Thursday, March 11, 2010

Istri bekerja

Semenjak lulus kuliah, istriku tidak pernah nganggur, dia selalu bekerja. Sempat pindah kerja beberapa kali, hingga di Schlumberger, tempat kami pertama bertemu. Waktu kami sama-sama keluar dari Schlumberger, dan aku bekerja di Barikin, dia sempat memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Tapi karena waktu itu, gajiku tidak mencukupi dan ada kesempatan bagus di Total, walau bukan karyawan permanen, akhirnya dia bekerja lagi.
Selama 3 tahun lebih bekerja di Total, ada aja kejadian atau tingkah laku teman kerjanya yang membuat dia merasa tidak betah. Hingga ada suatu keadaan yang membuat rasa jengkelnya memuncak dan membuatnya memutuskan berhenti.
Walau aku tidak pernah meminta dia berhenti bekerja, tapi waktu itu aku bahagia sekali. Karena aku jadi lebih tenang bekerja, tahu bahwa anakku sepenuhnya diurus oleh istriku.
Ada yang sempat menyayangkan karier yang dilepas istriku, termasuk gaji yang lumayan. Tapi istriku berpendapat, lebih baik kerja keras mengurus keluarga membahagiakan anak dan suami, daripada kerja keras untuk kebahagian bos di tempat kerja.
Yang pasti, istri yang bekerja mengurus keluarga di rumah, pahalanya jauh lebih besar. Jauh lebih bernilai dari gaji yang dia dapatkan dulu.
Sudah hampir 3 tahun sejak dia berhenti kerja, dan katanya, tidak sedikitpun dia menyesal, dan tidak sedikitpun dia ingin kembali bekerja.
Terima kasih istriku, I love you full.

No comments:

Post a Comment