Monday, September 15, 2014

September 2014

Akhir akhir ini perilakumu, Arumdapta, sering mengecewakan kami, papa dan mamamu. Sama papa kamu suka bicara ketus, sama mamamu kamu gampang marah kalau dinasehati, kalau dimintai tolong untuk mengerjakan sesuatu, kamu selalu menolak. Pada dasarnya, apa yang tidak berkenan sama kamu, kamu tolak, dan kami harus mengikuti maumu saja. Kamu harus belajar toleransi, harus bisa menimbang perasaan dan keinginan orang lain. Karena kamu tidak akan bisa hidup sendiri.
Kalau mamamu ngomel atau cerewet sebenarnya itu karena memang tugasnya, tugas mamalah untuk memastikan semua berjalan dengan baik. Kamu mungkin belum paham mengapa mamamu cerewet, tapi nanti kamu jadi ibu, kamu pasti mengerti. Kalau kamu merasa tidak suka, dengarkan saja omelan mamamu, jangan kamu melawan mamamu, apalagi kalau kamu juga balik cerewet. Sebenarnya kalian berdua itu sama sama cerewet.
Walau kadang kami sangat kesal dan marah dengan tingkahmu, tapi kami berusaha bersabar. Jika sampai kesabaran kami habis, itu berarti ilmu sabar kami belum tinggi. Mohon sabarlah kepada kami papa mamamu, karena kami sebenarnya sangat sayang sama kamu. Semarah apapun kami, kamu tetap anak kami yang kami selalu kami sayangi. Kami sadar, sebenarnya ini hanya fase, bagian dari masa pertumbuhanmu untuk menjadi dewasa.
Seburuk apapun perilakumu kepada kami, kami akan tetap menyayangimu. Bahkan jika kami harus mengulang mengasuhmu kembali dari bayi, kami akan tetap mengasuhmu dengan cinta kasih yang sama bahkan mungkin lebih. Karena bagi kami, kamu merupakan anugrah Allah yang paling besar buat kami, begitupun adikmu Altaf Malik Amma.
Papa harap, di fase ini, kamu bisa lebih bersabar dan bersyukur.

No comments:

Post a Comment