Temanku ini, sahabat kental waktu kuliah. Mungkin karena kami sama-sama dari kalimantan, kami lebih cepat akrab, kami juga sering jalan bareng dan ngerjain tugas bareng. Dia salah teman baikku waktu kuliah.
Temanku itu, menikah dengan teman KKN-nya waktu hampir selesai kuliah. Karena itu juga dan karena kesibukan mengerjakan tugas akhir kami agak jarang bertemu waktu kelulusan. Hingga kemudian dia kembali ke kotanya dan aku kembali ke kotaku setelah kuliah, kami jarang berkirim kabar.
Temanku ini, akhirnya kutemukan kembali seiring dengan maraknya Facebook. Kami sering berkomunikasi lewat fesbuk, dan kadang sms-an cuma untuk menjaga silaturahmi.
Temanku itu, dari status-status fesbuknya, terlihat sering dirundung gelisah. Karena aku peduli, sering aku tanyakan kenapa. Sempat dia inbox aku, dia bilang dia khawatir suaminya nikah lagi. Sebagai teman, aku berusaha menghibur dan menyemangatinya.
Temanku ini, status-status fesbuknya sering menjadi perhatianku, karena dia sering sekali update status. Aku mengikuti dari fase kegelisahannya, kecemburuannya, kemarahannya, hingga sekarang memasuki fase kepasrahannya.
Temanku ini, selalu menjawab tidak apa-apa ketika kutanya kabarnya, ketika kulihat statusnya, atau ketika aku sudah lama tidak mendengar kabarnya. Temanku, aku tidak tau pasti apa yang terjadi padamu, aku hanya bisa menerka-nerka. Aku hanya berharap kamu memang baik-baik saja. Jika ada yang bisa kubantu, mungkin hanya dengan mendengar keluh kesahmu, jangan sungkan menghubungiku.
No comments:
Post a Comment