Monday, January 31, 2011

30 jan




30 Januari 2011

Karena target utama yaitu Universal Studio dan Marina Bay Sands sudah kami datangi, jadi hari ini agak bebas, nggak ada target khusus. Kami memutuskan hari ini mau ke Sentosa Island, di sana ada patung Merlion besar, ada Ludge, ada pantainya yang bersih dan ada juga wahana seperti Sea World di jakarta. Tahun lalu sih sudah kesana, tapi tempatnya yang luas dan banyak tujuan wisata membuat kami merasa nggak ada ruginya kalau kesana lagi.
Sesampainya di Vivo City Mall, hujan deras, sebenarnya dari hotel kita berangkat memang sudah hujan, tapi nggak nyangka aja hujan masih berlanjut. Walaupun sebenarnya ada monorail menuju Sentosa Island, tapi tetap aja di sana bakal kehujanan. Akhirnya kami mutar-mutar dan liat-liat di Vivo City Mall aja. Sekalian istriku mau shopping juga, siapa tahu ada yang murah.
Istriku nggak beli apa-apa, pas waktunya makan siang kami makan siang di food court-nya yang namanya Banquet. Ternyata Banquet ini merupakan food court khusus makanan halal, betapa girangnya kami. Selain halal, murah pilihannya banyak lagi. Ada masakan padang, masakan melayu, cina, india/arab dan barat.
Arum seperti biasa makan Chiken Rice, sedangkan aku mencoba makan laksa. Laksa disini kita memilih sendiri jenis lauk yang mau direbus, ada berbagai jenis sayur, jamur, tahu dan siomay. Cukup murah, dengan minimal S$ 4, kita bisa dapat semangkuk laksa lezat. Aku punya prinsip, kalau pergi ke suatu tempat, jangan ragu mencoba berbagai jenis makanan, asal masih halal. Tahun lalu di Singapur juga, kami nekat nyoba makan di rumah makan arab. Hasilnya, makanan nggak habis karena porsinya yang kebanyakan dan rasanya yang terlalu kuat. Tahun ini, karena malas nyoba makanan lain, istriku ada beli ayam penyet yang dekat hotel, ternyata rasanya jauh banget dengan ayam penyet yang biasa kami beli di Indonesia. Lagian kupikir, ngapain kita pergi jauh-jauh kalau akhirnya makan makanan Indonesia juga.
Selesai makan, kami pergi ke Sentosa Board Walk yang baru dibuka sehari sebelumnya. Sentosa Board Walk ini adalah jembatan khusus pejalan kaki yang menghubungkan main land (Vivo City Mall) dengan pulau Sentosa (Resort World Sentosa) sepanjang kurang lebih 600 meter. Yang menarik, sepanjang jembatan ini dibuat sangat rapi, bersih, asri dan indah. Tidak seperti jembatan pejalan kaki biasa, disini juga disediakan tangga berjalan seperti yang ada di bandara-bandara. Disetiap sisinya penuh dengan taman, bahkan ada 4 bagian dengan temanya masing-masing. Di satu bagian malah ada toko souvenirnya. Jadi selain dengan bis atau monorail, kita juga bisa berjalan kaki sekarang menuju Sentosa Island.

Di Resort World Sentosa, kami beli coklat dan permen lagi buat oleh-oleh. Selanjutnya kami pake bis ke Vivo City dan dilanjutkan dengan MRT pulang ke hotel.
Sorenya aku nyempetin beli oleh-oleh di bugis street, cuma kaos yang S$ 10 dapat 3 biar murah meriah.
Jam 6 sore kami keluar lagi ke Vivo City, rencananya malam ini mau nonton dancing crane yang jadwalnya jam 8. Sesampainya di Vivo City kita makan malam dulu di Banquet lagi, bakal jadi favorit keluarga nih. Setelah makan kami bersiap-siap mau ke Resort World Sentosa untuk lihat dancing crane. Ternyata diluar masih hujan, Arum dan istriku sudah patah semangat, akhirnya kami bilang aja ke Arum kalau hujan, dancing crane-nya nggak ada. Untungnya Arum nggak terlalu kecewa. Akhirnya kami menemani istriku aja beli baju di mal itu. Tapi waktu jam 8 kurang 7 menit-an, aku timbang-timbang lagi, karena istriku kayaknya bakal lama milih-milih, aku mengajak Arum untuk mencoba melihat Dancing Crane dari mal, seberangnya Resort World Sentosa. Setelah di luar, masih hujan, aku ngajak Arum jalan lewat Sentosa Board Walk, maksudnya sih biar nggak langsung paling nggak bisa lihat lebih dekat. Tapi makin jauh kita jalan, belum mulai juga Dancing Crane-nya. Setelah kurang dari 3 menit-an, Dancing Crane-nya mulai, sekalian aja kami nonton langsung di tempatnya. Setelah lari sedikit, akhirnya kami sampai, dan kami hampir nggak ketinggalan sama sekali.
Dancing Crane ini berupa pertunjukan 2 buah alat mekanis berukuran tinggi total sekitar 15 meter yang mirip badan-leher dan kepala burung bangau, didadanya ada layar LED dan sayapnya berupa semprotan air, yang menari seolah-olah 2 ekor burung bangau raksasa. Walaupun cuma 10 menit, tapi pertunjukannya sangat indah, dengan tambahan permainan cahaya lampu dan gambar bergerak di dada crane itu. Ceritanya ada 2 burung bangau yang bertemu, saling jatuh cinta dan akhirnya terbang bersama-sama.
Sangat indah sekali, nggak sia-sia kami sampai lari-lari dan nonton berhujan-hujanan. Arum kulihat sangat puas sekali. Betapa bahagianya aku bisa membahagiakan anakku ini dan bisa memberikan dia pengalaman yang sangat menakjubkan ini.
Sebelum pulang dari Vivo City, kami sempat beli 3 lukisan cina yang sederhana tapi sangat bangus seharga S$25. Rencananya sih mau di bingkai dan dipajang di rumah. Kami keluar dari Vivo City Mal hampir jam setengah sebelas, nggak papa, karena ini malam terakhir kami.

No comments:

Post a Comment