Saturday, October 13, 2018

Jogja (2)

Banyak sekali yang berubah dari Jogja, jalan jalannya lebih padat dan lebih banyak. Bahkan jalan selokan yang dulunya jalan alternatif sekarang jadi salah jalan utama. Bis orange yang jadi sarana transportasi andalan mahasiswa kini sudah tidak terlihat lagi. Digantikan dengan bis bis yang lebih kecil yang lebih ramah asap knalpotnya.
Landmark dan gedung gedung yang dulu kukenal tersisa sedikit, hanya tugu jogja, yang ternyata belum pernah aku pegang selama aku tinggal di Jogja. Bioskop bioskop yang dulu kukenal, Yang paling banyak menyimpan kenangan dan cerita kini sudah tidak ada lagi. Apalagi sebuah kafe kecil di belakang bioskop Regent tempat rahasia kita sering bertemu, Aku yakin sudah tidak ada lagi. Mungkin sudah berubah menjadi kafe yang instagramable, atau sudah jadi kost kost yang makin menjamur.
Bahkan kampus UII yang sekarang sudah berubah menjadi komplek kampus yang luas, hampir seperti UGM. Sedangkan gedung kuliahku dulu, sudah ditempati jurusan lain, tertutup oleh mesjid utama.
Walaupun sudut sudut kota ini yang menghadirkan kenangan kenangan itu sudah memudar, tapi Jogja punya magis yang tak berubah. Ada sesuatu pada kota ini yang seolah menarik kita untuk membuat kenangan baru, bersama keluargaku.
Bersama anak istriku kami menikmati kota ini. Menikmati sajian kopi klothok yang walaupun sederhana tetap menarik banyak orang untuk datang. Menikmati keriuhan jalan Malioboro. Menikmati excited nya Altaf hanya dengan melihat kereta api lewat dan palang kereta api di Stasiun Tugu. Menikmati melihat gunung merapi lebih dekat dari Kali Adem. Bahkan kami menikmati saat saat kami terjebak macet waktu turun dari Kaliurang dengan cerita cerita lucu semasa aku tinggal di Jogja.
Sesekali timbul rasa sedihku, mengingat salah satu sahabat baikku yang barusan meninggal dunia. Dengannya, banyak kenangan di Jogja ini. Dan aku harus berterima kasih padanya.

1 comment: