Thursday, September 19, 2024

12 September

Hari ini Papa ketemu Arum lagi di bandara. Kalau biasanya ketemu Arum waktu papa pulang dari Qatar, tapi kali ini ketemu Arum waktu Papa mau berangkat ke Qatar.
Seperti biasa, Arum beli makan, dan Papa cuma minum aja.
Seperti biasa juga, nggak terlalu banyak yang diomongin.
Sempat Papa perhatikan alismu yang tipis,  Papa Tanya apa alismu itu dilukis juga, dan kamu bilang tidak. Dan Papa tanya juga apa Arum pake bulu mata palsu, dan Arum juga bilang tidak. Ada sedikit kebanggan dalam hati Papa, karena itu salah satu kelebihan yang bisa Papa wariskan ke Arum. Arum tetap anak papa yang paling cantik.
Papa Sempat ambil fotomu untuk mamamu. Karena mama sudah lama tidak ketemu Arum.
Banyak foto Arum yang Papa simpan. Tapi yang jadi wallpaper hape Papa tetap foto Arum dan Altaf waktu Arum Pake jilbab dan masker sama adekmu di mobil. 
Papa terus berdoa semoga Arum pake jilbab lagi, Seperti dulu.

Thursday, September 12, 2024

Coklat

Sekitar akhir Juli kemarin, Arum tiba tiba nelpon, lewat tengah malam waktu Qatar. Arum nangis sambil ngomong. Dia bilang, skripsinya tidak akan bisa selesai tepat waktu untuk bisa wisuda bulan Agustus ini. 
Karena materinya agak susah, kalaupun bisa selesai, tapi tidak akan bisa dijamin kualitas nya bagus. Kalau nggak bisa wisuda Agustus ini, Harus wisuda semester depan, jadi harus bayar kuliah satu semester lagi.
Sepertinya Arum enggan membebani Papa Mama satu semester lagi.
Tapi bagi papa mama sebenarnya nggak papa. Papa juga tau kendala kendala dalam membuat skripsi.
Papa waktu itu cuma bisa bilang "nggak papa". "Selesaikan aja baik baik, ambil waktu untuk riset lebih banyak".
Sementara Arum masih nangis sesegukan, papa bilang lagi "sudah, nggak usah nangis, nggak papa. Nanti papa belikan coklat dari sini". Seperti papa mbujuk Arum waktu kecil dengan menjanjikan coklat.
Arum nggak usah terlalu khawatir, insyaallah papa masih bisa membayar uang kuliahmu. Selesaikan aja tugas Arum untuk kuliah dengan baik. Setelah itu, Arum usahakan cari beasiswa untuk lanjut kuliah ya.

Thursday, April 25, 2024

Altaf

Waktu kakak Arum pulang lebaran ke Balikpapan, kakak senangnya bercengkrama sama adeknya di kamar adeknya sambil nonton tivi, atau sekedar main hape. Papa tau, kakak sayang betul sama adeknya. Tapi sekarang, Altaf sudah lebih besar, dia sebenarnya lebih suka sendiri di kamar nya. Bahkan sekarang Altaf jarang mau ikut sama papa dan mama kemana mana, bahkan ke mall pun Altaf malas. Seperti kakaknya, dia betah banget di kamar nya. 
Makanya, beberapa kali, Altaf tidak mau ditemani kakaknya di kamar. Walau sebenarnya papa tau, Altaf juga senang ada kakaknya. Tapi pernah Altaf tidak mau menemani kakaknya di kamar yang membuat kakaknya marah. 
Pernah juga karena keusilan kakaknya, Altaf marah. Altaf melapor ke Papa, tapi papa tidak memarahi kakak, papa cuma bilang Altaf supaya sabar. 
Altaf nangis nangis, mengunci kamar dan bilang, kenapa Altaf nggak dibela, kenapa kakak nggak dimarahin. Papa coba bujuk Altaf, tapi Altaf nggak mau, tetap dalam kamar dan nangis, sambil terus ngomong "Altaf nggak pernah dibela, kakak terus yang dibela.. ". Papa minta Altaf bukain pintu, Altaf nggak mau. Sampai mama bilang, " Biarin aja dulu Pa.. ".
Hati papa sedih sekali sebenarnya, Papa merasa nggak berdaya. Papa sulit menjelaskan sama Altaf saat itu. Papa merasa serba salah. Papa berusaha keras menjaga mood nya kakakmu. Papa harap Altaf mengerti. 
Untungnya nggak lama, Altaf sudah mau turun dipanggil mama lagi. Altaf, alhamdulillah, memang jarang sekali marah atau sedih terlalu lama. 
Malamnya, sebelum tidur, papa minta maaf sama Altaf. Papa bilang sama Altaf. "Altaf harus sabar, karena Altaf laki laki, Altaf harus lebih mengalah sama kakak. Kakak itu sebenarnya pengen bermain dan bercanda sama Altaf. Kakak itu sebenarnya sayang sama Altaf, cuma Altaf yang bisa dipeluk peluk sama kakak. Papa minta maaf ya. Nanti Altaf papa belikan Roblox atau Lego ya". Malam itu Altaf cuma mengiyakan. Altaf dan Arum sama sama anak papa, yang paling papa sayangi di dunia ini. 

Friday, April 19, 2024

23 Februari 2024

23 Februari

Waktu papa baru pulang dari kerja, ada waktu sekitar 6 jam-an transit di Jakarta. Papa kepikiran gimana kalau ngajak Arum ketemu di bandara. Karena kalau papa yang musti ke kota, agak ribet dan takut kena macet. Lalu papa tawarkan ke Arum untuk ketemu papa di bandara, walau cuma sebentar, dan ternyata kamu mau. Memang, terakhir kali papa ketemu kamu adalah lebaran tahun lalu, lalu kamu ke Korea. Jadi sudah cukup lama papa nggak ketemu kamu. 
Setelah menunggu hampir 1 jam, akhirnya Arum datang. Pas ketemu, papa buka lengan papa, menawarkan memelukmu, dan kamu mau papa peluk. Papa tidak melewatkan kesempatan ini, papa cium pipimu berulang ulang. Lama sekali rasanya sejak terakhir papa menciummu. 
Lalu papa kasih kamu coklat, trus papa ajak makan ke Solaria. Lalu papa temanin kamu menuju terminal bandara. Supaya kamu tau caranya naik kereta bandara ke kota. Sebelum papa kembali ke bandara, dan Arum sudah siap di ruang tunggu kereta bandara, papa peluk lagi Arum dan papa cium lagi pipimu berkali-kali. 
Uang yang papa berikan untuk ongkos taksimu bolak balik bandara rasanya tidak sebanding dengan kebahagian papa bisa ketemu dan mencium pipimu . 

Wednesday, February 7, 2024

Korea

Korea

Akhir bulan ini, akhirnya Arum pulang dari Korea. 
Papa dan mama merasa, selama Arum di Korea, banyak pengeluaran Papa dan mama. Mungkin papa mama kurang tau, seberapa banyak tepatnya biaya yang Arum butuhkan selama di sana. Jadi bagi papa dan mama, itu cukup besar di luar perkiraan papa. Sebenarnya papa mama berusaha ikhlas dengan semua pengeluaran itu. Bahkan mama sebenarnya cukup bangga Arum bisa belajar di luar negeri, walau cuma sebentar. 
Papa cuma mau bilang, semua yang papa keluarkan buat Arum semua karena papa mama sayang sama Arum. Tapi papa tidak minta terima kasih dari Arum, papa cuma berharap Arum bisa bersyukur sama Allah. Karena ternyata, dengan rencana Nya, semua bisa terjadi. Karena dengan kasih sayang Allah, semua bisa terjadi. Coba Arum bandingkan dengan anak anak yang lain. Banyak yang jauh kurang beruntung dari Arum. Nggak usah jauh jauh, bandingkan aja dengan sepupu sepupu Arum terdekat. Mungkin Arum yang paling beruntung. 
Itu semua karena papa mama sayang Arum, dan karena Allah juga sayang sama Arum. 
Papa juga sempat bilang, "habis lulus ini, selesai tanggung jawab papa ya.. ".
Papa harap Arum  bisa memahaminya.
Tapi kalau Arum lapar, bilang papa. Kalau pun papa tidak bisa memberi uang, Arum bisa pulang kapan saja, InsyaAllah papa berusaha agar anak papa tidak kelaparan. 
Ingatlah anak papa tersayang, nggak ada yang lebih sayang sama Arum melebihi sayang papa dan sayangnya Allah.