Wednesday, February 7, 2024

Korea

Korea

Akhir bulan ini, akhirnya Arum pulang dari Korea. 
Papa dan mama merasa, selama Arum di Korea, banyak pengeluaran Papa dan mama. Mungkin papa mama kurang tau, seberapa banyak tepatnya biaya yang Arum butuhkan selama di sana. Jadi bagi papa dan mama, itu cukup besar di luar perkiraan papa. Sebenarnya papa mama berusaha ikhlas dengan semua pengeluaran itu. Bahkan mama sebenarnya cukup bangga Arum bisa belajar di luar negeri, walau cuma sebentar. 
Papa cuma mau bilang, semua yang papa keluarkan buat Arum semua karena papa mama sayang sama Arum. Tapi papa tidak minta terima kasih dari Arum, papa cuma berharap Arum bisa bersyukur sama Allah. Karena ternyata, dengan rencana Nya, semua bisa terjadi. Karena dengan kasih sayang Allah, semua bisa terjadi. Coba Arum bandingkan dengan anak anak yang lain. Banyak yang jauh kurang beruntung dari Arum. Nggak usah jauh jauh, bandingkan aja dengan sepupu sepupu Arum terdekat. Mungkin Arum yang paling beruntung. 
Itu semua karena papa mama sayang Arum, dan karena Allah juga sayang sama Arum. 
Papa juga sempat bilang, "habis lulus ini, selesai tanggung jawab papa ya.. ".
Papa harap Arum  bisa memahaminya.
Tapi kalau Arum lapar, bilang papa. Kalau pun papa tidak bisa memberi uang, Arum bisa pulang kapan saja, InsyaAllah papa berusaha agar anak papa tidak kelaparan. 
Ingatlah anak papa tersayang, nggak ada yang lebih sayang sama Arum melebihi sayang papa dan sayangnya Allah. 

Friday, September 8, 2023

TK

Dulu, waktu Arum mulai sekolah TK Arum harus masuk pagi. Karena tidak terbiasa bangun pagi, papa berusaha membangunkanmu dengan selembut mungkin. Pas sudah waktunya bangun, papa gendong kamu, bawa keluar rumah. Di luar rumah, papa bangunkan kamu dengan perlahan. Kadang sambil menunjukkan ada kucing atau hal hal lain yang bisa menarik perhatian mu. Papa tidak ingin membangunkanmu secara tiba tiba. Alhamdulillah hingga akhirnya kamu bisa bangun tanpa perlu digendong lagi. Saat kamu sudah tambah besar pun papa tidak pernah membangunkanmu secara langsung. Kadang papa mengambil kesempatan untuk menciummu sebelum kamu bangun. Papa elus elus dulu alismu yang indah. Lalu mengelus pipimu secara perlahan supaya kamu bangun. 
Begitu pun sekarang, agar Arum bisa sadar, papa akan secara perlahan menyadarkan Arum dari kesalahanmu. Papa harap, secara perlahan Arum akan sadar. Yang pasti, papa dan mama terus berdoa sama Allah, karena hanya Allah lah pemilik hidayah.
Papa harap Arum tau, betapa sayangnya papa sama Arum dan Altaf dan mama. Papa berharap kita akan berkumpul di surga bersama. 

Friday, September 1, 2023

Korean Study

Akhir Agustus ini Arum berangkat ke Korea Selatan untuk studi bahasa Korea selama kurang lebih 1 semester. Arum memang sudah lama meminta untuk diijinkan berangkat ke Korea untuk study karena memang ada program dari kampusnya. 
Sebelum papa menyetujuinya, Papa sempat nego sama Arum, kalau papa kasih, mau nggak Arum kembali ke akhlak Islami? Tapi Arum bilang tidak mau. Oke, papa kasih ijin Arum ke Korea, tapi bukan berarti papa sudah ikhlas Arum menyimpang akhlaknya. Papa mau kasih tau, bahwa papa masih berharap Arum akan kembali dapat hidayah.
Ada sedikit rasa berat di hati papa dan mama sebenarnya. Selain karena jumlahnya yang besar, juga karena mama dan papa sangat berharap akan lurusnya akhlak mu. 
Mamamu memang punya cita cita agar Arum bisa berkeliling dunia, mencari ilmu dan melihat kebesaran Allah. Sebenarnya ini juga cita cita mama yang ingin bisa berkeliling dunia. Tapi mama merelakan hartanya untuk cita cita Arum, walau Arum masih tidak mau kembali ke akhlak yang mama papa ajarkan. 
Walaupun mama kecewa, tapi mama tetap mentransfer duit buat biaya ke Korea. Mama juga selalu menyuruh papa untuk selalu mengecek ngecek "anak wedok" nya yang cantik jelita itu. 
Papa Mama masih mau memberikan Arum yang sebaik-baiknya, karena berharap Arum sadar, papa sama mama masih sayang banget sama Arum. Papa mama masih berharap Arum mau tobat. Papa mama nggak akan berhenti berdoa untuk limpahan taufiq dan hidayah untuk Arum. 
Papa tidak akan meninggalkan Arum, dan papa berdoa dan yakin bahwa Allah masih akan membimbing Arum. 
Gunakanlah akal sehatmu anak papa sayang, mana akidah yang benar. Mana akidah yang masuk akal. Mana akidah yang tidak masuk akal. 
Papa senang kamu masih rutin mengabarin papa, walau cuma hal hal kecil saja. Kamu harus tau, Papa selalu menunggu kabar dari kamu. Walau cuma kabar kamu sedang minum kopi di Indomaret. 
Maafkan papa kalau terlalu keras sama Arum. Maafkan mama kalau terlalu kaku. Maafkan juga papa kalau terlalu lembek sama kamu. Harusnya papa bisa lebih tegas mengajarkan agama padamu. Papa juga minta maaf sama Allah. Semoga dosa dosa papa diampuni, dan anak anak papa jadi anak yang sholeh dan sholehah. 

Saturday, May 20, 2023

Ulang Tahun

21 Mei 2023
Selamat ulang tahun anak papa tersayang, Arumdapta Shabira Amma. 
Papa ingat sekali momen momen kamu lahir 21 tahun lalu. Papa ingat pergi ke dokter karena tanggal perkiraan lahirmu sudah lewat. Oleh dokter langsung disarankan untuk di induce hari itu juga. 
Oleh dokter, malam itu juga dirangsang agar kontraksi. Besoknya, proses induksi nampaknya berhasil, bukaan rahim mulai berjalan. 
Papa ingat betul mamamu beberapa kali pingsan karena kesakitan. Dan setelah beberapa saat, papa ingat betul suara dokter menggunting jalan lahirmu. Suara gunting yang memotong daging. Dan akhirnya kamu lahir. Dan pertama kali papa melihatmu. Papa bukan sayang sama kamu semenjak pertama melihat mu. Tapi papa sudah sayang sama kamu semenjak kamu tumbuh didalam perut mamamu. 
Mamamu tanya sama papa, apakah kamu lahir sehat dan lengkap. Papa bilang, alhamdulillah, anak kita sehat, lengkap dan cantik. 
Papa ingat setelah itu papa pertama menggendong mu di ruang bayi, mencium ciummu dan melafazkan Adzan dan Iqomah di kedua telingamu. Mungkin kamu nggak pernah tau, berapa lama papa belajar adzan agar papa bisa melafalkan adzan sendiri saat kamu lahir. 
Hampir setiap momen bersamamu selalu papa ingat. 
Papa tetap selalu berdoa yang terbaik untuk Arum. Papa berdoa semoga Arum tetap dalam keislaman, dijauhkan dari kemusyrikan. Semoga selalu dibukakan akal dan hati agar dijauhkan dari kemusyrikan dan kelalaian akal. 
Papa berjanji selalu mendoakan agar diberi taufik dan hidayah sampai akhir hidup papa. 
Di umur 21 tahun ini, Arum harus bersiap siap, karena sebentar lagi akan memasuki masa dewasa dan mandiri. Sebentar lagi papa dan mama tidak bisa lagi sepenuhnya menyokong kehidupanmu. Kamu harus bisa mandiri, bekerja atau menikah, terlepas dari papa dan mama. 
Tapi sampai kapanpun, Arum tetap anak papa dan mama. Jangan takut bicara sama papa kalau Arum ada masalah atau kesulitan. Tapi papa dan mama tidak bisa lagi sepenuhnya menyokong mu. 
Jadilah orang yang kuat, lebih sabar dan lebih bersyukur. Berdamailah dengan mamamu dan tetaplah sayang dengan adekmu. Dia papa dan mama selalu menaungi mu. 
Ya Allah, berikanlah selalu kami sekeluarga taufik dan hidayahMu. Karena hanya Allah yang Maha Kuasa, tiada Tuhan selain Allah. 

Monday, March 6, 2023

Akhir Desember 2022

Waktu itu papa, mama, Altaf dan bu Nila pergi liburan ke Jawa. Kali ini kita membawa mobil, naik kapal ke Surabaya dan lanjut jalan jalan di seputaran Jawa Timur dan Jawa Tengah. 
Sesuai dengan rencana, tanggal 21, setelah menjemput Adis di Malang, kita ke Jogja. Dan Arum, yang kebetulan juga sedang libur kuliah, menyusul ketemuan di Jogja. 
Dari Jakarta akhirnya diputuskan pake pesawat. Dari bandara Jogja, sudah papa pesankan juga kereta bandara ke kota Jogja, karena jarak dari bandara ke kota lumayan jauh. Dan memakai kereta bandara adalah pilihan terbaik. 
Sesampainya di kota Jogja, kereta bandaranya dijadwalkan sekitar jam 11:40. Awalnya direncanakan, kalau papa belum sampai Jogja, Arum ke mall dulu atau langsung ke guest house yang sudah kami pesan. 
Alhamdulillah, ternyata dari Malang kami bisa sampai Jogja sekitar jam 12 siang. Papa berusaha bisa sampai lebih cepat, selain karena agar bisa cepat ketemu Arum, juga supaya Arum tidak perlu repot repot nunggu di mall. 
Alhamdulillah, kami sampai Stasiun Jogja jam 12 lewat sedikit saja. Dan Arum janjian tunggu di area penjemputan di stasiun. Arum juga WA, kalau dia pake jaket pink dan kacamata hitam. Seolah olah papa tidak akan mengenalinya kalau dia pake jaket pink. Padahal, papa yakin bisa mengenali Arum, dengan pakaian apapun yang pakai. 
Alhamdulillah, kami sempat ngumpul sekitar 3 hari di Jogja. Tapi nggak banyak yang papa dan mama bisa bicarakan ke Arum. Papa dan mama juga bingung harus mulai dari mana. Papa hanya puas bisa melihat Arum tertidur lagi. Bisa membangunkan Arum untuk sarapan, bisa jalan jalan ke mall bareng, bisa melihat Arum saling menggoda dan memeluk Altaf, dan bisa membelikan Arum barang barang yang Arum minta. 
Waktu akhirnya Arum kembali ke Jakarta dengan kereta api. Papa, Mama, Altaf dan Adis mengantar ke stasiun. Papa turunkan Arum di area keberangkatan. Arum sempat mencium Adeknya, salim sama papa dan mama, tapi menolak untuk memeluk papa, seperti biasanya. Papa tunggu kamu masuk stasiun, memastikan kamu aman sampai masuk stasiun. Seolah olah papa takut ada yang menghalangi kamu masuk ke pintu stasiun. Padahal papa pengen memeluk Arum, mama juga pengen memeluk Arum. Tapi papa cukup puas melihat Arum memeluk adeknya. 
Tidak ada yang banyak papa bicarakan, begitu juga mama. Semua hampir seperti biasanya. Papa yakin kamu tau apa yang papa dan mama rasakan. Dan papa juga cuma bisa menebak nebak apa yang kamu rasakan, apa yang perlu kamu bicarakan, dan apa yang tidak perlu kamu bicarakan. 
Ketahuilah Arum anak papa yang tersayang. Papa nggak bisa banyak ngomong, tapi namamu tidak akan pernah lepas dari setiap doa doa yang papa dan mama panjatkan kepada Allah. Bahkan setiap adekmu berdoa, papa dan mama selalu ajarkan supaya ikut mendoakanmu. Semoga anak anak papa selalu diberikan yang terbaik. Semoga taufik dan hidayah Allah selalu diberikan kepada kalian berdua. 

Wednesday, November 23, 2022

Awal November 2022

Awal November 2022
Pagi itu, sehari setelah Arum bilang tentang keputusannya, setelah mengantar Altaf sekolah, papa dan mama sarapan di bubur mang Ujang. Awalnya papa dan mama cuma duduk berdua. Tempatnya seperti biasa, selalu hampir penuh. Lalu, mamamu liat ada bapak bapak tua, sendirian, sedang mencari tempat duduk karena ingin makan di tempat. Sempat bapak bapak itu mau duduk di meja sebelah kami, tapi ternyata kursinya juga sudah ada yang mau menempati. Akhirnya mamamu menawarkan duduk semeja dengan kami. 
Bapak bapak itu sudah tua banget, rambutnya putih semua. Dan ternyata bapak itu ramah sekali, langsung aja bapak itu mengajak kami mengobrol. Ternyata dia pensiunan Chevron. Istrinya sedang di Jakarta, ke tempat anaknya. Dia juga cerita, istrinya itu dulu non muslim, dan alhamdulillah sudah mualaf sejak dulu awal menikah. Bapak itu bilang, "bagi Allah, nggak ada yang mustahil". Mensyukuri istrinya yang telah dalam keislaman. 
Air mata papa hampir pecah, mama juga tertegun. Sepertinya, Allah menyampaikan pesanNya kepada kami, menjawab kami, atas masalah yang baru kami alami. Pulangnya, di mobil, ceramah di radio yang kami dengarkan pun, membahas tentang hidayah. Ini seperti rentetan pesan pesan yang mungkin  ingin Allah sampaikan kepada kami, setelah sehari sebelumnya pun di radio kami mendengar ceramah tentang hidayah. 
Papa sama mama berusaha kuat, papa dan mama cuma bisa berdoa sekarang. 
Papa yakin, masih ada waktu, masih ada kesempatan untuk hidayah itu kembali kepada anak kami yang paling kami sayangi. 
Papa berjanji, papa tetap sayang sama Arum sampai kapan pun. Sama seperti janji papa dan mama untuk selalu berdoa untuk kebaikan Arum. Dan terutama kami berdoa agar hati Arum dibukakan, dan agar Allah memberi hidayah selalu untuk anak anak papa dan mama. 
Papa kangen sama Arum.

Thursday, October 27, 2022

9 September 2022

Kakak Arum sudah mau mulai kuliah offline. Jadi Papa ngantar ke Jakarta. Alhamdulillah sebelumnya kost sudah dapat lewat aplikasi MamiKost. Dengan begitu prosesnya lebih gampang. Rencananya memang begitu, cari kost lewat online, booking untuk 2-3 bulan dulu. Jadi waktu datang ke Jakarta sudah bisa langsung masuk ke kost, nggak perlu cari cari lagi. Nanti kalau dirasa kurang cocok, sambil kost di situ, cari cari kost baru. 
Alhamdulillah, sudah hampir 2 bulan ini tampaknya kakak Arum betah betah aja.
Sebenarnya awalnya Arum ditawarin untuk berangkat sendiri, tapi Arum nggak mau. Mamanya Arum juga maunya Arum tetap diantar ke Jakarta, untuk liat kondisi kost nya dan beli keperluan keperluan kostnya. Supaya tidak terlalu mengeluarkan biaya yang besar, cuma Papa saja yang mengantar Arum ke Jakarta. Dan karena cuma Papa sendirian yang mengantar, Papa cuma 3 hari aja di Jakarta.
Hari pertama datang, langsung ke kost nya Arum. Liat kondisi kamarnya sebentar, kami pergi ke Hypermart terdekat untuk beli keperluan nya Arum. Besoknya kita jalan lagi sampai malam, cari keperluan untuk Arum sekalian cari oleh oleh buat Altaf. 
Hari ketiga, kami datang ke CFD sebentar, tadinya mau cari lekker kesukaannya Arum, tapi tidak ketemu. Mau beli beli yang lain juga malas karena aku nggak bawa tas besar. Akhirnya setelah istirahat sebentar, Arum pulang ke kost-nya, dan aku ke bandara untuk pulang ke Balikpapan. 
Tidak terlalu banyak kekhawatiran kami membiarkan Arum kost di Jakarta. Apalagi dijaman online seperti sekarang, beli makan dan transportasi jadi gampang sekali. 
Beberapa kali Arum ke mall untuk jalan jalan atau ketemu teman temannya, alhamdulillah bisa aja. Malah sering pake bus Transjakarta juga. 
Uang saku yang disepakati dari awal alhamdulillah sepertinya cukup cukup aja, karena Papa dan Mama selalu berpesan, dicukup cukupin.
Alhamdulillah Arum juga belajar masak nasi, dan masak masak sederhana sendiri. Padahal waktu di Balikpapan, jarang sekali masak sendiri. 
Papa selalu berdoa, semoga Arum selalu dilindungi oleh Allah. Papa juga selalu minta Arum diberikan lingkungan terbaik, teman teman terbaik dan ilmu yang terbaik untuk kebaikan Arum. Semoga Arum dan Altaf jadi anak yang sholehah, sholeh, pintar dan kuat.