Thursday, December 8, 2016

Instagram

Sekarang papa sering banget buka Instagram, selain sebagai media sosial papa, papa juga selalu menunggu posting-anmu Arumdapta. Dengan makin dekatnya kamu dengan media sosial dan internet, kamu terasa  makin jauh dari keluargamu sendiri. Di Instagram papa juga bisa memonitor kegiatan kamu, walau mungkin nggak bisa sepenuhnya terpantau. Paling tidak, dari posting-anmu dan kondisi yang papa liat langsung, papa bisa menebak moodmu.
Papa juga follow akun Instagram teman teman dekatmu, dan cukup terhibur kalau fotomu muncul di akun temanmu. Karena wajahmuu sendiri malah jarang nampak di akun Instagrammu. Yang paling bikin papa tersenyum waktu kamu posting video dimana adikmu Altaf juga muncul. Tapi papa juga sedih waktu kamu posting kemarahanmu sama Papa karena adikmu merusak mobil remote-mu. Kamu mempertanyakan jawaban papa yang menganggap itu nggak papa karena kamu baru saja beli sepatu lagi dengan harga yang mahal. Padahal mobil itu sudah lama rusak, dan kamu pun nggak pernah memainkannya lagi. Harusnya kamu bisa merelakannya, biar adikmu bisa main. Entah apa alasannya sampai gara gara mobil itu kamu sampai marah besar.
Mungkin nanti waktu kamu sudah jauh dari rumah, Papa cuman bisa mengintip akun Instagrammu, berharap wajahmu muncul supaya papa bisa terhibur.
Saat ini sepertinya kamu lagi gandrung sama salah satu boy band korea. Papa masih bisa mentolerirnya, masih lebih baik daripada kamu keluyuran di luar rumah dengan orang orang belum tentu berniat baik sama kamu. Tapi sayang, kamu masih sulit disuruh sholat, itu yang paling papa sedihkan sekarang. Dengan kamu bersekolah di IIHS, papa harap kamu bisa rajin sholat dan jadi anak yang bertakwa.
Saat ini sudah hampir 2 minggu kamu marahan sama mamamu. Padahal cuma karena komentar mamamu mengenai pemilihan baju hitam untuk photo year book dengan teman temanmu. Kamu jadi nggak pernah makan siang di rumah. Dan papa jadi sedih melihatnya. Kamu harus lebih bersabar dan memaklumi mamamu, papa tau kadang mamamu berlebihan kalau cerewet atau berkomentar, tapi papa lebih memilih untuk diam dan memakluminya aja.

No comments:

Post a Comment