Saturday, December 5, 2015

25 November 2015

25 November 2015

Artha Ningsasi, adikku yang paling bungsu. Karena yang paling bungsu, menjadi anak yang paling disayang sama bapakku. Kami kakak kakaknya pun sangat menyayanginya. Yang paling kuingat adalah, dia sering tertidur waktu nonton tipi di lantai bawah, jadi aku sering menggendongnya naik kekamar atas. DIa sendiri mengaku bahwa, kadang kadang dia pura pura tidur biar tetap kugendong naik kekamar.
Tanggal 25 November menjelang tengah malam kemarin dia meninggal dunia, meninggalkan kami dan 3 anak yang masih kecil kecil. Memang sudah sejak 4 bulan terakhir ini kondisinya menurun, berat badannya terus turun. Dia yang dulunya gemuk dan chubby dalam 4 bulan turun 30 kilo-an. Sudah beberapa kali masuk rumah sakit, tapi hasilnya selalu berbeda-beda. Terakhir di rumah sakit dokter memvonis kanker ovarium. Tapi sayang, waktu diketahui penyakitnya itu, sudah terlambat. Kondisinya drop sampe titik terendah. Badannya tinggal tulang, nafasnya sudah susah. Setelah koma lagi selama 2 hari, dia meninggal dunia.
Aku sedih karena tidak pernah bisa membantu banyak di saat dia sakit dan di saat dia melewati masa masa sulit bersama anak anak dan suaminya. HArus diakui, dia telah melewati masa masa sulit setelah menikah karena ulah suaminya yang kadang kadang kurang menunjukan tanggung jawab.
Setelah dia meninggal, rasanya kami ingin marah dengan suaminya, tapi kami sadar itu tidak akan mengembalikan Artha.
Selamat jalan adikku tersayang, semoga Allah menghapus dosa dosamu. Semoga penyakit yang kamu derita mengangkat dosa dosamu dan semoga anak anakmu jadi anak yang sholeh dan sholehah sehingga bisa memasukanmu ke surga.