sekitar 55 tahun, kamu baru berumur 16 tahun. Saat itu papa perkirakan kamu baru mau kuliah, saat saat dimana akan banyak dibutuhkan banyak dana. Tapi seperti kekhawatiran sebelumnya, akan Papa imbangi dengan bekerja sebaik-baiknya. Ada memang asset yang sudah papa persiapkan buat kamu dan kakakmu Arumdapta, tapi papa tetap akan menjaga supaya aset itu nanti bisa aman hingga kamu besar nanti. Mungkin jika nanti asset yang papa persiapkan tidak cukup, semoga kamu dan kakakmu bisa saling membantu agar kamu bisa tetap sekolah sebaik-baiknya. Tapi jangan terlalu banyak membebani kakakmu, pada saatnya nanti kakakmu pun akan punya tanggung jawab sendiri dengan keluarganya kelak. Papa harap, paling tidak kalian tetap rukun sebagaimana seharusnya saudara.
Semua yang papa usahakan sekarang semata-mata untuk kalian berdua. Mudah-mudahan bisa lebih untuk bisa membantu saudara saudara sepupumu yang lain juga.
Tapi satu hal yang paling papa jaga sekarang adalah kesehatan papa dan mama, papa berharap kami bisa tetap hidup sehat hingga kamu dewasa dan punya anak nanti. Dan jika nanti umur kami tidak sampai melihat kalian besar nanti, papa harap kalian tetap rukun dan saling menyayangi sampai kapanpun, seperti yang selalu papa panjatkan doa kepada Allah. Semoga Allah memanjangkan umur kita dalam kesehatan dan kasing sayang.

Wednesday, September 17, 2014

Setiap subuh

Di saat aku days off di rumah, setiap terbangun sebelum subuh, aku akan segera mengambil air wudhu. Lalu naik kekamar anakku Arumdapta. Pada setiap subuh, pasti lampu kamar mandi atas lupa kamu matikan. Di dalam kamarmu, kumatikan tivi yang masih hidup walau receiver tivi kabel sudah mati. Kumatikan juga AC yang  selalu hidup kencang dengan settingan terdingin. Sementara kamu tidur nyenyak kadang dengan selimut yang terbuka. Kuselimuti badanmu sambil mencium pipimu. Lalu aku sholat tahajud dan subuh di kamarmu. Dan di akhir sholatku, aku berdoa pada Allah untuk kebaikanmu dan keluarga kita.
Saat saat inilah dimana aku bisa sedekat itu sama kamu, dan aku berusaha tidak pernah melewatkan momen ini setiap hari di saat aku days off.

Monday, September 15, 2014

September 2014

Akhir akhir ini perilakumu, Arumdapta, sering mengecewakan kami, papa dan mamamu. Sama papa kamu suka bicara ketus, sama mamamu kamu gampang marah kalau dinasehati, kalau dimintai tolong untuk mengerjakan sesuatu, kamu selalu menolak. Pada dasarnya, apa yang tidak berkenan sama kamu, kamu tolak, dan kami harus mengikuti maumu saja. Kamu harus belajar toleransi, harus bisa menimbang perasaan dan keinginan orang lain. Karena kamu tidak akan bisa hidup sendiri.
Kalau mamamu ngomel atau cerewet sebenarnya itu karena memang tugasnya, tugas mamalah untuk memastikan semua berjalan dengan baik. Kamu mungkin belum paham mengapa mamamu cerewet, tapi nanti kamu jadi ibu, kamu pasti mengerti. Kalau kamu merasa tidak suka, dengarkan saja omelan mamamu, jangan kamu melawan mamamu, apalagi kalau kamu juga balik cerewet. Sebenarnya kalian berdua itu sama sama cerewet.
Walau kadang kami sangat kesal dan marah dengan tingkahmu, tapi kami berusaha bersabar. Jika sampai kesabaran kami habis, itu berarti ilmu sabar kami belum tinggi. Mohon sabarlah kepada kami papa mamamu, karena kami sebenarnya sangat sayang sama kamu. Semarah apapun kami, kamu tetap anak kami yang kami selalu kami sayangi. Kami sadar, sebenarnya ini hanya fase, bagian dari masa pertumbuhanmu untuk menjadi dewasa.
Seburuk apapun perilakumu kepada kami, kami akan tetap menyayangimu. Bahkan jika kami harus mengulang mengasuhmu kembali dari bayi, kami akan tetap mengasuhmu dengan cinta kasih yang sama bahkan mungkin lebih. Karena bagi kami, kamu merupakan anugrah Allah yang paling besar buat kami, begitupun adikmu Altaf Malik Amma.
Papa harap, di fase ini, kamu bisa lebih bersabar dan bersyukur.

Thursday, September 11, 2014

Aqiqah

Aqiqah Altaf

Alhamdulillah tanggal 6 September kemaren kami telah melaksanakan kewajiban kami untuk melakukan aqiqah untuk anak kami Altaf Malik Amma. Pemotongan 2 ekor kambing dilakukan tanggal 5 September, hari jumat, menyesuaikan waktu di hari ke 21 kelahirannya. Begitupun cukur rambut, kami lakukan juga tanggal 5 September, sengaja kali ini aku melakukan sendiri pemotongan rambut seluruhnya sesuai ajaran nabi MUhammad SAW. Jadi sekarang Altaf gundul kepalanya, mudah-mudahan cepat tumbuh biar tambah ganteng lagi.
Alhamdulillah pas acara aqiqah yang mengundang teman dan kerabat, tamunya banyak sekali. Aku aja kewalahan menerima tamu, karena ada tamu yang dari keluarga, tetangga, rekan kerjaku baik yang dari Schlumberger, Barikin, Expro dan Nesitor. Untungnya banyak keluarga dekat kami yang membantu penyelenggaraan acara, terutama bapak Lugi yang membantu menerima tamu dan mengundang Ustad untuk mengisi ceramah. Alhamdulillah hadiah yang diterima ALtaf juga cukup banyak, walau sebenarnya kehadiran dan doa para tamu yang paling utama yang kami syukuri. Alhamdulillah makanan yang disajikan juga cukup, malah ada sedikit sisa yang bisa dibawa oleh keluarga dekat dan tetangga, sehingga tidak banyak makanan yang ubazir terbuang.
Satu kewajiban kami sebagai orang tua sudah kami laksanakan. MUdah-mudahan kewajiban kami selanjutnya untuk membesarkan dan mendidik anak kami bisa berjalan dengan baik juga hingga nanti anak anak kami bisa menjadi anak yang sholeh, sehat, pintar dan berguna bagi bangsa dan agama. Amin....

Thursday, August 28, 2014

Altaf

Kamu baru berumur 5 hari waktu papa pertama kali tinggalkan kamu untuk bekerja. Baru beberapa jam saja papa sudah kangen sama wajahmu dan sama baumu. Akhirnya papa minta mamamu mengirim fotomu setiap hari. Foto foto yang dikirim mamamu membuat papa tambah kangen, pengen pulang.
Papa juga senang karena kata mamamu kamu sekarang tambah pintar dan tambah chubby pipinya. Kakakmu Arum juga katanya senang mencium-ciummu, karena memang baumu enak banget.
Pesan papa, jadilah orang yang sholeh, jangan pernah tinggalkan sholat. Papa akan pastikan sering membawamu ke mesjid, hingga kamu mencintai masjid, dan tidak malas untuk melangkah ke mesjid. Karena banyak orang yang mampu tapi tidak pernah ke mesjid.
Jadilah anak sholeh yang bisa memberikan papa mama amal jariah, seperti doa kami selalu di setiap sholat kami.

Friday, August 22, 2014

Altaf

Alhamdulillah akhirnya anakku yang kedua yang telah lama kami semua nanti nantikan lahir dengan selamat. Sempat diwarnai kekhawatiran karena sudah tinggal seminggu waktu liburku, tapi sang bayi belum menunjukkan tanda tanda mau keluar juga. Akhirnya waktu kontrol mingguan, diputuskan untuk diinduksi. Tapi waktu diinduksi pun hampir tidak ada reaksi, jadi akhirnya diputuskan dilahirkan melalui operasi cesar.
Alhamdulilah operasinya pun lancar. Dan saat pertama kali sang bayi ditunjukan ke kami, aku hanya bisa mengucap syukur sebanyak-banyaknya. Alhamdulillah sudah Kau berikan kami tambahan keturunan.
Banyak rencana rencana yang sudah ada dibenakku bersama anakku nanti. Aku ingin bermain bersama, belajar bersama, bersepeda, ke mesjid dan mewariskan komik komik batman dan superman ku.
Sempat timbul kekhawatiran jika nanti sang kakak Arumdapta merasa cemburu dan kurang perhatian, tapi kami akan tetap berusaha sebaik-baiknya untuk tetap adil dan sayang. Karena bagaimanapun, sebenarnya Arumdapta tetap menjadi yang nomer 1.

Friday, August 15, 2014

Altaf Malik Amma

Alhamdulillah, hari ini, 15 Agustus 2014, jam 14:47,
telah lahir anak kami yang kedua.
Berjenis kelamin laki-laki, dengan berat 2.975 kg dan panjang 48 cm.
Insyaallah akan kami beri nama Altaf Malik Amma.

Monday, July 28, 2014

Lebaran 2014

Lebaran 2014

Lebaran tahun ini aku tidak di rumah, aku di lokasi, bekerja. Ini karena memang aku yang minta, karena aku mau off dari tanggal 6 agustus ini. Karena perkiraan istriku melahirkan antara tanggal 7 sampai tanggal 20 agustus. Jadi aku mengorbankan lebaran dan memilih menjadi suami siaga untuk istri dan anakku.
Sebenarnya agak sedih juga tidak berlebaran dengan keluarga, tapi sedihnya agak berkurang karena di sini aku berlebaran dengan teman teman sekerja yang senasib. Beberapa teman masih beruntung karena tanggal 30 besok ada yang days off, jadi paling tidak masih bisa merasakan suasana lebaran di rumah.
Tadi malam sebenarnya agak was was karena kerjaan plugging di sumur belum selesai, kami khawatir kalau job nya belum selesai, mungkin kami nggak bisa ikut sholat ied. Tapi alhamdulillah sebelum maghrib job nya belum selesai, walaupun belum rig down. Setelah buka puasa, kami mencoba rig down dengan kondisi gelombang yang cukup besar. Aku mewanti wanti semua crew agar sangat berhati-hati. Karena sering kali terjadi kecelakaan ketike bekerja di malam takbiran. Alhamdulillah kami bisa rig down dengan selamat.
Tadi pagi setelah sholat subuh, kami berangkat ke samarinda untuk sholat Ied. Kami sholat ied di mesjid raya Samarinda. Sholat di mesjid ini mengingatkan aku kepada almarhum bapakku. Bapakku dulu sering sekali mengajakku sholat di mesjid ini. Dan disain kubah mesjid ini juga yang akhirnya menjadi inspirasiku untuk judul Tugas Akhir ku.
Setelah sholat ied, sempat juga kami singgah di rumah salah satu crew Nesitor untuk makan buras dan roti maryam. Alhamdulillah kami masih bisa merasakan suasana lebaran walaupun tidak bersama keluarga, melainkan dengan keluarga di tempat kerja.
Aku pengen tahu sebenarnya, andai saja tahun ini aku berlebaran dengan keluargaku, akankah kiranya anakku Arumdapta mau bersalaman dan bermaaf-maafan denganku? Tahun lalu aja aku lupa, apakah dia mau bermaaf-maafan denganku. Mungkin kalaupun aku berlebaran dengan keluargaku, tapi anakku enggan bermaaf-maafan denganku, akan terasa kurang rasanya lebaran ini.

22 juli 2014

22 Juli 2014

Seperti biasa, setiap 2 minggu kami kontrol ke dokter Tengku. Alhamdulillah kata dokter si bayi sehat, beratnya pun bertambah, tapi tetap saja kurang 1 minggu ukurannya. Dan kali ini dokter dengan yakin menunjukan gambar scan USG testis sang bayi, meyakinkan perkiraan sebelumnya bahwa si bayi adalah cowok. Mudah-mudahan perkembangan si bayi terus positif hingga saatnya lahir nanti. Satu yang masih jadi dilema, apakah akan melahirkan normal atau melalui Cesar? Karena belum apa apa istriku sudah tidak merasa kuat kalau harus melahirkan normal. Tapi kita lihat saja pada saatnya nanti, kita serahkan pertimbangan pada dokter, dan kita berdoa pada Allah untuk yang terbaik saja.
Semenjak tahu jenis kelamin sang bayi adalah cowok, beribu rencana tersusun di benakku. Aku berencana mengajak anakku ini bertualang, berkemah, bersepeda, latihan bela diri dan yang penting mengajak ke mesjid. Karena selama ini aku suka iri melihat bapak bapak yang mengajak anak laki lakinya ke mesjid. Dan aku juga suka kagum liat anak anak muda yang rajin ke mesjid. Karena pemuda yang soleh merupakan aset yang sangat berharga untuk bangsa ini.
Bukannya aku tidak suka punya anak perempuan, cuma memang ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan bersama-sama anak perempuan. Tapi pengalamanku membesarkan anak perempuanku Arumdapta merupakan saat saat terindah. Walaupun sekarang Arumdapta sudah mulai menjauh, tapi aku tidak pernah menyesali pernah menyayanginya. Walaupun nanti dia nanti lebih menjauh, aku tetap tidak pernah menyesalinya. Dan jika aku harus mengulangnya lagi, aku tidak akan mengurangi sayangku, bahkan mungkin menambahnya. Bagaimanapun, Arumdapta tetap kesayanganku yang nomer satu, setelah Allah dan nabi Muhammad.

Friday, July 4, 2014

Akhir Juni

Mulai bulan ini, Mama sudah harus check-up ke dokter Tengku setiap 2 minggu. Itu artinya waktu kelahiranmu sudah mulai dekat. Perkiraan dokter, kamu akan lahir antara tanggal 8 - 20 Agustus. Alhamdulillah menurut dokter minggu ini kamu kelihatan sehat, walaupun seperti biasanya beratmu ketinggalan 1 minggu dari umurmu seharusnya. Tapi kali ini posisimu kembali terbalik, rupanya kamu masih cukup kecil hingga maih bisa berputar-putar didalam perut mamamu itu. Mamamu pun tambah sering merasakan kamu bergerak-gerak didalam sana.
Kali ini, dokter juga masih belum bisa memastikan jenis kelaminmu, tapi dalam hati kami 75 persen yakin kayaknya kamu itu perempuan. Untuk calon nama laki-laki sebenarnya kami sudah ada yang tetap, tapi untuk nama perempuan, masih sempat ada perubahan.
Papa masih sangat khawatir sebenarnya, sebelum kamu benar-benar lahir nanti. Doa papa terus papa panjatkan, semoga kamu tumbuh sehat dan proses kelahiranmu nanti bisa berjalan lancar. Amin......

Sunday, June 1, 2014

Akhir Mei

Minggu lalu papa marah habis-habisan sama Arum, kesabaran papa hilang karena Arum sudah sangat tidak sopan. Waktu turun dari kamar, Arum bilang Arum lapar dan sempat ngomel ngomel karena mama masih masak. Tapi pas mama sudah masak, bahkan piring sama nasi sudah di depanmu, kamu malah setengah membanting piring dan naik tidak mau makan. Papa marah berat, sempat papa tarik kamu keluar, tapi kamu sudah cukup kuat sehingga papa tidak bisa menarik kamu, dan papa hanya bisa mengambil BB-mu. Entah kenapa kamu bersikeras minta dibalikin BB-mu. Papa heran, mengapa BB-mu itu lebih penting buat kamu. Kamu bersikeras minta dibalikin dan minta jangan dibuka-buka. Papa sempat lihat, ternyata nomer hape papa pun tidak kamu simpan, betapa hancurnya hati papa. Selama ini kamu jarang sekali mengangkat telpon dari papa, dan ternyata kamu malah tidak menyimpan nomer papa. Sudah cukup sedih sebelumnya papa waktu kamu tidak berteman lagi dengan papa di fesbuk.
Begitu pentingnya BB-mu itu hingga kamu baru mau terpaksa makan setelah dijanjikan BB-mu dikembalikan. Tak ada sedikit pun kata maaf dari kamu, bahkan dari dulu pun kamu tidak pernah meminta maaf sama papa. Sebegitu keras hatimu. Papa nggak tahu apa salah papa sampai kamu sekeras hati itu sama papa, padahal papa selalu sayang sama kamu, apapun yang kamu mau hampir selalu papa belikan. Mungkin itu salah papa, terlalu sayang sama kamu. Saat sholat maghrib, mamamu pun menangis mengingat kamu. Papa bilang ke mamamu, yang penting anak kita selalu kita sayangi dan kita doakan yang terbaik. Jadi suatu saat nanti saat kamu melewati masa pemberontakanmu ini, yang kamu ingat adalah bahwa kami, orang tuamu adalah orang yang selalu sayang sama kamu. Dan semoga kamu bisa jadi anak yang lebih sabar, lebih bersyukur dan sholehah.
Malamnya mamamu sempat lihat status fesbuk-mu, kamu bilang bahwa kamu depresi karena telah kehilangan seseorang yang bernama Kevin, setahu kami, kamu tidak punya teman yang meninggal baru baru ini, mungkin itu teman dari aktifitas sosialmu dengan BB-mu. Seharusnya anak seumuranmu itu tidak depresi, apalagi kehidupanmu cukup terpenuhi.
Terkadang kami berharap bahwa BB-mu itu hilang atau rusak, mungkin dengan begitu kamu bisa menjadi hormat terhadap orang tuamu.

Tuesday, May 20, 2014

12 Tahun

Anakku Arumdapta Shabira Amma yang paling kusayang.
Hari ini kamu berulang tahun yang ke 12. Tidak ada doa khusus untukmu di hari ulang tahunmu ini, karena papa selalu mendoakanmu di setiap doa papa. Papa selalu berdoa agar kamu menjadi anak yang sholehah, sehat dan pintar. Mungkin itu doa yang singkat saja, tapi itu sudah sangat cukup buat papa. Tidak perlu kamu jadi yang terpintar di kelas, atau yang tercantik di Indonesia, cukuplah kamu sehat tapi dianugrahi akhlak dan iman yang membuatmu terus berusaha dan belajar.
Tapi akhir akhir ini papa juga berdoa agar kamu diberi kelembutan hati dan dijauhkan dari rasa sombong dan tinggi hati. Karena akhir akhir ini kamu nampaknya kurang lembut terhadap papa dan mamamu. Mungkin karena fase memasuki masa dewasamu hingga kamu cenderung melawan orang tuamu. Tapi papa tetap berharap kamu bisa lebih lembut dan lebih sabar kepada orang orang di sekitarmu, terutama orang tuamu. Bukan saatnya papa bersikap terlalu keras kepadamu, karena dalam fasemu sekarang, sikap keras malah bisa memperburuk keadaan. Papa tetap mencoba pendekatan yang lebih lembut untukmu, walau kadang papa hilang kesabaran padamu. Papa berharap fase ini cepat berlalu dan kamu bisa lebih sadar bahwa semuanya sebenarnya demi kebaikanmu. Papa harap yang kamu selalu ingat nanti adalah papa mengajarkan kelembutan padamu, bukan sebaliknya.
Jika papa boleh meminta, papa harap kamu bisa lebih bersyukur. Syukurilah apa yang sudah kamu miliki saat ini. Papa bekerja keras hanya supaya papa bisa memberikan yang terbaik untukmu dan untuk mamamu. Walau mungkin papa bukan yang terkaya diantara orangtua teman-temanmu, tapi papa berusaha berikan yang terbaik buatmu. Kamu harusnya bisa lebih bersyukur, karena kamu lebih beruntung dibandingkan dengan sebagian besar saudara-saudaramu. Kamu memiliki kamar yang lebih besar dari teman teman dan saudaramu, bahkan lebih besar dari kamar mamamu. Walaupun isi kamarmu dan rumah kita tidak mewah, tapi papa berharap kamu betah di dalamnya. Karena sangat penting bagi papa bahwa kamu betah tinggal di rumah dan kamarmu. Karena jika kamu tidak betah di rumahmu sendiri, papa khawatir kamu mencari kenyamanan di luar rumah. Bahkan saudara saudaramu pun menganggap rumah kita sebagai tempat liburan, tempat beristirahat.
Selamat ulang tahun anakku, papa masih ingat betul saat menggendongmu untuk pertama kali saat kamu lahir, dan papa masih takjub betapa kamu bisa tumbuh besar dan sehat hingga saat ini. Papa merindukan senyumanmu terhadap papa, yang jarang sekali papa lihat akhir akhir ini.

Thursday, May 15, 2014

May 2014

Kehadiranmu sudah mulai kami rasakan beberapa minggu ini. Semenjak kamu sudah terasa bergerak-gerak di dalam rahim mamamu. Mamamu pun begitu aktif mengajak kamu berbincang tentang segala hal hal yang kecil kecil. Mamamu merasa, kamu jadi lebih aktif bergerak, menyundul nyundul dan menendang nendang saat mamamu belum makan atau terlambat makan. Tapi kamu akan tenang dan diam saat mamamu telah makan atau kenyang, begitupun saat mamamu banyak bergerak atau sedang jalan jalan di mall.
Minggu lalu kami ke dokter Tengku lagi, alhamdulillah ukuranmu cukup sehat, walaupun berat mamamu sebenarnya turun, dokter mewanti wanti untuk makan lebih sering agar cakupan gizi dan nutrisinya cukup.
Sebenarnya kami sudah tak sabar dengan kehadiranmu di dunia ini, tapi biarlah kamu tumbuh dulu dengan sempurna di dalam perut mamamu hingga saatnya nanti.
Semoga kamu bisa tumbuh dengan sehat tanpa kurang suatu apapun, dan hingga saat kamu lahir nanti, kamu dan mamamu sehat dan selamat. Seperti itulah doa papa setiap habis sholat, tak pernah berhenti.

Wednesday, April 23, 2014

April 2014

April 2014

Awal april lalu, papa dan mama check up ke dokter Tengku. Acara ke dokter tengku menjadi acara yang selalu kita tunggu-tunggu, seolah kami akan bertemu anak kami yang cuma bisa kita temui sebulan sekali melalui citra USG.
Kali ini kamu terlihat sudah lebih besar, kakimu sudah mulai nampak, dan jantungmu sudah mulai berdetak. Tak bisa terucapkan kebahagiaan kami melihatnya. Apalagi kata dokter kondisi dan perkembanganmu cukup sehat waaupun dalam posisi melintang. Tak biasanya, dokter tengku bersedia memberitahukan perkiraan jenis kelamin bayi, katanya, keliatannya bayi perempuan. Tapi karena posisinya melintang, kata dokter masih belum terlihat jelas. Sebenarnya kami tidak mempersalahkan jenis kelamin sang bayi, karena kami sangat bersyukur karenanya, hanya saja itu akan membantu kami untuk fokus mencari nama perempuan.
Hingga saat ini, pemilihan nama bayi sudah mengerucut pada beberapa nama, nama yang merupakan bentuk doa dan harapan kami pada anak kami tercinta.
Saat ini doa yang kami selalu panjatkan adalah bayi kami dan mamanya tetap sehat, bayinya tumbuh dengan sehat tanpa ada kurang suatu apapun hingga lahir dan besar nanti. Dan semoga anak anak kami menjadi anak yang sholeh, sehat dan pintar.

Monday, March 24, 2014

Menantimu

Menantimu

Papa dan Mama sudah tidak sabar bertemu kamu, walaupun selama 16 minggu ini kamu ada di dalam rahim mamamu. Acara periksa rutin ke dokter Tengku salah satu agenda yang kita selalu tunggu tunggu, seolah acara ini adalah acara pertemuan bulanan keluarga yang jarang bertemu. Kakakmu Arumdapta pun seolah tidak pernah mau absen ikut. Terakhir waktu periksa ke dokter Tengku, kakimu sudah mulai tumbuh.
Doaku selalu, ya Allah, berikanlah kesehatan untuk Mamamu dan janin yang dikandungnya, hingga kamu lahir dan besar nanti.
Sampai saatnya kamu lahir, kami akan sabar menunggu.

Saturday, March 1, 2014

25-February-2014

Hari ini kami datang ke dokter Tengku untuk periksa kandungan rutin. Waktu di USG, mulai terlihat wujudmu, bahkan sempat terlihat tanganmu bergerak seolah melambai kepada aku, Arum dan mama. Kalau berdasarkan perkiraan dokter, usiamu harusnya sudah 14 minggu, tapi ukuranmu masih 13 minggu. DOkter juga mendiagnosa bahwa air ketubannya tidak cukup banyak, jadi mamamu harus diopname selama 3 hari untuk mendapatkan asupan gizi dan cairan yang cukup.
Papa sampai membatalkan keberangkatan papa untuk kerja demi menemani mama di rumah sakit. Awalnya papa merasa berat untuk membatalkan keberangkatan karena masalah profesionalitas. Tapi papa yakin nantinya papa tidak akan bisa berkonsentrasi bekerja jika mama masuk rumah sakit. Jadi papa batalkan bekerja dan memilih menemani mama di rumah sakit. Semua itu demi anak yang mama kandung, agar bisa tumbuh dengan sehat dan sempurna.

Friday, February 7, 2014

Senyummu dan Sakitmu

Minggu ini, seperti biasa kamu nggak pernah mau ngomong sama Papa. Kalaupun papa bertanya, kamu cuma menjawab secukupnya. Bahkan saat papa antar ke sekolah, kamu duduk di kursi belakang, persis dah kayak supir aja papa ini. Beberapa kali papa mencoba menyenangkanmu, membelikanmu CD dan kalender Super Junior, membelikan roti bakar kesukaanmu, tapi sikapmu tetap nggak berubah. Padahal papa sangat merindukanmu, di saat papa di lokasi, papa terus mengingatmu. Setiap papa nelpon mamamu, pasti kamu yang pertama papa tanyakan. Tapi Papa cukup puas melihatmu tersenyum dan bercanda dengan teman sekolahmu atau dengan kakak Tia dan Adis. Paling nggak papa tau kamu masih bisa berbahagia dan tersenyum. Papa cuma bisa menciummu di saat subuh sebelum kamu terbangun. Kata mamamu itu karena kamu sudah memasuki usia dewasa, tapi kenapa kamu seperti memusuhi papa?
Dua hari sebelum papa naik kerja, papa sempat marah sama kamu, setelah beberapa kali dibangunkan karena hampir maghrib, tapi kamu malah malas-malasan dan sempat tidur lagi hingga pas maghrib. Untuk hal ini papa memang tidak memberi toleransi, karena dampaknya sangat jelek, apalagi untuk anak perempuan yang sudah akil baliq. Tapi saat diberitahu dan dipanggil, kamu malah melawan mamamu. Papa sudah berusaha menahan marah, tapi waktu kamu melawan mamamu, papa tidak bisa diam, akhirnya papa ikut marah. Hampir saja papa memukulmu, tapi papa berusaha menahan diri, karena papa sadar memukulmu tidak akan membuatmu jadi lebih baik.
Esoknya, pulang sekolah, kamu terlihat lemas. Waktu mamamu memegang dahimu, ternyata badanmu agak hangat. Rupanya kamu tertular flu yang sebelumnya sudah menyerang kakak Edo, nenek dan mamamu. Sampai malam badanmu masih panas walau sudah diberi panadol, akhirnya papa keluar lagi untuk membeli obat demam untuk kamu. Jam 8 kamu sudah masuk kekamarmu untuk segera istirahat dan tidur. Waktu papa cek jam 9, kamu sudah tertidur, papa pegang dahimu, masih hangat. Papa elus kepalamu, papa hampir menangis melihatmu, papa sedih karena papa akan berangkat kerja besok sedangkan kamu sedang sakit. Papa jadi menyesal telah memarahi kamu sehari sebelumnya. Cukup lama papa mengelus kepalamu dan menciummu, rupanya kamu sangat capek dan sangat lelap tidurnya, mungkin karena pengaruh obat juga.
Yang papa sadari, ternyata selama ini kami dianugerahi anak yang sehat dan sangat jarang sakit. Itu mungkin berkat mamamu yang ketat dalam kebersihan, kesehatan dan makanan.
Semoga kamu selalu diberi kesehatan....

Saturday, January 4, 2014

Yang Dinanti

Kamu mungkin sekarang masih di surga, di-briefing oleh malaikat malaikat Allah, sambil menunggu giliran hingga waktunya Allah meniupkan jiwamu kedalam janin yang sedang tumbuh di rahim mamamu. Dan aku sudah tidak sabar melihatmu, memantau perkembanganmu lewat monitor USG-nya dokter Tengku. Tahukah kamu, betapa kamu sangat kami nantikan, semenjak kakakmu Arumdapta mulai bisa berjalan, semenjak usia mamamu mulai bertambah seiring kekhawatiran nya. Kehadiranmu insyaallah menambah kebahagiaan kami, melengkapi format keluarga kita.
Jika engkau laki-laki, mungkin kamu akan mengambil garis wajah mamamu, tapi dengan kepribadianku, pintar walaupun sedikit bandel, tapi menjadi pengganti aku untuk menjaga mama dan kakakmu di saat aku tidak di rumah.
Dan jika engkau perempuan, engkau pasti akan secantik kakakmu Arumdapta. Kau akan tumbuh dengan mengagumi kakakmu yang cantik dan pintar, dan kalian akan saling menyayangi. Apapun itu, yang penting bagiku kau bisa lahir dengan selamat dan sehat. Begitu pula mamamu, semoga dia bisa tetap sehat dan kuat mengandungmu hingga saatnya kamu lahir. Karena mamamu khawatir mengandung di usianya sekarang. Tapi tenang saja, kami akan menjagamu sebaik-baiknya, aku akan memastikan gizimu dan mamamu cukup dan aku akan mencari dokter yang terbaik untuk memantau kesehatanmu dan mamamu.
Aku terus berdoa di setiap doaku agar kamu dan mamamu sehat, dan semoga anak-anakku bisa jadi anak yang sehat, pintar dan sholeh. Amin....

Haddori Amma